09.

473 33 1
                                    

Sesampainya gina di rumah mashiho yang besar dan mewah, gadis itu terus melirik ke seluruh penjuru arah sambil menunggu mashiho membuka pintu.

Namun, bukan membukanya mashiho justru menatap ke arah gina.

"Woi. Lo dengar ya, ingat perjanjian kita di sekolah, berakting di depan nyokap gue jangan sampai bikin nyokap gue curiga, ngerti lo!"

"Bawel banget, udah si percaya aja sama gue"

"Oke, ayo masuk"

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, di ruang tengah sudah ada mama mashiho yang tersenyum manis saat melihat calon mantu nya datang.

"Kamu sudah pulang cio"

"Kalo belum mana mungkin aku ada di rumah mi, oh ya, ini cewek yang mau di jodohin sama cio?"

"Benar, cantik kan pilihan mami dan papi kamu"

"Terserah kalian saja, aku mau ke kamar ganti baju" menatap ke arah gina. "lo ngobrol dulu aja sama mami, gue tinggal sebentar"

Gina mengangguk. "Iyah"

"Nama kamu gina?"

"Iyah tante, aku gina"

"Astaga, kamu lebih cantik kalo bertemu langsung hehe"

"Tante bisa saja, terimakasih banyak"

"Oh ya, ayo duduk dulu biar tante buatkan air minum untuk kamu"

"Eh. Tante gak usah, aku gak akan lama juga kok, jadi tante gak perlu repot-repot"

"Kamu ngomong apa si, justru tante ingin menyambut calon menantu mama, ah benar, jangan panggil tante tapi panggil saja mama, cukup mashiho saja yang panggil mami, oke gina?"

Gina dengan sedikit canggung meresponnya dengan senyuman dan anggukan kepala.

"Oke tante... Eh, mama maksudnya hehe"

"Ya sudah, kamu duduk dulu di sini, mama buatin minuman dulu"

"Baik ma, terimakasih"

Gina membuang nafas panjangnya dan duduk di sofa.

"Kenapa dia lama banget si di kamar, seharusnya kan nemenin gue di sini, dasar cowok nyebelin!" Batin gina.

"Nah sayang, ini minumannya, ayo di minum dulu pasti haus kan"

"Oh i-iya, terimakasih banyak mama, maaf aku jadi merepotkan mama"

"Tidak apa-apa, lagi pula kamu kan sebentar lagi akan menikah sama mashiho"

Byurr!!

"Uhuk... Uhukk..."

"Astaga, gina kamu gak apa-apa?"

Gina meraih tissue di meja lalu menyeka mulut dan roknya yang terkena air.

"E-engga, aku engga apa-apa kok, maaf tadi aku kaget"

"Kamu pasti masih canggung ya mendengar kata menikah? Gak apa-apa kok, mama faham banget, apalagi kan kalian berdua baru kenal dan sudah di jodohkan"

"Aku ngerti kok ma, lagian juga ini pesan terakhir papa, jadi aku harus menjalankannya biar papa tenang"

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang