Bab 15

94 2 0
                                    

Cuplikan

Saat Ayudia memandang kertas itu lamat-lamat, lelaki itu kembali bergumam.

"Sebenernya nggak boleh nih, ngasih-ngasih nomor gini, pelanggaran," sambungnya sambil memelankan suaranya. "Cuman karena kayaknya ini penting banget buat lo. Jadi, ini rahasia kita bae, ya?"

Kontan Ayudia tersenyum haru. "Makasih banget, Bang."

Ketika pelanggan lain datang, sikap operator tadi kembali pada pengaturan awal–memasang wajah serius.

***

Halo, selamat pagi. Terima kasih telah menjadi pembaca setia Sebaris Cinta Ayudia. Ikuti terus kisahnya, ya?
Jangan lupa vote, komen dan follow, ya. Hehe.

Mau tahu kelanjutan kisahnya?
Yuk, kunjungi akun karya karsa aku Fitria Noormala

Salam,

Author 😍

Sebaris Cinta AyudiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang