Yes, Queen - 35

18.5K 2.7K 697
                                    

Hai, kaget? Wkwk

Aku mau up kemaren-kemaren, cuma gak ada waktu buat nulis. Tiap malem aku ketiduran terus tiap habis kuliah

Capek banget serius, makanya chapter ini aku cicil, semoga feel nya dapet

Bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya yaa-!

Ini 3,2k words ya, hasil aku cut buat next chapt karena kebanyakan

Btw, salam kenal, aku dari Bogor, kalian dari mana?

Kalian tipikal introvert atau ekstrovert?

Kebetulan aku introvert sosial, introvert yang bisa keliatan kayak ekstrovert juga wkwk

Terus, hobi kalian apa sih?

Aku iseng sih nanya ini biar rame ahahaha. Udah ah sekian

Vote comment jangan lupa, sayang-!


Selamat membaca❤








"Aku baru aja gali kuburan sendiri 'kan?"

"Di sekolah ini, aku buat orang nomor satu di sini marah sampai kayak gitu, namanya cari mati 'kan?"

"Ini beneran udah gila gak, sih?"

Raja hanya bisa tertawa melihat raut frustasi yang adiknya tunjukkan setelah gadis itu jauh lebih tenang dibanding sebelumnya.

Tepat seperti apa yang ia duga, Queen pasti akan menyesali semua yang telah ia lakukan ketika amarah si gadis meluruh dan otak rasionalnya kembali bekerja dengan normal.

Mengambil Ruang Kesehatan sebagai tempat untuk keduanya dapat menghindar dari banyak pandangan, Raja memberikan waktu bagi Queen untuk menenangkan dirinya hingga berakhir merutuki semua tingkah laku, di saat ia sendiri tengah sibuk memoles alkohol pada luka berdarah di wajahnya.

"Omong-omong, Kak," Queen mengangkat kepalanya saat teringat akan sesuatu.

"Hm?" Raja merespon tanpa menoleh. Dia berdiri di depan cermin untuk membantu tangannya mengoles obat di area yang tepat.

"Abis berantem sampai bikin kantin berantakan kayak tadi, Kakak sama Axe gak akan dipanggil ke ruang Konseling?" Tanyanya penasaran.

Si sulung Adhibrata lantas menjawab dengan santai. "Gak akan."

"Privilege karena yang buat onar itu tunggal Damantara?"

"Apalagi kalau bukan itu?"

Queen mengangguk mengerti. "Pantas aja, gak ada satupun surat panggilan orangtua yang sampai ke tangan Mommy padahal Glastor banyak kasus berantemnya dimana-mana,"

Lelaki berseragam berantakan juga sedikit lusuh itu tertawa, tidak berniat memberikan penyangkalan.

Salah satu keuntungan berteman dengan Axander Dewa Damantara adalah adanya perlindungan luar biasa yang berasal dari latar belakang lelaki itu ataupun karena Axe yang bersedia menanggung semua konsekuensi seluruh anggota Glastor di atas bahunya sendiri.

Meski beringas, Axe tidak pernah ragu membalas loyalitas para anggota dengan harga yang teramat pantas.

Dia selalu siap menanggung segala kesalahan yang berlandaskan nama Glastor di belakangnya.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang