15.

433 31 0
                                    

Taman Belakang Sekolah

Duduk di salah satu kursi di taman belakang, sungchan membuka bekal makanan tersebut dengan raut wajah senang, hal tersebut tidak luput dari perhatian gina yang ikut senang melihatnya.

Setidaknya makanan buatan sang mama tidak terbuang sia-sia karena tidak di hargai oleh orang seperti mashiho.

"Gue makan ya" gina mengangguk.

Satu suapan masuk ke dalam mulut sungchan, matanya membesar saat mengunyah nasi goreng tersebut.

"Bagaimana? Enak?" Tanya gina.

"Kalo ada kata lebih dari kata enak banget gue pake kata itu" ucap sungchan kembali mengambil suapan ke dua.

"Syukurlah kalo lo suka, gue seneng lihatnya" gina tersenyum lebar ketika melihat sungchan begitu lahap menyantap makanan buatan mama nya.

"Andai mashiho memiliki sikap baik seperti sungchan, gue gak masalah kalo dia gak suka sama gue tapi apa salahnya buat dia menghargai mama yang rela bangun pagi cuman buat bikinin dia bekal" batin gina.

Melihat raut wajah gina yang tiba-tiba melamun sendiri, sungchan menatap bingung ke arahnya.

"Gin, Lo kenapa?"

"Um... Gue gak apa-apa kok"

"Serius? Kalo lo ada pikiran lo bisa cerita sama gue, tenang aja, gue jago jaga rahasia kok"

"Gue gak apa-apa kok chan, btw, makasih ya lo udah mau makan masakan nyokap gue"

"Kalo lo mau marah, marah aja gin, gak usah di sembunyikan begitu, jujur aja, lihat perlakuan shio ke lo benar-benar udah kelewatan"

"Chan udahlah, gue juga gak permasalahkan soal itu kok, lagian mashiho ada benarnya juga" gina menunduk sebentar kemudian menatap lurus ke depan dengan senyuman tipis. "Kedatangan gue bisa di bilang sebagai perusak kebahagiaannya, dan gue akuin itu"

"Lo salah, justru kedatangan lo bisa mengubah jalan hidup shio"

"Itu gak mungkin chan, gue tau jelas kalo mashiho benar-benar gak suka lihat gue, apalagi mengenai perjodohan kita berdua. Dia seolah menunjukkan kebenciannya ke gue"

"Bagaimana bisa lo semudah itu menyimpulkan kalo mashiho benci sama lo?"

"Tatapan matanya, gue bisa lihat sorot matanya yang selalu tajam ke gue, bahkan, entah di sengaja atau gak, setiap bentakan dia ke gue juga jadi salah satu bukti kalo dia emang gak suka sama kehadiran gue"

Gina tersenyum tipis dan menghela nafas panjang lalu menatap kosong ke depan, hal tersebut tidak luput dari perhatian sungchan yang terus menatap ke arah gadis tersebut.

"Wanita sebaik ini mau sejauh apa lo sakitin, shio" batin sungchan.

"Gin, gue faham jadi lo, tapi gue harap apapun yang terjadi sama lo jangan pernah lo pendam sendiri, di sini gue bakalan nemenin lo dan gue janji bakalan selalu ada buat lo, jadi jangan pernah lo pendem sendiri masalah lo itu ya"

Gina mengangguk dan tersenyum. "Terimakasih sungchan, gue gatau harus bilang apa lagi selain terimakasih sama lo"

"Santai aja, gue kan udah jadi temen lo juga, setidaknya gue ada gunanya sebagai teman"

"Haha ada-ada aja lo, btw, lo udah selesai makannya?"

"Udah kok, Lo liat aja sendiri, habis kan" menunjukkan tempat makan yang kosong.

"Wah, lo laper apa doyan haha"

"Dua-duanya haha, makasih ya gue jadi kenyang"

"Sama-sama" gina kembali diam dengan tatapan sendu.

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang