Yes, Queen - 23

12.9K 1.6K 124
                                    

Hai? Apa kabar?

Ada yang nungguin? Wkwk

Wahh, aslii, akhirnya setelah sekian lama aku bisa up cerita ini juga ahahaha

Buat kalian yang sering nanya di chapter sebelumnya kapan up atau kenapa lama up, plis lah ya, cek dulu wall profil aku sebelum komen kayak gitu

Karena di sana aku udah jelas banget kasih info sejak satu bulan lalu kalau aku tuh lagi sibuk magang. Berangkat jam 7 pulang hampir mau maghrib terus sorenya. Capeeee pliss, otak aku gak bisa mikir buat rangkai kalimat soalnya suka langsung tepar tiap nyampe rumah

Gak tau karena aku yang belum terbiasa atau gimana, tapi yang pasti, karena aku gak bisa lanjut semua cerita di wattpad secara asal-asalan, aku lebih milih untuk gak lanjut dulu daripada hasilnya kurang memuaskan

Untungnya, kemarin itu magang mandiri dan alhamdulillah udah selesai satu bulan dan aku gak berniat nambah dua bulan, jadiii aku bisa up sekarang

Nah gitu aja penjelasannya. Pokoknya lain kali, cek dulu wall profil aku sebelum komen kenapa lama up. Aku sering kasih info di sana kalau emang ada rencana gabisa up lama dan lagi kena writers block berkepanjangan

Udah lah, pokoknya gitu, aku sebel ditagih padahal udah aku kasih kabar

Satu info bagus, aku sebenarnya lagi libur sebulan lagi ahahaha. Jadi, libur smt genap ke ganjil ini sekitar dua bulan lebih. Nah, sebulan dipake magang mandiri, sebulan lagi aku pake leha-leha wkwk

Udah ah, sekian. Btw, bantu aku tandain kalau ada typo atau sejenisnya yaaa-!

Vote comment jangan lupa-!




Selamat membaca❤






"Sebenarnya, lo ada masalah apa, dah, sama si Raja?"

Delta bertanya tidak mengerti dengan arah pandang tertuju pada tubuh tegap si pemilik jabatan ketua Glastor yang sedang berdiri dengan napas memburu ditengah kacaunya ruangan, bagai baru saja diporak-porandakan dengan sengaja.

"Dia dimana?" Axe bertanya tanpa peduli akan pertanyaan yang dilontarkan Delta. Nada suaranya terdengar berat dengan luapan amarah yang berusaha dia tekan.

Delta yang bisa merasakan aura pekat tidak mengenakkan, merasa seolah napasnya tercekat. Lelaki itu membuat ekspresi bermasalah seraya menoleh kepada Will—meminta pertolongan.

Axander Dewa Damantara dan amarahnya yang mengerikan ketika meluap, bukan sesuatu yang bisa Delta tangani seorang diri.

Salah-salah, bisa saja dia yang akan berakhir menjadi pelampiasan lelaki itu.

Biasanya, disaat-saat seperti ini, yang memiliki peran paling penting dan dapat diandalkan dalam meredam amarah Axe adalah Raja dan Xavier.

Sayangnya, tersangka yang menjadi penyebab kemarahan Axe kali ini adalah si Eksekutor Glastor itu sendiri—Daveska Raja—meski sampai detik ini, mereka masih belum bisa mengetahui alasan mengapa kedua orang paling berpengaruh di dalam perkumpulan itu bisa sampai terlibat perseteruan seperti ini.

Lalu, Xavier?

Delta benar-benar sedang sial karena nyatanya, sang teman yang belum lama ini mengalami aksi tidak mengenakkan berupa sebuah tusukan pada area perut itu, masih memiliki keinginan untuk menetap di Rumah Sakit dengan dalih pemulihan diri, walaupun tidak satupun diantara mereka yang tidak tahu bahwa semua itu hanya sebuah tipu muslihat belaka yang dilakukan guna menarik perhatian gadis incarannya.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang