02.

1K 48 3
                                    

Pagi hari yang cerah, seorang wanita cantik paruh baya dengan memakai dress yang tidak terlalu ketat itu berjalan mendekati pintu coklat.

Tokk... Tokk... Tokk...

"Cio bangun, cio!."

Masih tidak ada sahutan dari si pemilik kamar, lantas wanita itupun mencoba membuka pintu kamar dan untunglah tidak terkunci. Saat ia melangkah masuk ke dalam kamar sang putra kepalanya menggeleng melihat anak satu-satunya itu masih betah berada di dalam selimut.

"Cio bangun ini udah pagi, ayo cepat bangun nak kamu harus sekolah."

Wanita itu menarik selimut anaknya sampai sebatas dada membuat tidur nyenyak lelaki tampan itu terganggu.

"Mi, cio ngantuk, lima menit lagi deh ya."

"Tidak-tidak, cepat bangun atau mami siram kamu."

"Tapi cio ngantuk mi, sebentar lagi deh ya."

"Mashiho mahendra, kamu mau bangun sekarang atau papi kamu yang nyeret kamu agar bangun, huh?!."

Ancaman yang di lakukan oleh maminya itu berhasil, terbukti bagaimana pria itu langsung terbangun dengan posisi duduk.

"Ancaman mami benar-benar tidak lucu." Ketus nya menatap sebal sang mami.

"Biarkan saja, sudah cepat sana mandi lalu rapih-rapih."

Pria tersebut hanya menganggukkan kepalanya sambil menguap.

"MASHIHO MAHENDRA! DENGAR GAK UCAPAN MAMI."

"Iyah mami! Cio dengar, udah mending mami keluar dari kamar cio ya, abis ini aku mandi kok."

"Bener lho ya mandi."

"Iyah mi, udah sana keluar."

Sang mami pun melangkah keluar dari kamar mashiho, pemuda itupun hanya menggelengkan kepalanya saja melihat sifat maminya yang memang kadang suka bikin kepala pusing.

"Padahal gue baru tidur dua jam yang lalu, huft.... Rese banget punya emak satu."

"CIO KAMU NGOMONGIN MAMI YA!."

"Astaga, pakai segala dengar lagi, GAK MI, CIO LAGI NGOMONG SAMA TEMBOK KOK."

"AWAS KAMU NGOMONGIN MAMI, NANTI UANG JAJAN KAMU MAMI POTONG!."

"IYA IYA MI, GAK KOK." Mashiho menghela nafas panjang saat beradu high note pagi-pagi buta sama mami nya, mungkin kalo tetangga dengar mereka udah nyiapin sumpelan telinga biar gak denger adu teriakan di rumah mashiho.

Tanpa berlama-lama, mashiho masuk ke dalam kamar mandi untuk segera rapih-rapih berangkat ke sekolah.

Sedangkan di dapur tepatnya di meja makan sudah ada Edgar mahendra yang sudah rapih dengan setelan jas kantor miliknya, ia menoleh ke arah istrinya yang datang dari lantai dua setelah membangunkan putra mereka.

"Cio udah bangun sayang?." Tanya Edgar sambil menyeruput kopi miliknya.

Chintya menarik kursi di sebelah suaminya dan duduk sambil memoles roti tawa.

"Baru saja bangun, oh ya, papi hari ini ada jadwal sibuk?."

"Gak juga, mungkin hanya meeting sebentar, kenapa?."

"Gak pi, maksudnya kalo papi tidak sibuk gimana kalo nanti siang temani mami makan siang di luar, soalnya hari ini mami malas makan di rumah apalagi sendirian."

"Oh gitu, kirain kenapa, ya sudah nanti siang biar pak ali yang jemput mami ya."

Chintya mengangguk. "Iyah pi."

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang