Yes, Queen - 21

28.3K 2.5K 437
                                    

Hai? Apa kabar?

Ada yang nungguin? Wkwk

Ramai banget notif dari lapak ini, aku seneng bangett wkwk

Thank's yaaa

Tau cerita ini darimana btw?

Fyi, siapin hati kalian untuk baca chapter ini

Baca pelan-pelan karena aku tuangin semuanya ke narasi yang aku jabarin, biar feel nya kena

Aku ada feeling kalian bakal suka sama chapter ini, ahahaha

Terakhir, bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya yaaa-!

Vote comment juga jangan lupa-!



Selamat membaca❤









Pada situasi yang terjadi secara tiba-tiba, Queen masih merasa sulit untuk bisa mencerna semuanya.

Menolehkan kepala ke sisi kanan, matanya bisa melihat keberadaan Axander Dewa Damantara yang entah bagaimana ceritanya bisa berakhir mengendari mobil miliknya, sementara ia sendiri duduk di bagian kursi penumpang sebelah.

Pada pukul setengah tujuh malam, setelah semua permasalahan yang ia alami tanpa pernah ia kira, Michella Queensha masih nampak termenung di tempatnya.

Axe memberi lirikan pada gadis itu. Tidak bisa menahan lonjakan emosi yang memenuhi rongga dadanya hingga menimbulkan rasa geli yang kian meningkat hingga tanpa sadar membuat sudut bibirnya tertarik kian ke atas.

Memanfaatkan luka pada kaki yang sebenarnya tidak lebih dari sebuah goresan ringan, Axe dengan sengaja mengambil tindakan untuk menjerat sang gadis saat itu juga.

Dengan tidak waras, lelaki itu membuang kunci motornya ke sembarang tempat tanpa diketahui oleh Queen yang sedang lengah, lalu menuntut sebuah pertanggungjawaban atas luka pada kakinya.

Seakan mendukung semua tindak-tanduk kotor yang tengah dilakukan, keadaan linglung Queen yang nampak masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, membuat rencana lelaki itu berjalan begitu mulus karena si gadis memberikan anggukan atas tanggungjawab yang diminta oleh dirinya.

Cukup lama merenung dengan kepala yang menyender pada bagian kaca pintu mobil, Queen menghela napas pelan saat menyadari kalau sebenarnya ia tidak memiliki  keharusan untuk memberikan Axe sebuah tanggungjawab apapun. Entah itu berupa uang ataupun bentuk perhatian atas apa yang dialaminya.

Mengingat lelaki itu sendiri yang mengaku padanya bahwa kecelakaan yang terjadi adalah sebuah kesengajaan yang dia lakukan.

How foolish you are, Michella.

Batinnya menjerit demi kian, namun gadis itu tetap hanya bisa duduk dalam diam. Mengekspresikan segala bentuk rasa frustasinya melalui raut wajah yang merenggut tidak nyaman.

Namun, mau seperti apapun cara ia mengungkapkan hal tersebut, lelaki di sebelahnya nampak tidak terpengaruh barang sedikitpun.

Axe tetap fokus mengendari mobilnya tanpa menoleh kepadanya. Membuat Queen yang tengah memasang posisi paling sudut, kini memandang lelaki itu terang-terangan dari tempatnya.

Dalam diam, ditengah suasana padatnya lalu lintas lantaran arah tuju mereka yang diputar balikkan Axe tidak menuju ke arah serupa dimana apartemen Cassie berada, Queen mulai memikirkan banyak hal.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang