Yes, Queen - 38

38.7K 3K 1K
                                    

Hai? Nungguin?

Wkwk

Maaf ya, aku capek banget bekas kemarin gilaa

Bogor lagi sering hujan kalau sore, aku yang pulangnya sore jadi sering kehujanan, terus pas nyampe rumah jadi kerasa capeknya berkali-kali lipat

Jujur sih, aku sengaja tunda up, yang penting gak lebih dari tanggal 19 (di Bogor masih jam 23.35 soalnya)

Btw, congrats untuk challenge yang kemarin, udah terpenuhi ya

Kalau gak gitu, susah banget yang vote dama comment

Banyak sider heran. Padahal tekan vote kayaknya gak berpotensi bikin jari tangan patah deh

Lagi hobi ngapain? Aku sih rebahan, ahahaha

Kalian dari mana?

Lagi sering hujan  juga gak?

Bukan main, aku gak bohong. Hujan Bogor kalau sore lagi serem banget. Petirnya itu loh

Mau next gak? Ramein dong wkwk

Btw, chapter ini gak sempat aku edit ya, jadi bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya-!


Selamat membaca♥














"Daddy!"

Seperti biasa, lantaran intensitas pertemuannya dengan sang Daddy dan juga Mommy terbilang cukup jarang semenjak ia sampai di jenjang Sekolah Menengah Atas, Michella Queensha selalu menunjukkan reaksi senang setiap kali melihat kehadiran kedua orangtua nya.

Gadis dengan seragam olahraga khas Glastama yang masih melekat sempurna pada tubuhnya itu segera mengambil langkah cepat, lalu memeluk leher Dimitri Adhibrata yang tengah duduk di area ruang tengah.

Memposisikan dirinya tepat di belakang pria itu, Queen tertawa sebentar kemudian berkata dengan nada setengah merajuk, "aku jarang lihat wajah Daddy lagi. Daddy sombong sekarang,"

"Justru Daddy mengira kalau kamu yang menjadi lebih sibuk sekarang," Dimitri membalas dengan nada main-main.

"Aku 'kan emang sibuk. Aku mau ikut serta Olimpiade Fisika gak lama lagi," Queen memamerkan hal tersebut dengan nada bangga.

Satu hal kecil yang menjadi kebiasaannya sejak lama, alih-alih senang mengungkapkan prestasinya kepada orang lain ataupun teman terdekatnya, Queen lebih suka menceritakan dan memamerkan semua itu kepada Daddy-nya.

Daddy selalu memanjakan dirinya sejak kecil. Itu adalah fakta yang tidak mungkin tidak diketahui oleh semua orang yang dekat dengan keluarga mereka.

Untuk itu, Queen selalu merasa senang akan setiap pujian yang diterimanya dari lelaki itu. Sedikit bagian dari dalam dirinya ingin membuktikan kalau sikap memanjakan Daddy tidak akan membentuknya menjadi pribadi yang hanya mampu mengandalkan uluran tangan sang ayah.

"Oh ya? Anak Daddy memang pintar. Tapi, jangan sampai kelelahan seperti sebelumnya, ingat?" Dimitri meresponnya dengan baik, tangan besar pria itu mengelus lembut pelukan sang putri pada lehernya.

Seraya menumpukan dagu pada bahu tegap Daddy-nya, Queen mengangguk tanpa menghilangkan senyum di wajah.

"Aku sempat rehat sebentar untuk beberapa kursus, soalnya capek,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang