25.

399 31 5
                                    

Malam tiba, setelah selesai acara pernikahan Gita dan mashiho langsung pergi ke rumah yang sudah di siapkan sebagai kado pernikahan mereka berdua dari edgar, saat sampai di halaman depan rumah tersebut gina tidak hentinya berdecak kagum melihat bagaimana rumah berlantai dua itu sangat mewah dan megah dengan halaman yang di penuhi berupa bunga-bunga indah.

"Wah, besar sekali rumahnya"

"Norak" cibir mashiho melangkah pergi menarik koper miliknya sendiri.

Gina hanya mengerucutkan bibirnya kemudian menyusul mashiho yang sudah membuka pintu utama dan masuk ke dalam rumah. Lagi dan lagi gadis itu kagum melihat bertapa luas dan besarnya di dalam rumah pemberian dari papa mertua nya itu.

Mashiho yang melihat bagaimana ekspresi kagum gina hanya menatap datar dan memilih untuk membuang muka.

"Ck, apa lo baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah mewah, huh? Sumpah ya, norak tau gak!"

"Ya maaf, aku kan baru ngerasain tinggal di rumah sebesar ini"

"Terserah lo, kadang gue berpikir hidup gue ini lucu banget"

"Kenapa?"

"Jelas karena gue harus nikah sama cewek kayak lo, entah kehidupan sebelumnya sesial apa hidup gue sampai harus terima takdir menikah sama lo"

Gina hanya diam saja ketika mashiho kembali menghujaninya dengan kata-kata yang sedikit menyakiti hatinya.

"Um... Pokoknya kamu tenang aja, aku janji bakalan bikin kamu bahagia dan aku bakalan buktikan kalo kamu gak akan nyesel menerima perjodohan ini"

Mashiho tersenyum smirk. "Seyakin itu Lo huh?"

"Tentu, kenapa enggak?" Ujar gina tersenyum.

"Terserah, lo atur aja sendiri, yang jelas buat gue. Sampai kapanpun lo bukan siapa-siapa di hidup gue, kecuali kedatangan lo itu cuman bikin hidup gue berantakan! Dan satu hal lagi, jangan pernah lo bilang ke anak-anak di sekolah kalo kita sudah menikah, ngerti lo!"

"Tapi kan shio...."

"Gue gak suka dibantah, cukup dengerin ucapan gue kalo lo masih mau pernikahan ini berjalan, awas aja sampai satu sekolah tau tentang pernikahan kita, lo yang bakalan ngerasain amarah gue!"

"Tapi teman-teman kamu....,"

"Gue udah bilang ke mereka buat menjaga rahasia pernikahan ini, lagi pula bokap pasti udah bicara duluan sama mereka, dan juga. Mereka sekarang bukan teman-teman gue lagi! Faham!"

"Shio! Shio ih aku belum selesai bicara sama kamu! Mashiho"

Pria itu tidak menggubris melainkan melangkah menaiki tangga menuju lantai dua, gina yang kesal hanya menghentakkan kakinya di lantai kemudian menarik kopernya untuk menyusul mashiho.

Sesampainya di lantai dua, mashiho membuka kunci salah satu kamar yang akan menjadi kamar pribadi gina.

"Ini kamar lo, masuk sana dan ini kunci kamarnya"

"Lho, kita gak satu kamar aja shio?"

"Apa Lo bilang? Satu kamar? Ck, udah gue bilang kalo gue gak akan pernah mau anggap lo sebagai istri gue, itu artinya jangan pernah berharap bisa sekamar sama gue, karena sampai kapanpun gue gak akan pernah Sudi!"

"Satu hal lagi, jangan coba-coba memberitahu kepada siapapun bagaimana sikap gue ke lo, apalagi kalo sampai lo bilang-bilang ke nyokap dan bokap, awas aja kalo sampe itu terjadi!" Sambung mashiho.

Saat hendak pergi, gina menahan lengan tangan mashiho, namun, laki-laki itu langsung menghempaskan tangan gina kasar.

"Jangan pernah lo sentuh gue!! Jangan buat gue marah gina!"

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang