"Deon!" Nilam memanggil remaja laki-laki berhidung mancung dan berambut indah yang sedang duduk bersila sambil melamun di atas kursinya.
Laki-laki itu segera turun dari kursi, dia mungkin melihat ekspresi Nilam yang tak biasa. Sehingga dia melangkah sangat cepat ke arah Nilam dan Ayudia.
"Kenapa si Ayudia? Mukanya kayak mayat, dah?" Deon melayangkan pertanyaan pada Nilam.
Nilam menggeleng tak paham.
"Kita bawa ke UKS aja, yuk? Gue nggak kuat kalo bopong sendirian."
Tanpa berkomentar apa pun lagi Deon membantu Nilam mengangkat tubuh Ayudia yang lemah. Sekarang mereka berjalan pelan melewati lorong kelas dan berhati-hati menuruni anak tangga.
Terdengar sekali napas Ayudia berat dan terengah-engah. Pandangannya mulai kabur. Pun tangan dan kakinya gemetaran hebat. Tapi, sekuat tenaga dia tahan demi meringankan beban kedua temannya ini.
Sesampainya di ruang UKS, petugas jaga segera menyambut mereka. Ayudia berbaring di atas ranjang istirahat. Matanya terpejam merasai seluruh tubuhnya yang tak merasakan apa pun. Dia hanya mengandalkan indra pendengarannya untuk mengangguk atau menggeleng jika ada yang bertanya.
Dengan sigap petugas jaga pergi ke dapur umum untuk membuat secangkir teh manis hangat guna memberi sedikit tenaga pada Ayudia. Karena gadis itu tak bisa bangun demi meraih teh, Deon dengan sigap menopang bagian belakang tubuhnya.
"Minum dulu, Yu. Biar hidup lo bertahan agak lama," ujarnya bercanda. Membuat petugas UKS dan Nilam menahan tawa.
Sedang Ayudia rasanya ingin mencekik Deon saat itu juga. Tapi, apalah daya, gelas teh manis saja ditopang orang lain. Dia hanya menabahkan diri menenggak teh itu sampai habis. Setelah selesai, Deon membantunya kembali untuk berbaring.
"Nilam, kita ke kelas lagi, ayo," ajak Deon terburu-buru.
Nilam hanya mengangguk.
"Yu, nanti kita ke sini lagi, ya." Nilam dan Deon kemudian hilang di balik pintu UKS. Mereka berlari seperti tengah dikejar setan karena pelajaran selanjutnya sudah dimulai.
Ayudia tersenyum, lalu memejamkan matanya kembali. Ada gelenyar hangat di lambungnya setelah terisi teh tadi. Perlahan suhu tubuhnya naik. Gemetar hebat yang sejak tadi mendera, perlahan melemah. Jari-jari kaku mulai lunak. Hanya pusing saja yang masih bertahan.
"Mau minum obat, Kak?" tanya petugas UKS yang sepertinya masih kelas sepuluh.
"Eng-enggak, Dek. Makasih. Nggak biasa minum obat apa-apa soalnya," jawab Ayudia dengan suara lemah.
"Ya udah, Kak. Aku olesin minyak angin aja ya, biar anget. Gimana?" tawarnya dengan opsi lain.
Kali ini Ayudia mengangguk.
Dengan sigap, petugas itu membawa minyak angin di rak kayu di samping ranjang. Sambil meminta maaf, perlahan gadis petugas UKS itu menarik seragam Ayudia sampai ke bagian perut.
Dengan telaten tangan putih nan lembut itu mengolesi perut Ayudia dengan minyak. Ini terasa jauh lebih baik dari pada awal masuk UKS tadi.
"Punggungnya juga mau, Kak?" tawarnya lagi.
Karena Ayudia tak kuat mengangkat tubuhnya, dia menggeleng. "Nggak usah, makasih."
Anak kelas sepuluh itu mengangguk paham. Lalu dia membiarkan Ayudia terpejam dengan tenang. Perlahan kesadaran gadis tujuh belas tahun itu memudar. Dia berlayar pada tidurnya yang damai.
Dua petugas UKS itu menutup tirai pembatas, mereka duduk di dekat pintu masuk. Sesekali menatap kelas yang tertutup rapat karena pelajaran selanjutnya sudah dimulai.
Sedang Ayudia tak ingat apa pun. Samar mendengar percakapan dua orang kelas sepuluh yang menjadi petugas UKS, tapi baik mata atau pun raganya, terasa lemah sekali. Dia memilih melanjutkan tidur. Mengabaikan perasaan berdosa karena tak ikut beberapa pelajaran hari ini.
***
Wah, pembacanya udah nembus 300, ya. Makasih banyak temen-temen ❤️
Meski gitu, jangan berhenti buat follow, vote dan komen, ya. Biar apa? Biar aku semangat terus dalam berkarya.Baca juga karya aku yang lain, ada Berkah Rambut Bondol genre romance-komedi dan pelakor sedarah genre romance rumah tangga. Hihi.
Semua yang aku update di sini, aku update juga di Karya Karsa, ya. Update dua bab setiap hari. Kalo berkenan, yuk, berkunjung!
Mau diskon baca tinggal DM aja lhooo. Tenang.
Akun karya karsa aku: Fitria NoormalaSalam,
Author ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebaris Cinta Ayudia
RomanceAyudia Adhisti adalah siswi SMA kelas sebelas yang mengikuti ekstrakurikuler musik di sekolahnya. Tiga bulan setelah acara pensi sekolah itu dia telat haid. Tapi, tak ada yang curiga sama sekali karena siklus haid dirinya memang tak teratur. Namun...