• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 •
❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️
Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...
Komen yang banyak biar lanjut ke chapter berikutnya<3
—|•^•|—
Jangan lanjut baca kalo belum kenal🤜🤛
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalo kurang suka sama visualnya ganti aja sesuai bayangan kalian!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lengan baju di gulung, seragam tidak di kancing dengan benar. Tak memakai sabuk, topi dan atribut sekolah lainnya. Sudah berkali-kali ditegur tapi tetap saja anak Daddy Genta itu tak berubah. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Teguran dari guru baginya hanyalah angin lalu.
Gevano bukan tipe anak yang mudah diatur. Atau mungkin tidak mau diatur. Selain Mommy yang berbicara, tak akan di patuhi. Gevano mau melakukan itu jika memang kemauan dirinya, berubah untuk dirinya sendiri, bukan paksaan ataupun suruhan dari orang lain.
Memang benar sekolah punya peraturan. Tapi anak-anak macam Gevano begini yang pasti melanggar. Karena bagi mereka adanya peraturan ya untuk dilanggar.
Sudah kelas dua belas SMA tak membuat Gevano berhenti berbuat ulah. Lihat saja sekarang, Gevano berlari dengan kencang, menghindari Pak Saipul atau biasanya anak-anak SMA Sky memanggilnya Pak ipul, beliau adalah kesiswaan. Aksi kejar-kejaran seperti ini sudah biasa.
Gevano dan teman-teman biang onarnya tadi bolos jam pelajaran. Kelimanya malah asik nyebat ditaman belakang. Pak Ipul memang biasanya berkeliling memantau atau mencari anak-anak yang bolos jam pelajaran. Dan bertemulah kembali ia dengan Gevano dan teman-teman.
Gevano berbelok ke koridor perpustakaan. Mungkin terlalu kencang berlari sampai tubuhnya oleng menubruk siswi yang tengah membawa setumpuk buku.
"Anjing."
Keduanya jatuh. Membuat buku yang tadi dipegang berantakan. Memang seperti di novel-novel. Kisahnya berawal dari tak sengaja menabrak, berakhir jadi cinta. Mantep bang.
"Lo tuh anjing." Ketus Shazana, atau biasanya Gevano memanggilnya anna projen.
Gevano nyengir ketika sadar siapa yang dia tabrak. Shazana bukan seperti kebanyakan perempuan yang gila-gila akan tampang Gevano. Melainkan kebalikannya. Shazana akui memang Gevano tampan, tapi melihat tingkahnya yang diluar galaksi bima sakti alias banyak tingkah, sering buat ulah, banyak kasus, sering menjahilinya dan masih banyak lagi kenalan remaja yang dilakukan Gevano membuat Shazana pikir dua kali untuk memuji ketampanannya.
"Sorry na." Gevano mengulurkan tangannya, membantu Shazana untuk berdiri.
Shazana tatap uluran tangan itu. Masalahnya Gevano ini sering jail. Shazana jadi ragu kalo tiba-tiba orang ini jadi baik.
Melihat Shazana hanya menatap uluran tangannya tanpa minat. Gevano tarik tangan putih susu itu. Entah mungkin tangan Gevano yang kebesaran, tapi yang jelas tangan Shazana jadi mungil sekali digenggamnya.
Gevano tersenyum miring menatap tangan keduanya yang bertaut. Tangan Shazana yang kecil pas digenggaman. Nyaman.
Bukan baper, Shazana malah geplak bahu Gevano. "Gue gak sekecil itu ya monyet!"
"Tinggi lo cuma sedada gue, Na. Kelas dua belas tapi masih bocil."
"Apaansih, Lo tuh yang kaya Titan!"
Gevano terkekeh geli. Shazana kalo kesel ngomongnya suka ngotot, pake urat. Lihat saja urat-urat dilehernya ketarik.
Entah setan dari mana, tangan Gevano terangkat mengusap leher Shazana. "Iyaa gak kecil."
Shazana mematung. Tatapannya terkunci dengan mata Gevano.
"Tangan lo——"
Sebelum kena marah Shazana, Gevano tarik kembali tangannya. Emang gak baik deket-deket Anna, tipe Gevano itu yang kecil gini ni kaya Shazana.
Gevano merogoh saku celananya. Mengeluarkan pemantik rokok dari sana. Shazana lihat dengan jelas, ada nama Gevano disana. Mungkin custom, soalnya disampingnya ada logo maung. Jelas Shazana tau, jika itu logo Ryker.
Dengan santainya Gevano taruh pemantik itu di saku baju seragam yang perempuan. Setelahnya berlalu pergi sembari berteriak.