Sejak kedatangannya di rumah sakit, Ananta sama sekali tidak berbicara kepada siapapun, kecuali pada dokter yang menangani ibunya. Laki-laki itu duduk diam dengan wajah cemas, menanti lampu merah yang berada di atas pintu ruang operasi ibunya segera berganti menjadi hijau.
Ananta sama sekali tidak menanyakan siapa yang sudah membuat ibunya mengalami hal buruk semacam ini, tapi sepertinya laki-laki itu pandai membaca keadaan. Terbukti dengan tidak sengaja Azalea mendapatinya menatap Ethan tajam beberapa kali. Apalagi, saat abinya tersebut berpamitan untuk mengantar istrinya pulang sebentar, Ananta mengatakan sesuatu yang berhasil membuat seluruh saraf di tubuh Azalea rasanya seperti berhenti berfungsi dengan baik.
"Kalau terjadi sesuatu sama ibu saya, saya tidak akan segan menuntut anda." singkat tapi memberikan efek dahsyat untuk keluarga Azalea.
Menyadari kecemasan adiknya, Elshen mengusap bahu gadis itu lembut. Saat mendengar kabar tentang kecelakaan tadi, anak pertamanya Ethan tersebut bergegas menyusul ke rumah sakit.
"Kamu gak mau pulang dulu? Udah gak ada kerjaan 'kan?" tanya Elshen penuh perhatian.
Azalea hanya tersenyum kemudian menggeleng pelan.
"Dek, Abi sama Bunda pasti khawatir liat kamu kayak gini. Gak papa, Mbak Fhia bentar lagi nyampe sini kok. Biar Mas sama Mbak yang gantian jaga."
"Gue gak butuh keberadaan kalian di sini. Silakan pulang, kalau mau." perkataan nyelekit Ananta berhasil membuat Azalea mengangkat wajahnya. Benar-benar tak ada wajah ramah yang dua hari lalu diperlihatkan Ananta padanya. Tatapan laki-laki itu dingin dan menusuk. Meski begitu, sedikit pun tak ada makian yang keluar dari mulut Ananta.
"Ta!" Arjuna yang turut menemaninya, menegur sahabatnya tersebut. Dia tahu persis kalau Ananta tidaklah sesabar yang orang-orang kira, mungkin ribuan makian sudah bercokol di kepalanya. Tapi, Ananta menahan diri untuk tidak mengutarakannya sebab ia takut Tuhan akan marah padanya dan tidak mau membantu ibunya untuk sembuh. Percayalah, Ananta bisa menjadi manusia paling menyedihkan di dunia ini jika dia sampai kehilangan satu-satunya wanita yang paling berharga di hidupnya tersebut.
Azalea mengerjap pelan, mengalihkan tatapannya dari wajah tak bersahabat Ananta. "Mas, Lea istirahat di ruangan Lea sebentar, ya. Sekalian mau bersih-bersih dulu. Nanti Lea ke sini lagi." setelah berkata demikian, gadis itu beranjak dari tempatnya.
Bersamaan dengan kepergian Azalea, azan ashar berkumandang. Arjuna menyenggol lengan Ananta di sampingnya.
"Azan tuh! Shalat sono lu! Inget Ta, nyawa manusia ada di tangan Tuhan. Dari pada lo bengong doang, mending shalat, terus berdoa buat nyokap lo." selain Haiya, Arjuna adalah orang yang selalu mengingatkan Ananta perihal kewajibannya sebagai seorang muslim. Walaupun, kadang didengar dan kadang juga tidak.
"Saya mau ke mushala. Mau bareng?" Elshen berusaha menawarkan.
Ananta tidak membalas dengan kata apapun, tapi dia beranjak mendahului saudara laki-lakinya Azalea tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
EspiritualDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...