« Babak 27 »

5 1 0
                                    

Keadaan kelas begitu ricuh, apalagi ketika guru sudah tak terlihat dari pandangan. Mereka sepakat untuk datang ke acara ulang tahun salah satu siswi di kelas ini setelah pulang sekolah. Tak semua, hanya beberapa yang bisa ikut saja, termasuk Radeya. Mereka sangat menantikan serunya acara nanti.

"Sisil bisa datang nggak nanti?" tanya Kiran penuh harap. Kiran bukan tipe anak yang memusuhi Sisil karena berita-berita miring yang sempat menghebohkan. Ia siswi netral yang mau berteman dengan siapa saja, maka dari itu ia rasa perlu menanyai Sisil karena dari tadi Sisil tampak sibuk berkutat dengan buku-buku di mejanya.

"Kayaknya nggak ada gunanya ngajak dia, pasti nggak datang juga, iya kan?" Dengan menebak saja pasti sudah tahu, ini adalah perkataan yang keluar dari mulut Radeya.

Menanggapi perkataan Radeya, Sisil hanya mengangguk pasrah saja. "Kalau lo mau datang, rumah gue terbuka buat lo, Sil." Kiran masih berusaha mengajak Sisil datang.

"Makasih udah nawarin, Ran. Tapi maaf kayaknya gue nggak bisa, gue harus kerja setelah pulang sekolah." Beberapa dari mereka terdengar kaget saat mengetahui Sisil bekerja, karena kebanyakan dari mereka punya orang tua yang masih bisa membiayai kehidupan anaknya. Sementara lainnya, bersikap biasa karena cukup sering bertemu Sisil saat mereka nongkrong di kafe tempatnya bekerja. Berbeda dengan Radeya yang memperlihatkan senyum miring seolah senang dengan ketidak hadiran Sisil dalam pesta.

Kiran tak bisa berbuat banyak, ia hanya mengangguk sambil tersenyum memahami keadaan Sisil.

<3 <3 <3

"Sisil mana?" Hideka muncul menghampiri rekan kerjanya dengan langkah begitu tergesa.

"Dia pamit duluan tadi, ada keperluan katanya. Oh iya, dia nitip sesuatu buat dikasih ke lo tadi. Barangnya ada di belakang, ambih aja katanya." Egi menjelaskan sambil terus membersihkan meja-meja kafe.

Ia langsung bergegas menuju ke belakang dan menemukan paper bag dari salah satu brand ternama. Ia membuka paper bag itu, dan ternyata berisi celana jeans yang Hideka tahu harganya bukan sekadar seratus atau dua ratus ribu, lebih dari itu. Tak ada alasan spesifik bagi Sisil untuk memberikan hadiah jauh sebelum Hideka berulang tahun. Ia merasa tak enak hati karena selama ini Hideka memberikan banyak hal untuknya. Setidaknya Sisil ingin membalas kebaikan Deka.

Hideka yang mengetahui ke mana Sisil pergi langsung mengecek handphonenya. Benar saja, ia mendapatkan pesan kalau Sisil sedang menuju ke rumah Bagas.

[Sisil]

Aku otw ke rumah Radeya

Iya, hati hati
Cincin kamu ketinggalan nih

Eh iya, tadi waktu nyuci piring aku lepas
Tolong simpen dulu

Kamu beliin apa ini? Repot repot

Halah kamunya juga mau kan pasti
Semoga pas deh

Ini size aku kok, dijamin pas
Makasih banyak♡♡

Lucunya cowo akuuu
Dikasih love love
Nanti jemput aku ya hehe

Siap, kabarin aja

Yaudah, aku mau ketemu ayah dulu

Hideka menyimpan cincin pemberiannya itu ke dalam saku, lalu melanjutkan beres-beres kafe sembari menunggu Sisil selesai dengan urusannya. Tapi entah kenapa hatinya serasa tak tenang setelah mengetahui Sisil pergi dari kafe tanpa ia antar. Mungkin efek pasangan baru yang sedang bucin-bucinnya, tak mau jauh satu sama lain.

terima kasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang