04.

554 40 3
                                    

Motor sport merah milik mashiho sudah sampai di halaman sekolah, ia baru saja menjemput Alice kekasihnya di rumah. Di sepanjang perjalanan mashiho selalu diam tanpa menghiraukan ucapan alice yang sedang bercerita panjang lebar.

Sejujurnya, ia juga merasa tidak nyaman dengan keburukan alice yang sering berbelanja tas maupun barang-barang yang bersifat menghamburkan uang, seperti yang terjadi dua hari lalu dimana mashiho harus mentransfer uang sebesar sepuluh juta hanya untuk membayar tas branded, sepatu dan satu dress mahal, di pikirannya barang seperti itu akan selalu di pakai oleh Alice tapi nyatanya ia salah, apa yang di beli hanya berlaku sehari selebihnya tidak di pakai kembali.

Selama berpacaran mashiho memang  tidak pernah menegur apalagi pelit kepada kekasihnya itu, apapun yang alice mau selalu di berikan, bahkan, ia rela berdebat hebat sama sang papi hanya karena saldo rekening mashiho selalu habis dan berakhir minta untuk di isi kembali.

Edgar tidak masalah jika itu habisnya untuk kebutuhan anaknya sendiri, tapi jika habisnya sama orang lain apalagi saat ia tau uang itu habis hanya untuk belanja barang-barang yang tidak berguna, wajar jika seorang ayah marah dan menegur anaknya sendiri, bagi Edgar hidup kaya ataupun miskin kita harus belajar menabung, karena hidup tidak selalu di atas ada kalanya suatu saat kita pasti akan berada di bawah.

Namun, mashiho tetaplah mashiho, ia terlalu di butakan oleh cinta sampai tidak memperdulikan hal lain seperti teguran orang tuanya.

"Shio, pulang nanti kita ke mall lagi ya."

"Sayang, kamu ke mall mau ngapain si? Bukannya kemarin udah?."

"Aku kan mau beli perhiasan, oh ya, kemarin aku liat di online shop ada tas branded yang bagus banget dan itu asli buatan Prancis, kita beli ya shio, please." Alice mengeluarkan jurusan pipi eyesnya yang bikin mashiho menghela nafas panjang.

"Oke." Satu kata berhasil membuat Alice memekik senang, mashiho mengeluarkan handphone dan mengetik beberapa angka di layar handphonenya.

"Uangnya udah aku transfer, kamu pergi sendiri aja ya, aku gak bisa nganterin karena ada urusan penting sama papi."

Alice mengangguk. "Oke baby, gak apa-apa, makasih lho kamu memang pacar aku yang pengertian, i love you."

"Love you more." Mashiho tersenyum lebar.

"Ayo masuk ke kelas." Lanjut mashiho.

"Ayo." Alice terus memeluk lengan tangan mashiho, sudah terbiasa untuk semua murid melihat keromantisan mereka di sekolah, semua tau tentang hubungan mereka tapi gak semuanya suka.

Salah satu alasannya. Ya. Karena sebagian murid pernah melihat Alice yang pergi bersama cowok lain dan itu selalu bergonta-ganti, mashiho pernah mendengar hal itu tapi saat ia bertanya langsung Alice mengelak hal itu dan berpura-pura nangis karena merasa di tuduh yang tidak-tidak.

★★★★★★

Sedangkan di kelas 12 fisika 2, keadaan hening sebentar sebelum akhirnya ketujuh pria itu membuka suara saat melihat siapa murid baru yang akan menempati kelas yang sama seperti mereka.

"Gila! Demi apa kita sekelas." Pekik beomgyu semangat.

"GINA! Gue seneng banget kita bisa sekelas." Tambah jeongin.

"Aish, kampret! Kalo mau teriak-teriak jangan di deket kuping gue napah!." Sarkas chenle.

"Ya maaf, kagak sengaja gue." Ucap jeongin.

"Lho, kalian udah saling kenal? Kapan?." Tanya bu sella.

"Tadi gak sengaja ketemu di koridor bu, dia nanyain ruang guru jadi pas kita kasih tau sekalian aja kenalan sama dia." Ucap jaehyuk.

Kapten Basket Adalah Suamiku • Takata MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang