Dokter obgyn shift malam yang mendadak tidak masuk membuat Azalea mau tak mau merelakan waktu istirahatnya untuk lembur di rumah sakit. Ada pasien darurat yang harus segera ia tangani, tak ayal menghabiskan waktu berjam-jam pula di ruang operasi ketika tubuhnya sudah didera rasa lelah.
Tuntutan pekerjaan membuat Azalea segan untuk mengeluh. Ini adalah mimpinya sejak dulu, dan berhasil membantu terlahirnya nyawa baru ke dunia selalu menciptakan keharuan tersendiri di sudut hatinya.
"Lucu ya, Dok. Bayinya kuat banget, padahal tadi saya udah ketar-ketir lihat keadaan ibunya." penuturan seorang perawat mengalihkan perhatian Azalea dari inkubator yang menampung bayi mungil di dalamnya. Setelah memeriksa keadaan bayi tersebut, dia memang sempat tertarik memperhatikan lebih lama. Rutinitas ini mendadak sering kali ia lakukan semenjak menikah. Membayangkan suatu saat nanti ia juga akan memiliki bayi lucu seperti ini, Azalea tak sanggup menahan lengkungan senyum di bibirnya.
"Dok, tadi saya dapet telpon dari Dokter Saras, katanya beliau sudah di jalan menuju ke rumah sakit, jadi Dokter Azalea bisa pulang sekarang. Saya liat-liat juga dokter pasti capek banget udah jaga dari pagi," lanjut sang perawat memberikan informasi.
Azalea mengangguk pelan. "Makasih ya, Pau. Semangat jaga malam ini," katanya sebelum memutuskan untuk pamit menuju ruangan miliknya.
Menghempaskan tubuh lelahnya di kursi kerja adalah hal yang Azalea lakukan setibanya ia di ruang kerja. Sneli yang tadi terpasang di tubuhnya sudah tergeletak mengenaskan di atas meja, pun stetoskop yang ia lempar asal ke atas bangsal.
Azalea ingin pulang, tapi rasa-rasanya ia tak akan sanggup mengendarai mobil seorang diri dengan keadaan tubuh yang terasa remuk seperti sekarang, yang ada dia hanya akan menambah pasien di ruang UGD malam ini.
Azaleaa, kamu udah punya suami sekarang! Batinnya berseru tat kala menyadari bahwa dia sudah memiliki seseorang yang---seharusnya---bisa diandalkan di keadaan-keadaan seperti ini. Hanya saja, Azalea ragu dan takut mengganggu waktu istirahat Ananta. Ini sudah hampir pukul dua belas malam, pria itu mungkin saja sudah tertidur. Namun, sekali lagi batinnya berteriak kalau Ananta bukanlah orang asing, tak perlu ada rasa segan untuk meminta tolong pada suaminya sendiri.
Setelah menimang beberapa saat, akhirnya perempuan itu benar-benar menghubungi nomor Ananta. Tidak butuh lama, suara serak khas bangun tidur suaminya tersebut terdengar memenuhi indra pendengaran Azalea.
"Mas? Udah tidur, ya?" tanya Azalea, takut Ananta marah padanya karena sudah mengganggu waktu istirahat laki-laki itu.
"Kenapa nelpon malem-malem?"
"Mas, aku boleh minta tolong?"
Ananta hanya membalas dengan deheman, mungkin setengah ngantuk juga dia.
Menghela napas panjang, Azalea menggelengkan kepalanya, dia tak mungkin meminta Ananta menjemput dengan keadaan yang ngantuk berat seperti itu. Jadi, ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya dan beristirahat di ruang kerja saja malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
SpiritualitéDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...