Azalea menghembuskan napas kasar ketika dirinya hendak berangkat kerja, satpamnya bahkan tidak bisa membukakan gerbang sebab di depan sana sudah banyak sekali wartawan yang menunggu. Keributan tak ayal menghiasi pagi Azalea yang sudah cukup buruk sebab semalaman ia tak bisa tidur.
"Pak, udah bisa dibuka?" tanya Azalea pada satpam yang sedang mengintip ke luar gerbang.
"Maaf, Non. Tadi saya sudah hubungi Tuan Elzarel, katanya Non Azalea gak dibolehin keluar rumah dulu untuk sementara waktu."
Azalea mendesah pelan. Sebenarnya, ia juga mendapatkan kabar dari Kania bahwa ada banyak wartawan yang berkeliaran di sekitaran rumah sakit.
"Non, Tuan Elzarel sedang menuju ke sini. Non Lea masuk lagi aja, mobilnya biar saya yang balikin ke basement."
Setelah mempertimbangkan sesaat, Azalea akhirnya keluar dari mobil. "Minta tolong ya, Pak," ujarnya sebelum kemudian berbalik memasuki rumah orangtuanya kembali.
"Wartawan-nya masih rame, Dek?" tanya Ethan yang kini sudah rapih dengan pakaian kerjanya.
Azalea mengangguk lesu. Dia akan tinggal di rumah seharian tanpa kesibukan. Kalau biasanya ia senang mendapat banyak waktu untuk istirahat, kali ini tidak. Diam tanpa melakukan apapun hanya akan membuatnya semakin dilanda duka. Azalea hanya ingin memiliki kesibukan agar ia bisa sejenak melupakan kekhawatiran serta kerinduannya pada Ananta. Namun kini, untuk keluar rumah pun sulit ia lakukan.
"Abi bakal suruh anak buahnya Opa buat urus ini. Adek di rumah dulu aja, ya." Ethan mengusap lembut kepala putrinya yang kini sudah mendudukan diri di sofa. "Mending adek masak gih. Nanti jam sepuluhan Abi mau ke kantor polisi buat urus kasus suami kamu lagi. Ananta pasti seneng dimasakin istrinya."
Kedua mata sayu Azalea seketika berbinar. "Lea boleh ikut sekalian gak, Bi? Lea kangen banget sama Mas Ata," mohonnya penuh harap.
Sayangnya, Ethan menggeleng, tidak mengizinkan. "Gak bisa, Sayang. Untuk sementara, Adek sabar dulu, ya. Beberapa hari ke depan mungkin Ata gak bisa dijenguk dulu. Lagi pula, di luar lagi gak aman."
Karena kedatangan Azalea ke kantor polisi kemarin, akhirnya terungkaplah siapa istri dari seorang Davanka Ananta Yasa. Hal itu tentunya membuat Azalea menjadi incaran wartawan saat ini. Dia bahkan tidak diperbolehkan membuka ponsel mau pun menonton televisi sejak semalam.
Azalea, sejak dulu dia adalah satu-satunya keturunan Wiraguna yang paling terjaga privacy-nya. Azalea tidak suka jika ada pemberitaan apapun tentang dirinya, entah itu negatif atau positif sekali pun. Maka dari itu, keluarganya sangat menjaga dan menghormati keputusannya tersebut, mereka turut mengusahakan agar privacy Azalea tetap terjaga.
"Masak yang enak, ya. Nanti Abi pulang dulu buat ambil masakannya." itu adalah kalimat terakhir Ethan sebelum kemudian pria itu mengucap salam dan masuk ke mobil yang sudah terparkir tepat di depan pintu. Suara keributan dari luar samar-samar terdengar, diikuti suara mobil lain yang gantian memasuki pekarangan rumah orangtuanya.
Azalea mengintip dari jendela, rupanya mobil Elzarel. Segera ia berlari kemudian memeluk abangnya tersebut dengan begitu erat.
"Ya Allah, Dek. Pelan-pelan atuh, keserimpet nanti kamu," tegur Elzarel, meski begitu ia tetap membalas pelukan sang adik tak kalah eratnya.
"Kak Zafira gak ikut?"
"Arka sekolah, gak bisa ditinggal."
Azalea mangut-mangut, kemudian membawa Elzarel memasuki rumah.
"Loh, Abang ke sini kok gak bilang-bilang?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Eliza yang baru saja turun dengan pakaian yang sudah rapih.
"Khawatir sama adek dari semalem, Bun," balas Elzarel seraya mencium punggung tangan dan kening bunda-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
EspiritualDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...