BAB 20

99 12 5
                                    

SEBELUM MULAI MEMBACA, PASTIKAN KALIAN SUDAH FOLLOW AKUN INI!
JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YG BANYAK, YA!

○○○

"Tunggu!" Kata Gun menghentikan Arika yang sontak membuat semua orang terhenti dari aktivitasnya dan hanya fokus menatap ke arah ayah dan anak yang ada di atas panggung kecil itu.

"Ada apa, pah?" Lirih Arika menatap penuh tanya mata sang ayah.

"Kamu enggak bisa potong kuenya sekarang." Jelas Gun seraya menaruh kedua telapak tangannya di bahu Arika sehingga membuat sang anak bertanya-tanya tentang alasannya.

"Tapi kenapa, pah? Temen-temen Arika udah pada nungguin loh,"

"Iyah, papah tau. Tapi ada satu orang spesial yang belum hadir di sini. Dia seorang wanita yang sangat kamu kagumi dan juga kamu sayangi. Di ulang tahun kamu ini, kedatangan dia lah hadiah spesial dari papah untuk kamu," terang Gun yang berhasil memunculkan rasa penasaran di hati mereka khususnya Arika. "Silahkan masuk," lanjut Gun sembari memajukan tangan kanannya dan membuat seorang perempuan yang dimaksudnya masuk ke tempat acara.

"Krok, krok, krok," suara langkah kaki wanita itu yang tak lain adalah Nisa, kini menjadi pusat perhatian. Semua pasang mata menatap dirinya yang tengah berjalan mendekati Arika dengan sebuah kue strawberry di tangannya. Sepasang bola matanya hanya fokus menatap wajah Arika yang terkejut dan mematung lama sampai dirinya benar-benar ada di hadapannya saat ini. Bibir Nisa melebar sempurna karna bisa menatap dari dekat paras cantik peri kecilnya yang sudah tumbuh besar. Ingin sekali dia memeluk tubuh anak itu, tetapi melihat kebisuannya, rasa ragu menjelma dalam hatinya. Sepertinya Arika tidak menyukai kedatangannya.

Baru saja pikiran itu terlintas di otaknya, Arika membuka mulut, mengatakan, "Apa ini yang papah katakan mengenai hadiah spesial itu?" Kata Arika bertanya pada Gun sembari menatap Nisa dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

Lantas saja Gun menghela nafas pendeknya sembari tersenyum lalu menjawab, "iyah, sayang. Kedatangan bunda, jadi hadiah spesial buat kamu tahun ini. Kamu senang kan?" Menatap dalam mata Arika.

"Senang? Dari mana aku bisa merasakan itu, pah? Bahkan ini hadiah terburuk yang pernah papah kasih buat aku!" Sahut anak ini.

Benar-benar menusuk hati Nisa, ucapannya. Dengan natural senyum lebarnya menghilang.

"Sayang, kamu bicara apa sih? Bunda udah dateng jauh-jauh cuma buat kamu loh. Bunda juga buatin kue kesukaan kamu, tuh!" Melirik ke arah kue Nisa. "Iya kan, Nis?" Lanjut Gun melirik ke arah Nisa yang hanya mengangguk pelan dengan senyum pura-puranya.

"Jadi, kita potong kue yang bunda buat. Oke?" Putusnya seraya memindahkan kue yang Nisa pegang keatas meja tanpa persetujuan Arika dengan semangat.

Disaat ini lah bom kecewa Arika meledak.

"Cukup, pah! Arika nggak mau! Arika nggak suka tante ini dateng di pesta aku! Dia itu bukan siapa-siapa kita! Kenapa papah nggak ngerti si!" Seru Arika menambah tusukan belati di hati Nisa.

"Jaga bicara kamu, Arika! Papah sama sekali nggak suka kamu ngomong seenaknya gitu ya!" Kata Gun dengan nada tinggi.

Suasana pesta yang gembira dan bahagia kini menjadi kacau gara-gara satu orang ini.

"Arika juga nggak suka papah ngomong seenaknya gitu. Tante ini bukan bunda aku! Dia cuma orang asing yang pernah datang dan singgah di hati aku yang lagi kosong dan butuh kasih sayang. Dan setelah itu dia pergi dengan masalahnya dan nggak mikirin gimana perasaan aku sama papah saat itu! Aku sama sekali nggak salah ngomong kan? Ini nyata! Iya kan, tante?" Tukas Arika yang berani menatap tajam mata Nisa yang sudah berkaca-kaca sedari tadi.

Sungguh, perasaan Nisa sangat bercampur saat itu. Tak disangka dan tak pernah terduga kalau luka lima tahun lalu masih tersimpan baik di hati Arika. Bibirnya hanya bisa bergetar dan ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa. Tempat ini sudah menjadikan dirinya sebagai tersangka yang sedang diadili di depan masa.

"Arika stop! Jangan bicara lagi kalau kamu nggak bisa sopan!" Tegas Gun menunjuk Arika dengan jari telunjuk kanannya penuh emosi.

"Maaf, pah, kali ini Arika nggak bisa diem. Arika udah capek nyimpen semua rasa kecewa ini sendiri dan udah selama bertahun-tahun Arika begini. Sekarang Arika mau lepas rasa itu, dengan ngungkapin semuanya secara langsung di hadapan papah, tante, dan semua orang yang ada di sini. Arika nggak butuh kasih sayang palsu dari siapa pun, terutama dari tante! Dulu tante pernah dateng dan buat aku merasa memiliki semuanya. Aku pikir, aku adalah anak yang beruntung karena memiliki ibu tiri yang baik dan sayang sama aku. Tapi kata orang-orang itu benar. Ibu tiri tetap ibu tiri. Nggak ada ibu tiri yang sama kayak ibu kandung. Dan tante. Tante sama sekali nggak pantes dipanggil sebagai seorang ibu. Karena apa? Karena seorang ibu nggak akan ninggalin anaknya dalam situasi dan kondisi apa pun!" Kata Arika menumpahkan segala emosi di dalam dirinya dengan mata yang memerah dan mengandung banyak air mata lalu pergi meninggalkan tempat pesta setelah kedua tangannya berhasil melempar kue strawberry yang Nisa buatkan untuknya.

Tidak ada satupun orang yang bisa mencegah anak itu. Semuanya terguncang mendengar ungkapan isi hati Arika. Apalagi Nisa. Hatinya dibuat hancur berkeping-keping malam ini. Sesak sekali dadanya, melihat perlakuan anak yang pernah sangat menyayanginya kini berubah menjadi anak yang sangat membencinya. Tak tahan untuk terus berada di tempat itu, wanita dengan dress tunik merah jambu dengan detail kerah jas dan pita di bagian pinggangnya yang diikat menyamping ini pun turut meninggalkan tempat pesta tanpa ada kata pamit terucap dari bibirnya. Gun pun hanya bisa menatap kepergiannya dengan rasa bersalah karena sudah membuatnya sedih dan dipermalukan oleh putrinya sendiri.


●●●
BERSAMBUNG
.
.
.
.
Huaaa...bomnya meledak juga😭
Gimana tanggapan kalian, teman dan Readers?

Next??

BENCI 2✔️ (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang