-01. AnantAzalea🦋

8.6K 677 25
                                    

"Enggak, Anne! Yang kemarin itu terakhir!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enggak, Anne! Yang kemarin itu terakhir!"

"Er, ayolahh! Nanti malem itu konser terakhirnya di Jakarta untuk dua bulan ke depan."

Suara dentuman pulpen yang membentur meja agak keras menggema di ruangan serba putih dengan dokumen-dokumen dan beberapa peralatan medis yang tertata rapih di sana.

Erina Azalea Wiraguna menjatuhkan punggungnya di sandaran kursi sembari mendengkus jengkel. "Ajakin Anin. Kalau dia gak mau, ya udah gak usah pergi."

"What?! Er, lo tau gak, sih? Terakhir gue nonton konser sama si Putri Solo itu, dia pake konde segede gaban sampe penonton-penonton di belakang kita pada protes karena panggungnya ketutupan konde-nya dia."

Azalea menjauhkan ponselnya dari telinga sebab ocehan seorang Dianne Davika Rajendra cukup membuat indra pendengarannya berdenging.

"Ya udah gak usah pergi. Apa manfaatnya sih nonton kayak gituan? Kalau Abi sama Bunda gue tau, gue bisa dikurung sambil ngaji kitab kuning." Azalea bergidik ngeri membayangkannya. Terakhir ia ikut party acara sekolahnya saja, kedua orangtuanya sampai menyusul dan menyeret ia pulang. Di rumah? Jangan ditanya, dia kena sidang hampir dua jam lamanya, berakhir dengan disitanya mobil yang biasa ia pergunakan untuk sekolah.

"Semalem juga diizinin."

"Iya, dengan pengawalan ketat empat bodyguard opa gue."

Azalea mendengkus tat kala mendengar kekehan geli dari sebrang telpon.

"Ya udah deh, gue ikhlas gak ikut konser malam nanti. Lagi pula, bokap gue setuju kalau di birthday party gue nanti, bokap bakal undang DJ Ananta sama DJ Arjuna. Duh, bokap gue paling pengertian emang!"

Azalea hanya bisa geleng-geleng kepala. Entah apa yang membuat Dianne begitu menyukai kedua DJ yang mereka tonton semalam. Menurut Azalea, tidak ada yang wah dari dua manusia biasa tersebut. Maklum, dirinya sudah terbiasa disuguhi visual-visual yang bahkan lebih dari dua orang itu.

"Kenapa gak undang pengisi acara yang lebih bermanfaat lagi sih, An? Kayak team hadroh atau qosidahan misalnya. Biar kita sholawatan bareng, jadi pertambahan usia lo di awali dengan hal baik-baik, bukannya malah nge-dugem." Azalea tahu sarannya tidak akan didengar, tapi setidaknya dia sudah melakukan kewajibannya dengan menasihati sahabatnya tersebut.

"Erina Azalea Wiraguna. Denger ya, siangnya 'kan gue ngadain pengajian, nah malemnya konser. Gak papa dong, biar imbang gitu, loh." Dianne berusaha memposisikan dirinya seaman mungkin.

"An, kamu pernah liat orang yang nampung air pake ember bocor? Nah, itu perumpamaan yang pas buat kamu." Azalea meraih snelli miliknya kemudian memakai jas putih tersebut. "Udah dulu, ya. Aku ada jadwal cek pasien. See you, Dianne. Wassalamualaikum."

Setelah sambungan telponnya dan Dianne berakhir, Azalea langsung beranjak keluar dari ruangannya. Dia disambut oleh seorang perawat yang menyerahkan data-data pasien yang akan diperiksanya siang ini.

ANANTAZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang