=ANANTAZALEA=
Ananta merangkul bahu mungil Azalea selagi mereka berjalan keluar dari kamar. Keduanya memilih menggunakan lift untuk sampai di lantai dasar, kemudian menuju halaman belakang dimana acara kumpul keluarga tengah berlangsung. Makan malam sudah selesai tentunya.
"Mas mau makan dulu gak? Biar aku ambilin," tawar Azalea saat menyadari kalau hanya suaminya lah yang absen di makan malam tadi.
"Boleh," balas Ananta tanpa menyembunyikan rasa laparnya.
Azalea beranjak untuk mengambilkan makanan, sedangkan Ananta berusaha berbaur di tengah-tengah obrolan mertua dan kedua kakak iparnya.
"Bi, Oppa gimana? Gak kumat 'kan?" tanya Ananta. Kalau sudah dengan Ethan, Elshen, dan Alzarel, dia cukup santai. Mereka sudah sering mengobrol sebelumnya.
"Yahh begitulah, faktor U, Nak. Maaf ya, tadi Oppa bikin kamu malu," balas Ethan.
Ananta terkekeh. "Udah biasa, Bi. Lagian dari pada tersinggung, Ata lebih ngerasa lucu aja kalau lagi ribut sama Oppa."
"Persis Arel banget," komentar Elshen.
"Lo belum pernah keluar zona nyaman, sih. Isengin Oppa seru tauk. Iya gak, Ta?" Ananta hanya tertawa ringan sebagai tanggapan dari perkataan Alzarel.
"Gimana kerjaan di kantor, Nak? Aman 'kan?" tanya Ethan, mengalihkan topik.
"Aman, Bi. Cuman ya jadi lebih sibuk dari sebelumnya. Kerja di perusahaan besar lumayan juga ternyata, apalagi Ata 'kan baru pertama kali terjun di lingkup kerja yang kayak gini," papar Ananta seadanya.
"Tapi, kata Elsa kinerja kamu bagus kok, Ta. Tinggal dikembangin lagi aja." Ananta mangut-mangut sebagai tanggapan dari perkataan Elshen---kakak tertuanya Azalea.
"Denger-denger lo ambil lembur terus, Ta. Kenapa? Di awal gini jangan terlalu di-push lah, pelan-pelan gak papa. Lo udah jadi bagian keluarga Wiraguna, jangan takut di depak dari sana," lanjut Elshen.
Ananta mengernyitkan dahinya bingung. Elshen itu tidak terlibat di perusahaan, dia memiliki membangun bisnis sendiri. Jadi, dari mana sekiranya kakak iparya tersebut tahu tentang pekerjaannya?
"Elsa yang cerita." seolah peka, Elshen menjawab kebingungan Ananta.
"Oh. Gak papa sih, Mas, supaya ada bonus tambahan aja. Gaji tetapnya staff biasa 'kan gak besar, lagian gue juga gak ngapa-ngapain, balik ngantor ya di tiduran doang paling di rumah. Iya kalau Azalea lagi gak shift malam ada yang nemenin, kalau doi lagi shift malam 'kan gue cuma bengong sendiri paling di apart," jelas Ananta tanpa kebohongan, dia hanya tidak menjelaskan semuanya. Iya, tentu ada alasan lain kenapa ia kerap kali mengambil jatah lembur.
Obrolan ke-empat laki-laki itu terjeda sebab Azalea datang membawakan makanan untuk suaminya.
Ananta mengucapkan terimakasih seraya menerima makanan serta minuman dari Azalea.
"Kalian berdua jangan terlalu sibuk lah. Itu Oppa udah gak sabaran nungguin cucu dari kalian." celetukan Alzarel kali ini berhasil membuat Ananta tersedak air minum yang baru ditenggaknya. Sedangkan, Azalea mendadak tercenung atas apa yang didengarnya barusan.
"Minumnya hati-hati, Mas." Azalea mengusap punggung Ananta, mengabaikan perasaan lain yang tiba-tiba saja muncul di benaknya.
"Diajak makan di dalem aja suami kamu, Dek. Biar bisa makan dengan tenang dia." saran Elshen lekas diangguki Azalea. Ia kemudian membawa Ananta masuk menuju ruang makan.
Keduanya duduk bersisian tanpa suara. Bahkan, hingga Ananta menyelesaikan makannya, Azalea hanya tersenyum tipis kemudian mengemasi piring serta gelas bekas suaminya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
EspiritualDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...