Yes, Queen - 32

22.6K 2.6K 1.5K
                                    

Hai? Kaget?

Ada yang nungguin? Wkwk

Pembaca lama atau baru?

Sayang, aku kan udah bilang kalau aku udah mulai masuk kuliah dari selasa minggu kemarin, sekitar tanggal 17 September

Jadi, jangan tanya aneh-aneh aku ngilang kemana, soalnya aku udah mulai diserang tugas, apalagi aku semester 5 sekarang

Lebih dari itu, aku benar-benar hargai antusiasme kalian sama cerita ini, but, kadang ada beberapa komen yang emang niatnya minta aku cepat up, tapi plis, itu bikin aku ngerasa agak terbebani

Aku gak suka update cerita karena didorong paksaan orang. Semakin dipaksa, aku malah makin males

Btw, bentuk Love language aku dari orang lain itu Words of Affirmation

Sering banget ada pembaca yang bikin aku baper bukan main sama cara mereka jabarin apresiasinya tentang karya aku. Bukan dalam artian mereka banyak puji aku, tapi ke arah cara mereka ngegambarin sosok karakter cerita yang aku buat dan kesannya untuk mereka

Itu bikin mood nulis aku cepat naik, serius. Tips aja, hahaha

Pembaca lama pasti tau kalau aku penulis yang bener-bener sensitif sama komen pembaca, jadi aku gak pernah segan untuk balas komen yang aku rasa ngeganggu mata

Hati-hati ya. Aku peringatan dari sekarang.

Bukannya aku no kritik, tapi ini cara aku untuk melindungi mental diri sendiri

Terakhir, bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya yaa-!

Eh satu lagi deng

1,2k vote + 1,5k comment, setuju?

Aku buat chapter ini sekalian panjang sama next chapter, jadi kalau uda terpenuhi, tinggal aku up lagi yang satunya

Note: Aku gak terima komen satu huruf satu huruf.

Selamat membaca❤



Dewa Hades
𝔬𝔫𝔩𝔦𝔫𝔢

|Michella

|Kamu dimana?

|Michelle...

|Jangan coba-coba untuk lari

|Kamu udah janji.


"Kamu juga udah janji!" Queen menunjuk-nunjuk layar ponselnya penuh rasa gemas sekaligus kesal.

Merasa sangat tidak habis pikir dengan betapa beraninya lelaki itu mengirim pesan demikian setelah dia terlebih dahulu melanggar janjinya tanpa pikir panjang.

Mengabaikan pesan yang baru aja diterimanya, pandangan mata Queen spontan tertuju pada pergelangan tangan kanan di mana sebuah tanda merah pekat terlukis sangat kentara pada permukaan bersih kulitnya. Gadis itu mendengus dan merasakan kembali rasa kesalnya.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang