Hampir tengah malam, tepat jam sebelas lewat tiga puluh menit gina terus mondar-mandir di ruang tengah, ia begitu risau dan cemas menunggu mashiho yang belum juga kunjung pulang dari sekolah.
Ia sempat berpikir, apakah laki-laki itu pergi ke rumah orangtuanya? Tapi saat di telepon mama mengatakan bahwa mashiho tidak ada di sana, lalu mau tidak mau gina menanyakan keberadaan mashiho kepada teman-temannya yang mungkin memang tidak seharusnya ia tanyakan ke mereka.
Tapi dengan berbaik hati, beomgyu dan yang lainnya mau membantu gina untuk mencari keberadaan mashiho, meskipun hanya jeongin dan jaehyuk saja karena yang lainnya harus bekerja paruh waktu. sekesal apapun mereka tapi bagi mereka mashiho tetaplah teman untuk mereka. Ia hanya menjadi korban kebodohan dari rencana alice dan dino.
Untuk gina sendiripun, meskipun ia kecewa tapi statusnya dengan mashiho yang masih menjadi suami istri memang harus merasakan kekhawatiran seperti ini, wajar, ia juga tidak ingin terjadi sesuatu kepada mashiho meskipun hatinya masih di selimuti rasa kekecewaan.
"Kemana coba perginya, udah malam begini" gumamnya.
Tokk... Tokk... Tokk...
"Gina"
Suara ketukan pintu terdengar bersamaan dengan suara jeongin. gina bergegas untuk membukakan pintu berharap teman-temannya itu dapat menemukan mashiho.
"Astaga, shio" matanya membelalak melihat mashiho yang mabuk setengah sadar.
Jeongin yang memapah tubuh mashiho yang setengah sadar dan jaehyuk juga ikut membantu menemani jeongin.
"Shio kenapa?" Ujarnya mengambil ahli mashiho dari jeongin.
"Dia pergi ke klub tempat kami yang memergoki dino dan Alice, dia minum satu botol makanya mabuk seperti ini" ucap jeongin.
"Ya ampun, kenapa juga harus pergi ke sana shio!" Sarkas gina.
"Gin, kayaknya shio lagi banyak pikiran deh, makanya dia pergi ke klub buat melampiaskan semuanya yang dia pendam" ujar jaehyuk.
"Gue tau dia sepertinya udah mulai sadar sama kesalahannya, terlebih alice juga udah gak ada kabar setelah berhasil bawa semua uang di rekening shio, perlahan rencana jahat mereka juga ke bongkar"
"Belum lagi sikap lo ke dia yang berubah, nambah deretan pikiran dia selama ini" sambung jeongin.
"Gue faham kok, gue juga kasihan sama shio, tapi mau gimana lagi keputusan gue udah bulat, mungkin setelah ini dia bakalan bebas dari gue" ujar gina.
"Apapun keputusan lo kami cuman bisa mendukung lo aja" ucap jaehyuk tersenyum.
Gina mengangguk sambil tersenyum. "Thanks ya jae, jeongin. Udah mau bantu gue nyari mashiho"
"Santai sama-sama, kalo gitu kami berdua pamit pulang ya" ucap jeongin.
"Buru-buru banget, gak mau masuk dulu?" Tanya gina.
"Gak usah, udah malam juga, lo urus deh mashiho ya, kami harus pulang sebelum chenle nelepon" ucap jeongin.
"Ya udah, hati-hati ya, sekali lagi terimakasih" ujar gina.
"Sama-sama, bye gina" gina melambaikan tangan kirinya dan menatap kedua temannya yang masuk ke dalam mobil.
Ia pun memapah tubuh mashiho masuk ke dalam rumah, ia membawanya hingga memasuki kamar mashiho merebahkan tubuhnya di kasur kemudian melepaskan sepatu yang dipakai oleh mashiho.
"Shio, kamu harus istirahat ya" gina mengelus rambut mashiho, tatapannya tidak bisa berbohong jika tersirat kekhawatiran mendalam di dalam dirinya.
"Apa aku harus buka bajunya? Tapi dia pakai dalaman lagi kan? Kalo seragamnya tidak di lepas pasti tidurnya gak nyenyak" batin gina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata Mashiho
Fanfiction«Ver. 01'line » «Mashiho, Sungchan, beomgyu, heeseung, Asahi, chenle, jaehyuk & jeongin» ★Baca aja dulu, deskripsi nya lagi di pikirin★