39.

396 28 0
                                    

Keesokan paginya, saat mentari mulai menampakkan dirinya ke bumi. Cahayanya menembus gorden jendela kamar.

Gina terbangun dari tidurnya, ia mencoba untuk membuka matanya perlahan, saat pandangannya mulai normal matanya justru membesar menatap sosok laki-laki dengan tubuh berotot di hadapannya sedang tertidur. Bukan, bukan itu yang membuat dirinya spontan membuka mulut karena kaget, justru karena posisi mereka yang saling berpelukan yang membuat gina terkejut.

"Bagaimana bisa guling nya ada di bawah? Astaga, bagaimana kalo mashiho bangun dan melihat posisi gue yang memeluknya seperti ini? Gak, bukan gue tapi dia yang meluk gue duluan" batin gina.

Lain hal dari terkejut melihat bagaimana posisinya yang memeluk tubuh mashiho, ia justru menatap seluruh wajah mashiho yang sedang tertidur. Nafas mint nya saja bisa ia rasakan apalagi detak jantung pria itu.

"Kalo tidur begini galaknya benar-benar hilang" batin gina, ia tanpa sadar tersenyum.

"Emgh"

Spontan mata gina membelalak saat mashiho yang sepertinya akan bangun, gina yang gak tau harus apa memilih memejamkan mata dan berpura-pura masih tidur. Saat mashiho membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah wajah damai gina yang sedang tidur.

"Benar-benar cantik" batin mashiho.

Tangannya bergerak mengelus rambut gina dengan mata yang terus menatap wajah gadis tersebut, bahkan tanpa sadar mashiho tersenyum kembali.

"Aish, kenapa gak bangun aja si cepetan, jantung gue gak aman kalo begini terus" batin gina.

Melihat bagaimana tangan kirinya menjadi bantalan kepala gina, mashiho tidak punya pilihan selain menunggu gadis itu bangun.

"Gin, bangun udah pagi, nanti terlambat ke sekolah"

"Emgh" ia berpura-pura seperti orang yang baru bangun tidur.

"Aaaaargh!"

Mashiho mengernyit tidak suka saat gina menjauhkan tubuhnya seolah ia baru saja melihat hantu di depan mata.

"Apaan si teriak-teriak begitu?!"

"Ya ampun, aku kaget shio, maaf-maaf, lagian ngapain kamu meluk-meluk aku begitu"

"Gue? Meluk lo? Yang ada lo yang meluk gue duluan"

"Aku?"

"Iya lah, bilang aja kalo lo tuh sebenernya pengen gue peluk, semalam aja bilangnya gak akan ganggu gue tidur tapi gak tau nya lo malah meluk gue"

"Ka-kalo gitu, kenapa gak bangunin aja? Aku kan gak tau kalo emang aku meluk kamu duluan, lagi juga orang tidur mana sadar si"

"Gue gak tega bangunin lo jadinya ya gue biarin aja lo meluk gue"

Semakin di bahas semakin merah pipi gina membayangkan bagaimana dirinya tidak bisa diam saat tidur, jika apa yang di bicarakan mashiho benar ia tidak akan mau lagi tidur satu ranjang dan itu memalukan untuknya.

"Kenapa pipi lo merah gitu?"

"Enggak, enggak ada apa-apa, a-aku mau mandi dulu kalo gitu"

Gina segera turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi, sedangkan mashiho yang melihat gina yang menahan malunya itu tertawa kecil, padahal ia hanya mengarang cerita benar atau tidaknya dia saja tidak tau siapa yang mulai memeluk duluan.

Setelah beberapa jam kemudian, gina keluar dari kamar mandi menggunakan seragam sekolah ia menoleh ke kasur dimana mashiho duduk bersandar sambil memainkan ponselnya.

"Shio, gak mau mandi?"

"Mau, tolong siapin seragam gue"

Gina mengangguk, mashiho pun bergegas menuju kamar mandi di kamar gina. Sontak hal tersebut membuat gina sedikit bertanya-tanya, kenapa ia Mandi di kamarnya?.

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang