Bab 3 (bagian 2)

244 12 1
                                    

Benny menggaruk belakang tengkuknya, matanya masih melihat ke kiri dan kanan. Mengabaikan kalimat Ayudia tadi. Sebelah tangan miliknya merogoh sesuatu dari saku hoodie. Meski udara Jakarta panas menyengat, entah apa alasan laki-laki berusia dua puluh tahun itu memakai pakaian tebal di sini. 

"Ya, lumayanlah," jawabnya sambil membuka bungkus permen dan membuangnya sembarangan.

Laki-laki itu duduk di sisian ranjang, menatap lekat wajah Dean. Sesekali tangan besarnya menyentuh sisian tangan mungil milik si bayi merah. Tapi, tiba-tiba badan itu menyingkir, berdiri kembali.

"Ya udah. Gue mau balik dulu, ngantuk." Benny melenggang ke arah pintu keluar dengan santai.

Dengan menahan segala rasa sakit, tangan Ayudia menahan lengan suaminya. "Benny, tunggu!"

Raut wajah Benny terlihat tak suka saat Ayudia menyentuh salah satu bagian tubuhnya. "Apa lagi? Lo nyuruh gue ke sini kan? Ya udah. Terus?"

Dada Ayudia berdegup kencang, di dalam sana terasa panas dan bergejolak. Bukankah harusnya dia diam di sini dan bersama-sama menjaga anak mereka?

Karena satu hentakan kalimat Benny tadi, Dean menangis histeris. Bayi kecil itu terganggu, sekarang kian tersedu-sedu.

"Bantu gue buat jaga Dean!" Ayudia kesulitan menjaga emosi. Lelahnya mulai memuncak dengan segala sikap Benny yang tak pernah peduli dengan kehamilan dan bahkan sekarang dengan Dean.

"Emang orang tua lo ke mana? Kenapa harus gue?" Laki-laki yang masih kuliah semester empat itu mengempaskan tangan kecil milik Ayudia.

Tangis Ayudia perlahan turun ke bawah. Sakit di hatinya mulai mencair, sulit untuk disembunyikan, apa lagi harus terus berpura-pura kuat.

"Benny, please. Ini anak lo juga. Bantu gue buat ngurus dia!"

Dean semakin melancarkan tangisnya. Ruangan kecil itu kini penuh dengan isakan tangis ibu dan anak. Sangat gaduh. Membuat Benny semakin muak.

Laki-laki itu tetap pada tatapannya yang bengis bak tak memiliki nurani pada Ayudia, istrinya. Dia malah mendecap kesal. Langkahnya mantap menuju pintu keluar.

Tak merasakan sakit di area kewanitaan, mengabaikan pinggang dan punggung yang terasa remuk, menyampingkan kepala yang terasa berputar karena kurang tidur, perempuan belia itu setengah berlari meski seakan nyawanya hanya tinggal setengah.

"Benny, tunggu!" Sekali lagi Ayudia menarik hoodie bagian belakang suaminya.

Laki-laki itu menoleh dengan tatapan jijik untuk kesekian kali. Menunggu sang perempuan melanjutkan kalimat.

Di tengah isakan, Ayudia sedikit berlutut karena tubuh yang menyangganya seakan hendak ambruk. "Ya udah, tapi nanti balik lagi ... liat Dean sering-sering."

Benny melepaskan tangan istrinya dengan kasar. Di balik ruangan itu, di lorong klinik, ada kursi kayu memanjang yang memang disediakan untuk antrean atau tunggu pasien, terlihat sosok gadis muda yang cantik memakai hoodie yang sama persis dengan Benny. Bahkan beberapa detik setelah membuang mentah-mentah Ayudia, tangan besar milik ayah Dean dengan sigap menggenggam erat ruas jari gadis itu.

"Dengerin baik-baik. Mulai sekarang jangan kejar-kejar gue lagi!" Tangan kanannya kasar menunjuk dahi Ayudia.

Perempuan itu hanya menatap kosong pemandangan di depannya.

"Ma-maksudnya?"

"Mulai detik ini, gue memutuskan cerai sama lo, cewek sialan!" Benny berlalu tanpa peduli persetujuan atau isakan Ayudia yang terdengar pilu.

Benny benar-benar muak dengan perempuan yang baru saja meregang nyawa untuk melahirkan anak mereka.

Dunia Ayudia seakan runtuh bertubi-tubi. Setiap orang yang berlalu-lalang di lorong, pasti memerhatikannya dengan iba. Dengan sisa kekuatan, dia berjalan ke dalam kamar rawat, memeluk kakinya kuat-kuat sambil berjongkok di sisian ranjang. Tangis Dean sudah bukan prioritasnya. 

Bahkan untuk meredakan tangisnya saja dia kalang kabut, kenapa sekarang pun harus memikirkan Dean?

Aku mati saja. Paksa batinnya.

***

Halo halo halo, aku update lagi nih. Sebelum baca jangan lupa follow aku, ya.
Kan, aku penulis baru, jadi follow, vote dan komen kalian sangat berarti buat aku ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Kamu mau baca ngebut?
Aku update juga di Karya Karsa lho. Di sana sudah sampai Bab 5!
Aku juga mau bagiin voucher lebaran buat pembaca setia aku di Karya Karsa, disc 20%
Kode: Noorm01

Nama akun: Fitria Noormala

Terima kasih banyak!

Salam,

Author

Sebaris Cinta AyudiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang