P R O L O G U E

39.6K 2.3K 96
                                    

Hai, apa kabar? Wkwk

Check sound dulu, ada yang baca tidakkk?

Kalau ada, ayo ramein dongg wkwk

Btw, cerita ini sebenarnya belum benar-benar mateng, tapi karena aku lagi bener-bener butuh sesuatu yang fresh, akhirnya aku matengin sambil dibawa jalan wkwk

Semoga respon kalian bagus

Aamiin

Bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya yaaa

Selamat membaca❤








Derap langkah kaki di tengah ramainya suasana kantin pada pukul sepuluh pagi itu tertimbun oleh ketidakpedulian para murid yang tengah menuntaskan rasa lapar di perut.

Beralasan bahwa itu hanya langkah biasa dari sesama murid lainnya, mereka dibuat terkejut begitu mendapati sosok 'Queen-nya Skylark' lah yang baru saja memasuki pintu kantin dengan langkah ringan. Suasana berubah 180 derajat.

Semua mata tertuju pada gadis itu—kecuali sekelompok murid yang duduk di area meja pojok kantin yang kebetulan menjadi arah tujuan dari langkah sang gadis. Bukan tidak peduli, tapi belum menyadari. Mereka asik bersenda gurau ditengah suasana hening yang melingkupi. Siul-siulan menggoda murid laki-laki di meja tersebut tertuju pada dua pasang manusia berbeda jenis kelamin yang terlihat tengah bermesraan tanpa kenal situasi dan kondisi.

Hingga ketika salah satu di antara mereka mendongak dan mendapati kehadiran seorang gadis yang berdiri tepat di belakang punggung Ketua-nya, murid laki-laki itu membelalakan matanya, kaget.

"Anjir, Queen?!" Serunya seraya berdiri dari kursi—membuat atensi teman-temannya langsung terpecah pada satu nama yang dia ucapkan.

"Queen, lo udah balik?" Tanya yang lain—tak kalah kagetnya.

Gadis itu—Queen—yang masih berdiri di tempatnya, menarik seulas senyum lembut di bibir tipisnya. "Iya, aku pulang,"

"Bukannya lusa? Kenapa gak ngabarin dulu?"

"Emangnya kenapa kalau aku nggak ngabarin? Supaya kalian bisa persiapin semuanya dengan baik, hm?"

Pertanyaan itu meluncur tanpa sedikitpun nada tajam atau intimidasi, namun nyatanya sudah lebih dari cukup untuk membuat para penghuni meja itu mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Aku tau solidaritas kalian gak perlu dipertanyakan lagi, tapi aku gak nyangka kalau solidaritas kalian juga ternyata sampe di tahap bantu nutupin perselingkuhan Ketua kalian ini. Aku kaget loh," ujar Queen dengan ekspresi kecewa yang terukir jelas di wajahnya.

"Gak gitu, Queen... kami bisa jelasin—"

"Rencananya aku mau kasih surprise. Makanya ke sini tanpa kabar. Eh, ternyata malah Elano yang kasih aku kejutan lebih dulu," kekehnya miris. Mengundang tatapan simpati para murid lain.

"Queen... "

"El," pandangan Queen beralih pada si Ketua Alargon yang sama sekali belum mengucapkan satu patah kata pun sejak mengetahui kehadirannya. Di sebelah lelaki itu ada seorang gadis yang tengah menundukkan kepalanya dalam-dalam sembari meremas erat kedua tangannya.

"Elano," panggilan Queen kali ini disertai dengan telapak tangannya yang menyentuh rahang Elano—mengarahkan wajah tegas lelaki itu agar memandang wajahnya. "Ada yang mau kamu jelasin, hm?"

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang