21.

357 30 0
                                    

Saat itulah gina mulai memberanikan dirinya untuk mendekati mashiho, ia tidak perduli akan omongan dan sindiran dari murid-murid perihal dirinya yang mencoba untuk mendekati mashiho yang sudah memiliki pacar.

Bagi gina, selagi ia masih memiliki keyakinan bahwa mashiho akan luluh dengannya ia juga sudah berjanji untuk merubah sikap mashiho menjadi jauh lebih baik, dan janji itu harus ia tepati setidaknya saat ia nanti berhasil nanti.

Seperti saat ini, gina bergantian tempat duduk oleh salah satu murid laki-laki, ia duduk di samping mashiho dan hal itu sedikit membuat mashiho risih karena gina selalu berusaha mencuri pandang ke arahnya.

"Shio, pulang nanti kita pergi ke cafe yuk" bisik gina di tengah jam pelajaran.

"Gak" jawab mashiho acuh.

"Ayo lah, di sana katanya ada menu yang lagi trend banget lho, gue yang bayarin deh"

"Lo bisa diem gak si? Berisik banget dari tadi"

"Gak, kecuali lo bilang Iyah baru gue diem"

Mashiho membasahi bibirnya, kemudian menatap tajam ke arah gina yang tersenyum.

"Keras kepala banget si lo, gue bilang gak ya gak!"

"Kenapa gak? Padahal gue yang traktir, pokoknya harus pergi"

"Gue bilang gak!"

"Harus iyah"

"Gak gina!"

"Pokoknya iyah mashiho!"

Seolah frustasi menghadapi sikap gina yang menurutnya benar-benar berubah saat ia mencoba menantang sendiri untuk bisa mendekatinya.

"Berisik tau gak lo, udah diem!"

"Oke, gue anggap lo setuju, makasih shio" gina tersenyum lebar lalu kembali fokus ke depan.

Mashiho menatap jengkel ke arah gina yang terlihat aneh di matanya. Dibalik itu semua seseorang terus memperhatikan mereka dengan pandangan yang berbeda.

Sungchan, pria yang duduk di belakang terus menatap ke arah mashiho dan gina yang berbisik-bisik di tengah jam pelajaran, ada raut kesal saat melihat gina yang tersenyum ke mashiho.

"Ada apa sama gue, kenapa rasanya gue kesel banget melihat gina sama mashiho" batin sungchan.

Beberapa jam kemudian, bel istirahat berbunyi.

"Pelajaran hari ini kita akhiri sampai di sini, sampai bertemu besok"

"Baik pak"

Setelah pak guru keluar dari kelas dan sebagian murid juga ikut keluar, gina menatap ke arah mashiho.

"Shio, ayo ke kantin"

"Ogah, duluan sana, gue mau ke kelas pacar gue"

"Lho, memangnya apa bedanya gue sama pacar lo?"

"Beda lah, dia pacar gue dan selamanya bakalan milik gue, sedangkan Lo? Cuman penghancur kehidupan gue, ngerti!"

Gina hanya diam mendapatkan ucapan tajam seperti itu, ia memandang punggung mashiho yang menghilang dari balik pintu kelas.

"Jangan di masukin ke hati ucapannya shio ya gin" ucap jeongin, gina yang kaget pun menoleh kebelakang.

"Ah santai aja, gue gak apa-apa kok"

"Gue lihat-lihat lo lagi deketin mashiho? Emangnya dia udah mulai Nerima perjodohan itu?" Tanya beomgyu.

Gina mengangguk. "Udah"

"Seriusan?" Tanya chenle.

"Iyah, dia emang udah nerima perjodohan ini semalam tapi itu semua terpaksa karena bokap nya selalu ngancem dia" ucap gina.

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang