18 tahun yang lalu...
Setelah perceraian dengan syarat zee dan suami nya selesai,dia memilih pergi ke kota yang berbeda tidak mudah tentunya karena zee juga harus mengurus perpindahan universitas dan yang lain nya sendiri
Kedua orang tua nya meninggal 1 tahun yang lalu dalam kecelakaan,saudara pun zee tidak punya,dia hanya sebatang kara walaupun begitu dia tak akan pernah menyerah status nya yang 'sebatang kara' itu akan hilang dengan menunggu kelahiran bayi nya yang di bawa di perut nya tanpa tahu siapa pun
Zee menjalani hidup sebagai calon orang tua dan seorang mahasiswa akhir tentu tidak mudah
Mengandalkan tabungan dan uang peninggalan orang tuanya saja tidak akan cukup untuk biaya sehari hari dan biaya dia bersekolah
Zee butuh pekerjaan yang setidak nya menambah tabungan nya,tapi itu juga buksn lah hal yang mudah
Mencari pekerjaan yang pas tidak mudah saat itu, sampai dia mengenal max
Max menawarkan nya sebuah pekerjaan yang zee sendiri sangat sulit memutuskan nya
Tapi pada akhirnya zee buntu dan menerima tawaran max,yaitu pekerjaan di mana zee tidak akan lepas dari max.
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
Perth melihat papa nya tertawa,dia pun tersenyum
Perth tak yakin tapi dia tahu itu tawa palsu,papa nya memiliki ciri khas ketika tertawa
Mata nya yang di hiasi bulu mata lentik itu akan tertutup rapat ketika tertawa
Dan perth tidak melihat itu saat ini,perth memilih diam dan memakan sarapan nya mengabaikan dua orang dewasa yang sedang kasmaran di depan nya
Tiba tiba ponsel max bergetar Lalu dia mengatakan jika dia harus pergi
"Hati hati di jalan naa"ucap zee,max pun hanya mengangguk dan memberi zee kecupan singkat di bibir,perth menyaksikan itu tapi kemudian dia pun berpura pura tak melihat nya
"Perth,paman pamit ya"
"Ah iya paman,hati hati di jalan"
Tinggal lah anak dan papa itu berdua
"Habiskan makan nya,kalo sudah simpan di wastafel biar nanti papa yang cuci papa mau periksa pekerjaan papa dulu"
"Huum"
Setelah selesai perth pun mencuci piring piring kotor itu
Perth ingin sekali bicara serius dengan papa nya,tapi dia belum punya keberanian untuk itu
Di masih belum bisa mengumpulkan informasi dari apa yang membuat papa nya selalu seperti itu,selain perceraian.
Di takut salah bicara dan semua nya jadi canggung
Setelah menyelesaikan pekerjaan nya perth pun melihat obrolan grup dengan teman nya yang 4 biji itu
Ada pesan dari mark yang membuat grup ramai dengan tanggapan yang lain
Daddy ku ulang tahun,kalian nanti malam kerumah ku ya?daddy yang undang,tak perlu repot repot bawa hadiah!
Meskipun begitu rasa nya tidak enak jika perth sama sekali tidak membawa apa apa
Tapi dia bingung harus membawa apa
"Aku tanya papa deh"
Perth mengetuk pintu kamar papanya, terdengar suara zee untuk menyuruh nya masuk saja
Zee dengan duduk di kursi di depan meja dan laptop nya
"Ada apa perth?"zee menatap perth sekilas yang duduk di ranjang nya
"Papa,mark mengundang ku kerumah nya lagi,paman saint ulang tahun tak enak kalo gak bawa apa apa,papa bisa kasih saran?"
Zee terdiam lalu melihat kalender
"Oh.."
"Oh? Apa nya pa?aku bingung nih"
"Eh tidak emm apa yaa? Sebentar papa pikir kan dulu"
Sementara zee berpikir perth memilih membaca pesan dari teman teman nya yang sama bingung nya dengan dia
"Bagaimana pa?"
"Kamu tak perlu khawatir,papa tau apa yang harus kamu bawa nanti papa siap kan kamu tenang saja"
"Apa?biar aku cari sekarang dengan yang lain"
"Tidak usah,sana pergi saja pake motor papa?nih kunci nya dan ini uang untuk isi bensin,sampai full ya,papa udah tf untuk kamu jajan"
"Papa ih aku kan masih ada,papa yakin?"
"Iya sana,teman mu nunggu lama nanti"
"Baiklah trimakasih cintaku...*muach!"
Kecup perth di pipi zee sambil pergi
Sepeninggalan perth,zee pergi ke lemari nya yang selalu di kunci
Mengambil sesuatu di dalam nya
"Orang tua nya mark pasti suka"
Monolog nya lalu tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA•saintzee
Fiksi PenggemarPerth tiba tiba tak sengaja bertemu dengan 'jemari' nya setelah 18 tahun.