=ANANTAZALEA=
Ananta merasa dirinya seperti orang bodoh saat ini. Ah, tepatnya sejak ia menginjakan kaki di mansion mewah milik keluarga Wiraguna. Laki-laki itu ling-lung melihat keluarga besar istrinya tengah berkumpul menikmati makan malam bersama. Tapi, bukan itu yang menjadi masalah, melainkan pukulan tongkat Eza di bahunya yang membuat Ananta seketika tersadar kalau dirinya telah melakukan kelalaian.
"Suami macam apa kamu ini? Bisa-bisanya di acara penting istri kamu, kamu dateng telat? Dengan penampilan yang gak niat seperti ini." dan rentetan omelan lainnya memenuhi telinga Ananta setelahnya. Eza baru berhenti saat Ethan menarik papa-nya tersebut sebab pria tua itu terlihat sudah engap kebanyakan bicara.
Di tempatnya, Azalea tidak tinggal diam. Dia turut beranjak untuk menghampiri Ananta, tidak membiarkan laki-laki itu dipermalukan lebih banyak lagi.
Azalea membawa suaminya menuju sebuah kamar yang merupakan tempat tidurnya kalau sedang menginap di mansion sang kakek.
Dengan cekatan Azalea mengambil alih tas kerja Ananta, kemudian mengeluarkan satu set pakaian dari paper bag yang ia bawa dari apartement tadi. Azalea sudah menebak kalau suaminya tersebut akan langsung ke sini, jadi dia berinisiatif untuk membawakan pakaian ganti.
"Mas mandi dulu, ini pakaiannya. Aku tunggu di sini, nanti kita turun bareng. Omongan Oppa jangan terlalu dipikirin ya, Mas. Oppa Eza emang kesabarannya setipis tissue dibagi dua, tapi aslinya beliau baik banget kok. Tadi aja cerewet nanyain kamu, suruh aku telponin kamu mulu karena takut kamu kenap-kenap----" ocehan Azalea menggantung begitu saja sesaat setelah ia mendapatkan serangan mendadak dari Ananta.
"Mas ...." Azalea menyentuh bahu suaminya yang kini tengah memeluk erat pinggangnya.
"Azalea, maaf. Aku bener-bener gak tau kalau kamu ulang tahun hari ini. Maaf banget, bukannya bikin kamu seneng, aku malah bikin kamu nangis tadi pagi," bisik Ananta penuh sesal.
Sungguh, rasanya ia ingin memarahi dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui kalau cucu seorang Eza Wiraguna yang berulang tahun adalah istrinya sendiri?
Dan, apa yang dirinya lakukan tadi pagi? Membuat gadis ini menangis di hari ulangtahunnya?
Sialan, Ananta! Laki-laki itu mengumpat dalam hati.
"Mas, gak papa. Aku maklum kok. Aku aja gak tau tanggal lahir kamu. Kita masih punya banyak waktu buat saling mengenal, iya 'kan?" Azalea berusaha menenangkan. Dia sungguh tak mempermasalahkan Ananta yang tidak tahu-menahu tentang hari ulang tahunnya. Azalea justru lebih mengkhawatirkan kemarahan laki-laki ini sejak pagi. Kegelisahan yang dirinya utarakan lewat chat tadi benar adanya. Azalea benar-benar takut kalau Allah Ta'alaa tidak ridha padanya karena kemarahan sang suami. Terlebih, itu terjadi karena kelalaiannya.
Mendengar penuturan istrinya yang kenuh kelapangan tersebut, Ananta makin merasa bersalah dibuatnya.
"Kenapa kamu gak bilang?"
"Aku bilang kok di chat. Tapi, mungkin Mas belum baca pesan terakhir aku, ya?"
Ya ampun! Ananta makin merutuki dirinya sendiri.
"Lea, maaf." hanya itu yang mampu dirinya utarakan.
Azalea terkekeh pelan. "Udah ah, mandi gih! Kalau kelamaan nanti diamuk Oppa Eza lagi, mau?"
Ananta berdesis pelan. Pukulan tongkat pria tua itu tadi memang tak seberapa kencang, tapi lumayan kerasa.
"Aku dipukul loh, tadi," adunya seperti anak kecil.
Azalea tertawa sebelum kemudian mengusap bekas pukulan tongkat keramat milik Eza di bahu suaminya.
"Maaf ya, Mas. Oppa tuh suka gitu emang," ujarnya dengan pipi berkedut menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
SpiritualDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...