Chapter 10

332 14 0
                                    

Dinding yang senyap bukan berarti tak bernyawa. Ia justru diam demi merekam jelas, apa yang tercipta di sekitarnya. Terutama pada saat energi memuncak, di mana para manusia merasakan sensasi klimaks, terlepas itu rasa nikmat ataupun rasa sakit. Penasaran? Tanyalah dinding, siapa tahu dia akan menjawab.

<><><>

Matahari yang terbit di ufuk timur, mengiringi langkah seorang pria yang sedang mendorong gerobak sayur, di sepanjang rumah yang berderet. Hiruk-pikuk para ibu-ibu komplek pun segera mengerumuni pria itu. Berbelanja seraya bertukar informasi, akan aib dan desas-desus para tetangga.

Lelaki itu tersenyum ramah seraya melayani para pembeli. Suaranya yang berat bergema, membuat degup jantung kaum hawa kian berdebar-debar. Setiap tuturnya berhasil membuat imajinasi mereka melayang, seakan terhipnotis oleh figurnya. Figur itu akrab dipanggil dengan nama Darsa.

Saat itu, harga bukanlah suatu hal yang penting di mata mereka. Perhatian Darsa jauh lebih berharga dari sekedar ketersediaan dapur mereka. Dagangannya lantas laris diserbu hingga ludes dalam sekejap mata. Namun saat dagangannya telah habis, dia tak langsung pulang. Dia masih sibuk melayani celotehan dari para konsumennya.

Tak sampai di situ saja, Darsa sebenarnya memiliki intensi lain di benaknya. Oleh sebab itu, dia mulai menebarkan pesonanya pada seorang gadis paling menawan di komplek itu. Gadis yang bernama Sari. Anak dari seorang pengusaha papan atas, orang terkaya di komplek itu. Mereka kian menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi. Demi memadu kasih, tanpa perduli akan status yang terpaut jauh.

Gadis itu tak menyadari, bahwa dia telah terjerat racun cinta. Racun yang memanipulasi hati dan pikirannya. Membuatnya berpikir bahwa mereka saling mencintai satu sama lainnya. Walau nyatanya, cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Kuatnya jeratan dari Darsa, membuatnya tak akan bisa kembali utuh lagi, layaknya seperti gadis yang semula.

Darsa sejak awal telah mengincar hal yang lebih besar. Bukan cinta, ataupun wanita. Dia telah memasang matanya pada harta keluarga gadis itu. Oleh sebab itu, pria yang dulunya seorang penjual sayur keliling, lantas menghentikan usahanya.

Dia mulai memperbaiki gaya berpakaiannya. Melatih intonasi suaranya agar tidak medok. Mengubah gaya rambut hingga melakukan perawatan akan wajah dan tubuhnya. Tubuhnya yang dulu kurus kering kian berubah menjadi kekar karena olahraga dan makanan yang berkualitas. Sudah jelas, semua fasilitas itu bisa didapatkan dari kekasihnya.

Hubungan mereka yang awalnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kini mulai berubah. Sari sudah berani memperkenalkan sosok Darsa ke orangtuanya. Sari mulai mengajak Darsa untuk datang ke rumahnya. Mereka mulai menjalin kasih dan memuaskan nafsu di sela-sela kekosongan.

Naasnya, Sari tidak mengetahui, ternyata jerat Darsa kini telah tersebar pada Bundanya. Bermula dari aksi bejat Darsa yang telah dipergoki oleh wanita paruh baya itu. Sebuah aksi bejat, di mana Darsa sedang menunggangi putrinya sendiri, di dalam kamarnya sendiri.

Namun itu adalah sebuah kesengajaan dari Darsa. Dia telah merencanakan itu sejak lama. Dia telah menanam benih-benih nafsu, sejak mereka pertama kali bertemu. Dia telah memerintahkan khodam wanitanya untuk menempel pada tubuh Bunda Sari, yang bernama Puspa.

Khodam itu membuat Puspa selalu terbayang-bayang akan sosok Darsa. Saat Puspa tertidur, dia akan selalu disusupi mimpi olehnya. Sebuah mimpi di mana dia sedang berhubungan badan dengan sosok Darsa. Ditambah lagi dengan bisikan-bisikan sesat dari khodam itu kian membuat pikirannya menjadi kacau.

Pertahanan Puspa akhirnya tertembus, saat dia menyaksikan Sari, putrinya sendiri yang sedang dirusak oleh Darsa. Bukan rasa marah yang muncul dari dalam dirinya, tetapi nafsu serta keinginan untuk diperlakukan yang sama.

AMURTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang