save kai kai

755 94 17
                                    

! DISCLAIMER ! •just fiction•harsh word•13+ •agak thriller🚫•ignored the typo! •happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

! DISCLAIMER !
•just fiction
•harsh word
•13+
•agak thriller🚫
•ignored the typo!
•happy reading!







Pertarungan masih terus berlanjut, banyak pertumpahan darah yang terjadi. Bau anyir darah juga sudah mulai tercium. Jalanan yang awalnya bersih kini sudah ternodai warna merah. Jalanan ini memang sepi karena berada di kawasan hutan. Orang-orang seperti keluarga ganendra memang sering melewati jalanan ini untuk menghindari media, namun tetap saja harus dengan pengawasan bodyguard.

"Jayden! Kiri! "

"Chandra awas! "

"Haikal bantuin gue! Lo jangan diem aja! "

"Sabar asu gue napas dulu! "

"Hasann! Cepetan! "

Didalam mobil kaivan mengintip semuanya, sekarang ia harus apa? Ayahnya juga kenapa belum sampai. Kaivan takut kakak-kakaknya akan semakin terluka. Sampai suatu ketika ia melihat kaki kakak sulungnya yang terluka. Cakra Shuriken yang berukuran sekitar 5cm itu membuat banyak darah keluar dari kaki Arjuna.

"Abang! " Kaivan ingin berteriak namun ia segera membekap mulutnya.

'Abang, kai harus gimana? ' batinnya.

Kaivan kembali mengintip, bersyukur kakaknya telah ditolong oleh asistennya Hazel. Kini keadaan di luar semakin mencekam. Banyak orang dikedua belah pihak kehilangan nyawa. Semua orang dari keluarga Ganendra berkumpul disekeliling mobil melindungi kaivan. Para bodyguard juga sudah berdiri didepan tuan mudanya menjadi tameng jika ada bahaya.

Kaivan merasa sangat tidak berguna saat ini. Seandainya ia bisa membantu, tapi ia tak tahu harus apa. Selain itu pikirannya juga menelisik darimanakah kakak-kakaknya mendapatkan benda-benda yang biasanya hanya ia lihat dalam film laga itu.

"T-tujuh puluh enam.. " Hitungannya akan berakhir sebentar lagi. Tapi dimana Askara? Dimana ayahnya?

"Ayah tolongg, Tuhan tolongg, apapun akan ku lakukan jika ini bisa cepat berhenti" Kaivan merapalkan tangannya berdoa kepada Tuhan. Berharap semua akan berakhir.

Dorr!

Mata kaivan terbelalak mendengar kembali suara senapan. Ia pun mengintip kembali apa yang sedang terjadi. Bodyguard mereka tiba-tiba tumbang dengan darah mengalir di dadanya. Seketika mereka semua mengacungkan senjatanya masing-masing dengan mata bergulir waspada.

"Tujuh puluh tujuh.. Ayah ayo datang, selamatin kakak sama abang"

Tiba-tiba, mata kaivan menangkap sesuatu. Diatas pohon, apakah itu? Ia memicingkan matanya, sebuah benda bersinar. Astaga, itu bahan peledak, ia sempat melihat benda seperti itu saat bersama Tiovano. Karena benda itu, Riski hampir meninggal.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang