Yes, Queen - 33

26.2K 2.8K 844
                                    

Hai? Nungguin?

Wkwk, tumben lama di bagian comment

Tumben juga cepatnya di bagian vote ahahaha

Tapi, makasih banget yaaa, aku hargai bentuk apresiasi kalian

Chapter ini hadiah untuk usaha kalian wkwk

Nah, dari sini, kalau aku belum update, pliss ingat kalau aku udah masuk kuliah dan gak bisa leha-leha banget kayak dulu

Pasti ada aja gebrakan yang bikin aku capek fisik ataupun isi kepala. Mohon pengertiannya

Kalau kalian gak ngerti, ya gak apa-apa. Ingat aja, aku juga tipe yang keras kepala

Alasan kenapa anak-anak fiksi aku banyak yang lahir dengan sikap keras kepala, gak lain karena aku sengaja turunin sifat pribadi aku ke mereka ahahahaha

Terus, kalian tau cerita ini dari mana?

Pembaca baru, selamat datang

Pembaca lama, makasih untuk tetap setia wkwk

Vote comment di chapter ini juga jangan lupa yaa-!

Minimal bintangnya, sayang

Bantu aku juga kalau ada typo atau sejenisnya-!



Selamat membaca❤










Queen menyebutkan rasa bersyukur dalam hati karena berhasil melewati hari pertama berada di Glastama dengan sangat aman dan tenang, meski si ketua Glastor tidak bisa berhenti mencari kesempatan untuk menariknya pergi bersama.

Lebih dari itu, sambutan hangat yang diterima dari teman-teman sekelasnya, terasa jauh lebih menyenangkan dan melegakan dari apa yang ia duga.

Mereka tersenyum, mengajaknya berbicara, walaupun ia nampak kebingungan pada pertemuan pertama setelah memasuki kelas.

Untungnya, karena semua respon positif yang dirinya terima, Queen dapat menyesuaikan diri lebih cepat dengan berbaur bersama yang lainnya.

Hari pertama yang awalnya ia kira akan terasa panjang dan berat, ternyata berjalan dengan sangat ringan hingga ia tidak lagi merasakan tekanan apapun ketika harus kembali memasuki GHS pada hari kedua.

"Inti Glastor tuh mukanya emang gak ada otak semua, tapi gak banyak murid perempuan di sini yang berani deketin mereka," cetus Gia melanjutkan pembahasan yang tengah terjadi seputar para lelaki paling berpengaruh di sekolah ini.

Seraya menarik beberapa meja bagian untuk disatukan yang kemudian mengerumuni area tersebut dengan kursi untuk dijadikan tempat duduk, suasana 11 IPA 1 pagi itu nampak bagai baru saja dibentuk untuk membahas suatu rapat penting.

Para murid laki-laki yang sudah terlalu terbiasa dengan pemandangan tersebut, memilih untuk tak peduli dan fokus pada aktivitas masing-masing. Meninggalkan para siswi yang kini sibuk membahas satu topik yang tidak pernah bosan mereka ceritakan dari hari ke hari.

Glastor.

"Emangnya mereka seseram itu ya? Maudy sampai narik aku lari kemarin," Queen bertanya heran.

Dari apa yang dirinya ketahui melalui buku novel di alam bawah sadarnya, para inti Glastor, terutama Axander, merupakan orang-orang yang memiliki hierarki paling tinggi serta dikagumi, namun ditakuti pada satu waktu yang sama.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang