Klik bintang dulu....Setelah pertemuan pasti ada perpisahan, itulah yang membuat mark sedih karena dia akan berpisah dengan perth.
"Boleh aku berkunjung ke rumah kalian di sana?"
"Boleh sayang, papa share ya alamat nya sekarang nanti kalo mark mau berkunjung pas lagi senggang boleh banget"
"Kita masih bisa bertukar kabar lewat chat, jangan sedih!"
Mark mengerucutkan bibirnya atas ucapan perth, mark tahu dia mencoba menghiburnya tapi perpisahan ini membuatnya agak tidak rela.
Setelah menghabis kan waktu selama hampir satu tahun bersama perth, mark menjadi nyaman dan merasa tidak lagi kesepian, makanya dia galau saat ini.
"Perth dan papa, jaga diri baik baik ya"_ohm
"Iya! Kalian harus selalu mengabari kami!"_nanon
"Nanti kalau mark mau berkunjung aku boleh ikut kan?"_chimon
"Astaga kalian seperti aku akan pergi sangat jauh saja, hanya ±100 KM kok cuma beda kota kok..."
"Perth jangan gitu ah, ohm, nanon dan chimon kalian juga jaga diri ya, dan kalian boleh kalo main ke rumah kami" ucap zee, dia memang telah memperbolehkan teman teman perth memanggil nya papa, itu terasa lebih akrab.
"Zee semua barang perth sudah di muat, mau berangkat kapan?"kata joss yang mengurusi kepindahan perth.
"Sebentar lagi kak, kalo boleh"
Joss tersenyum tulus, di paham apa yang zee pikirkan, apalagi selain menunggu saint tiba? Adik nya itu mengatakan ada meeting penting dengan client nya.
"Boleh zee, tapi jangan lebih dari jam 12 siang ya, sopir yang akan mengantar kalian ada urusan lain di sore hari nya"
Zee menatap jam tangan, baru menunjukan pukul 10 dan belum ada tanda tanda saint akan datang.
"Perth, mau sekarang saja?"
Zee menatap mata perth yang menyiratkan sebuah rasa gelisah yang mungkin sejak tadi dia rasakan juga.
"Ayah belum datang, perth mau pamitan dulu apa boleh?"
Zee tidak menjawab dia malah menatap ke arah joss yang masih dengan senyum nya.
"Tentu sayang, tunggu sebentar lagi ya"ucap joss mengusap kepala keponakan nya.
Mereka tengah menunggu di dalam rumah yang beralaskan tikar karena tidak ada satu benda di dalam rumah itu.
Beberapa menit kemudian....
"Pah, kuta berangkat sekarang saja takut nya sampai nya sore kasihan bapak sopirnya"
Zee menghela nafas "kamu gak papa?"
Perth mengangguk lalu menatap mark dan teman teman nya.
"Aku pamit ya teman teman, terimakasih banyak sudah menjadi teman ku kedepannya kita tetap menjadi teman kan?"
"Tentu saja!"jawab mereka.
Untuk terakhir kali nya mereka akan berpamitan, zee juga sudah mengucapkan selamat tinggal kepada joss tapi dua buah mobil mewah berhenti di hadapan mereka.
"Saint..."
Saint dengan nafas tersengal menghampiri zee dan perth yang hendak naik ke dalam mobil yang akan mengantar mereka.
"Saya dengar sopir kalian sedang buru buru?...kak boleh aku minta tolong?"kata saint ngos ngosan.
"Saint minum dulu..."zee menyodorkan sebotol air mineral yang langsung di tenggak oleh saint.
"Minta tolong apa?"
"Gantikan aku di rapat nanti malam, biar aku yang mengantar mereka"
"Saint, kau pasti kelelahan tak usah repot-repot"
Tanpa menghiraukan ucapan zee, saint kembali berkata.
"Aku mohon kak"
Joss memutar matanya malas.
"Tak perlu memohon seperti itu, aku akan bicara dengan pak nano (sopir)"
***
Hasil akhirnya zee mengijinkan saint untuk mengantar mereka, seperti mimpi! Kedua anak mereka sedang tidur di kursi belakang sedangkan orang tua mereka dia depan saling diam.
Di belakang mobil mereka ada sebuah mobil berat yang mengangkut barang barang perth, perjalan kali ini benar benar hening.
Btw mark ikut juga karena saint memperbolehkan nya, dia sangat senang karena itu, saint juga mengijinkan teman teman perth yang lain untuk ikut tapi sayang nya mereka tidak bisa pun nenek kakek perth dan mark tidak bisa mengantar dan berpamitan karena mereka sedang berada di luar negeri.
Di tengah perjalanan mereka tertidur pulas, saint diam diam selalu memerhatikan mereka lewat cermin yang menggantung.
"Apa kah kamu lapar?"
"Tidak"
"Baiklah"
"Zee apakah saya boleh bertanya?"
"Ya, silahkan tapi pertama tama berhenti bicara formal saint"
"Baik maaf kan aku"
"Ayolah itu bukan kesalahan hanya saya aku merasa canggung"
"Aku pun begitu makanya aku begini"
Zee tersenyum atas jawaban saint.
"Lalu apa yang ingin kamu tanya kan?"
"Apa boleh aku mengetahui beberapa fakta perth yang belum aku ketahui? Aku ingin lebih dekat dengan nya "
"..."
"Dan bagaimana perasaan mu tentang aku? Apa kau masih membenci ku?"
"Oke yang pertama, perth bercita cita ingin menjadi pilot, dia alergi pedas, dia tidak suka manis atau makanan manis tapi dia sangat suka jika aku yang membuat nya, merasa familiar?"
"Itu aku..."
Ya itu saint, ingat? Saint tidak suka manis kecuali zee...maksud nya makanan manis buatan zee.
"Ya, dan yang kedua sejak awal aku tidak pernah membenci mu saint, aku menghilang karena aku sadar diri dan aku juga malu atas pekerjaan ku saat itu...apa kamu sadar akan sesuatu?"
"Hmm ya?"
"Thanapon?...apa kau ingat itu?"
Saint memandang lurus tapi dia tetap fokus karena dia sedang menyetir.
"...nama masa kecil ku sebelum nenek mengganti nama ku dengan yang sekarang"ucap nya.
Mata saint berkaca kaca lalu dengan cepat dia menarik beberapa lembar tisu untuk membuat matanya tidak blur dan membuat mereka berbahaya.
Saint senang bahkan bahagia karena dia baru sadar Perth darah daging nya yang pernah dia tidak ketahui kehadiran nya dan menelantarkan nya dengan sang papa saat dia masih di kandungan ternyata bernama sama dengan nama masa kecil nya.
Tangan saint bergetar dia pun menggenggam erat stir tanpa lagi mengajak zee bicara, zee yang paham nya diam.
Tanpa zee duga duga sebelah tangan saint meraih tangan nya yang ada di atas paha.
Saint menggenggam tangan itu dengan erat tapi lembut.
"Terimakasih, kamu adalah hal yang paling indah yang pernah aku temui, aku bodoh karena mengkhianati mu dulu"
"Sudah jangan di bahas lagi"
Saint memang tidak lagi membahas nya tapi saint tidak melepaskan sama sekali genggaman nya terhadap tangan zee, zee bahkan tak keberatan tangan nya berada di titik yang sama dengan saint.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA•saintzee
Fiksi PenggemarPerth tiba tiba tak sengaja bertemu dengan 'jemari' nya setelah 18 tahun.