Yes, Queen - 12

26.4K 2.3K 241
                                    

Hai? Apa kabar?

Ada yang nungguin? Wkwk

Aku lagi banyak tugas minggu ini, jadinya ngaret

Oh iya, buat pembaca baru yang belum kenal aku, silakan baca profil

Bukannya sombong, tapi aku anaknya gak bisa dipaksa, sensi, dan kalo di amuk biasanya aku amuk balik. Aku tau kapan harus update. Kecuali kalau lagi sibuk beneran, atau kena writer's block, aku bakal susah buat up

Jadi, tunggu aja, aku usahain seminggu sekali. Kalau lagi lancar ide + senggang, bisa 2 kali seminggu atau lebih

Dan disini tolong banget jangan bawa² lapak cerita sebelah

Aku tau ada diantara kalian yang nunggu cerita itu up juga, tapi aku beneran lagi mentok ide di sebelah

Oke, sekian itu aja, bantu aku juga kalau ada typo atau sejenisnya

Vote comment jangan lupa! Sider nya kebanyakan!

Selamat membaca♥








Queen meninggalkan Bhakti Kusuma.

Benar. Tepat setelah usainya penampilan Skyers, tanpa peduli pada apapun lagi, gadis itu langsung pergi.

Tidak mengatakan alasan yang sebenarnya, Queen pergi setelah sebelumnya memberitahu singkat kalau ia merasa tidak enak badan.

Anggota Skyers yang kala itu sangat amat penasaran akan kejadian menghebohkan ketika mereka sedang tampil—menahan diri agar tidak segera menanyakan hal tersebut kepada Queen. Melihat wajah pucat Kapten Cheers nya itu, alhasil mereka langsung mengangguki kepulangan Queen tanpa niat untuk mencegah.

Hari ini benar-benar kacau. Queen tidak pernah sekalipun mengira ada masa dimana ia akan mengeluhkan perihal sebuah 'hari sial' di dalam hidupnya.

Semuanya berantakan. Seolah tidak cukup dengan kecelakaan yang terjadi saat penampilan Skyers, harinya bertambah buruk saat ia harus terlibat dengan Malaikat Maut-nya di masa depan.

Axander Dewa Damantara. Ketakutan terbesar Queen. Itu fakta yang tidak bisa ia sangkal sama sekali.

Andai kata tidak mendapatkan mimpi yang menjadi penunjuk kalau lelaki itu adalah orang yang menjadi penyebab kematiannya, sebisa mungkin Queen akan tetap menjauhi Axe bagaimanapun caranya.

Lelaki itu terlalu berbahaya. Tatapannya seolah memenjarakan, memaksa, dan terlalu dipenuhi oleh kemutlakan. Queen tidak menyukainya.

Menghela napas berat, Queen berusaha menjernihkan pikiran. Gadis itu melajukan mobilnya memasuki pekarangan kediaman Adhibrata yang dibangun di atas tanah seluas 15.500 meter persegi.

Bangunan megah kokoh bergaya Eropa itu hanya dihias dengan sentuhan warna putih yang menjadi pemberi kesan elegan dan murni bak sebuah kastil suci. Banyak ornamen bernilai jutaan sampai milyaran rupiah yang turut menjadi penghias bangunan dengan didatangkan langsung dari negara asalnya atau bahkan merupakan hasil karya tokoh ternama yang hanya berjumlah hitungan jari saja di dunia.

Tidak cukup hanya dengan tampilan luar biasa mewahnya, mansion Adhibrata juga dibuat dengan tujuan memenuhi banyak kegiatan tanpa perlu keluar dari area gerbang. Lapangan golf, kolam renang, lapangan serba guna untuk permainan olahraga luar ruangan, gym, home theatre, ruang billiard, serta banyak ruangan lainnya. Oh, dan jangan lupakan keindahan taman di bagian halaman mansion yang seolah menyempurnakan kediaman tersebut.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang