37.

375 26 0
                                    

Mashiho terbangun dari tidurnya, saat matanya terbuka dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam, ia pun segera bangun dari posisi tidurnya.

Tubuhnya sudah terasa lebih baik dari sebelumnya, panasnya juga sudah turun.

"Airnya habis" gumamnya yang hendak minum, pandangan nya beralih menatap ponsel di atas nakas.

Saat ia menggenggam ponsel tersebut dan membuka aplikasi chat sama sekali tidak ada pesan yang dibalas oleh alice.

"Sebenarnya dia kemana saat gue butuhin begini"

"Cukup jalanin aja shio, kalo menurut lo dia baik ya lo harus percaya sama dia, tapi kalo lo merasa ada yang aneh Sama dia, gak ada salahnya untuk lo selidikin semuanya sendiri, kecurigaan itu wajar dalam suatu hubungan, gak ada yang salah untuk mengetahui apa dia setia atau sebaliknya"

Perkataan gina berputar di otaknya, entah kenapa ia mengingat bagaimana tatapan sendu bercampur kecewa saat gina menatapnya sore tadi. Jika di pikir kembali setelah kejadian tadi ia sama sekali tidak melihat gina kembali.

Biasanya gadis itu akan mengecek dirinya dua jam kemudian, tapi udah hampir lima jam tidak ada tanda-tanda gina masuk ke dalam kamarnya.

"Kemana dia? Apa udah tidur ya?" Gumamnya. "Ah mungkin begitu, sebaiknya gue turun ke bawah ambil minum terus lanjut tidur lagi"

Saat mashiho menuruni tangga, pandangannya terpaku ke arah ruang tengah dimana gina tertidur dengan posisi duduk di karpet dan menjadikan tangannya sebagai bantalan di meja, di meja sudah ada laptop dan beberapa buku di sana.

"Ini kesekian kalinya gue memergoki dia selalu tidur di sini dengan tumpukan buku atau kertas"

Mashiho berjalan mendekati ruang tengah, ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gina yang sedang tertidur pulas. Hingga saat matanya menatap sebuah kertas yang di genggam oleh gina, dengan hati-hati mashiho mengambil kertas itu tanpa ingin membangunkan gina.

Ketika ia membaca kertas tersebut matanya membulat tidak percaya dengan apa yang tertulis di kertas tersebut.

"Jadwal rutinitas? Apa dia bikin jadwal ini biar ke pegang semuanya? Termasuk ngurusin gue?" Batin mashiho.

- 04:00 - 06:00 = Merapihkan rumah, siapkan sarapan.
- 15:00 - 18:00 = Pulang sekolah, rapihkan rumah, siapkan makan malam
- 19:00 - 21:00 = Kerjakan tugas termasuk punya mashiho, siapkan apa yang diperlukan mashiho, perhatikan kesehatannya, berikan vitamin untuk menjaga kesehatan tubuhnya, tanya apa yang dia butuhkan dan cek jam tidurnya.
- 22:30 = Usahakan semuanya selesai

Mashiho yang membaca jadwal yang si tulis oleh gina mengigit bibir bawahnya, ia kembali mengambil alih laptop yang ada di meja dan ketika melihat tugas yang memang harus dikumpulkan sebulan lagi, mashiho kembali menatap tidak percaya dengan apa yang gina lakukan.

"Lo kurang tidur demi gue doang gin"

Belum selesai dari hal tersebut, mashiho melihat sebuah tablet obat untuk gejala lambung, saat ia mengambilnya sudah hampir sepuluh tablet yang kosong, bisa di pastikan gina meminumnya.

Mashiho mengepalkan tangannya yang memegang bungkusan obat tersebut. Ia menatap ke arah gina yang tertidur pulas, tangan kanannya bergerak perlahan mendekati wajah gina.

"Papa" dalam tidurnya gina mengigau untuk kesekian kalinya memanggil mendiang papa kandungnya.

"Gina kangen pa, gina capek"

Tanpa sadar mata mashiho berair entah karena hatinya tersentuh atau karena merasa kasihan saja, jika di pikir kebelakang, selama ini gina tidak pernah mengeluh tentang apapun kepadanya, dia bahkan tidak pernah menunjukkan rasa lelahnya, dia juga tidak pernah meminta apapun kepada dirinya.

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang