20.

405 31 0
                                    

Gina terus menunduk saat di hadapannya sudah ada kedua orang tua mashiho dan mashiho sendiri, bukan gugup yang ia rasakan melainkan tatapan mata sinis dari lelaki di hadapannya yang membuat dirinya tidak berani untuk menatap.

Tidak bisa berbohong jika penampilan gina begitu cantik di mata mashiho, berbalut Blus dengan menonjolkan bagian pundak dipadukan dengan rok pendek dan model rambut see - through.

See - through bangs ini memakai penjepit rambut tipis untuk menyibakkan rambut ke belakang. Model rambut see - through bangs ini terlihat sederhana jika diaplikasikan dengan poni depan tipis.

"Dia terlihat berbeda kalo dandan seperti ini" batin mashiho.

"Ekhem, baiklah, sebelumnya saya minta maaf malam-malam sudah mengganggu istirahat anda nyonya dan juga gina" ucap Edgar.

"Gak apa-apa tuan, anda dan nyonya Chintya juga kan sahabat dari mendiang suami saya, jadi sudah seharusnya saya menyambut kedatangan kalian"

"Ah adelia, jangan panggil kami tuan dan nyonya, panggil saja Chintya dan edgar, sebentar lagi kan kita jadi besanan" ucap Chintya.

"Oh iya, benar juga hehe, maaf saya masih canggung tadi" ucap adelia.

Edgar menatap ke arah putranya. "Mashiho, kenalin ini mama nya gina, dia akan jadi mama kamu juga"

"Halo tante, saya mashiho"

"Wah, ganteng sekali kamu shio hehe"

"Makasih tante"

"Panggil mama saja ya"

Mashiho mengangguk. "Baiklah ma"

"Ya sudah, kita mulai saja ya, kedatangan saya dan keluarga saya ke sini mau membahas mengenai perjodohan antara gina dan mashiho, kami juga ingin meminta pendapat sebaiknya perjodohan ini di percepat saja, bagaimana?" Tanya Edgar.

"Apa?! Di percepat?!" Pekik mereka berdua.

"Papi, yang bener aja masa di percepat si pi?" Protes mashiho.

"Memangnya kenapa? Bukannya lebih baik di percepat saja? Apa kamu ingin menolak mashiho?" Tanya Edgar.

"Bukan gitu, tapi aku sama gina masih sekolah lho pi, apa gak sebaiknya tunggu kami kuliah dulu?"

"Iyah pa, apa gak terlalu kecepatan buat pernikahan saat kita berdua saja masih sekolah?" Tambah gina.

"Kalian masih bisa sekolah kok, lagi juga kalian cuman akan melaksanakan akad saja dan itu hanya keluarga yang datang, untuk resepsi akan kami laksanakan setelah kalian kuliah" ucap Edgar.

"Tapi kan Pi....."

"Cio, turutin saja ucapan papi kamu nak, ini juga buat kebaikan kamu kok, lagian juga perjodohan seperti ini tidak baik kalo di undur-undur terus"

"Mami, shio masih mau fokus sekolah dulu, apa gak bisa kita berdua tunangan dulu? Lagian juga kita harus mikirin soal sewa gedung, prewedding segala macam kan?"

"Kamu gak harus mikirin itu, semuanya udah papi urus, tugas kalian berdua hanya menunggu sampai waktunya tiba, dan kamu shio kamu harus siap-siap mulai sekarang"

"Pernikahan kalian akan di laksanakan seminggu lagi" sambungnya.

"APA?!"

"Saya setuju" keduanya menoleh ke arah adelia.

"Mama" ucap gina dengan wajah memelasnya.

"Sayang, itu hal yang baik untuk kalian berdua, jangan pikirkan soal perasaan karena cinta akan datang dengan sendirinya, mama percaya sama kalian berdua, meskipun sudah menikah nanti kalian bisa menahan hasrat kalian hingga lulus sekolah nanti" ucap Adelia.

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang