Suara dentuman musik disatu kelab malam sangat kencang, semua orang berdansa dengan tangan yang menggenggam gelas berisikan alcohol, tangan yang menggenggam ponsel atau bahkan menggenggam pinggang wanita.
Juandra Barahim, lelaki dengan mata tajam sipit sedang berdansa dengan beberapa perempuan disekelilingnya. Ia juga menggenggam gelas beling berisikan alcohol didalamnya, baru ia minum dalam satu tenggakan saja. Kepalanya belum pusing, ia masih sadar.
Bunyi ponsel didalam kantong celananya pun masih bisa ia rasakan kala didalam kelab malam dengan dentuman musik keras, Juan menepi sebentar. Ia melirik diponselnya terdapat nama 'Tuan Jenderal'
Lelaki itu menjawab walaupun sebelumnya ia mendengus kesal karena ia harus berlari keluar kelab malam untuk menjawab telfon tersebut,
"Hallo"
"Hallo Juan, kamu dimana?"
Mendengar pertanyaan seperti itu, Juan langsung melirik kiri kanan mencari alasan dimana ia berada.
"Oh ini, dirumah—mm,,, ddirumahnya Tito lagi ngurus kerjaan. Kenapa pa?"
"Kamu cari Zyo ya, papa dapet kabar dari ayahnya kalo Zyo pergi sama temen-temennya. Papa gak mau ngecewain pak Hasta. Papa minta tolong awasin Zyo ya"
"Pa, Zyo udah besar. Biarin dia main sama temen-temennya, lagi pula aku sibuk hari ini"
"Kalo kamu gak awasin dia, dia tetep bakal jadi istri kamu nantinya. Kalo dia kenapa-napa, kamu yang bakalan nerima itu semua"
Seketika Juan diam, ia kesal bukan main. Tidak seharusnya seperti ini, ia tidak mau bersama dengan perempuan pembuat onar, perempuan tidak bisa diatur!
"Arghh,,,, iya-iya aku usahain cari Zyo"
Juan langsung mematikan ponselnya dengan wajah benar-benar masam, ia berjalan menuju parkiran untuk menaiki mobilnya. Ntah perjanjian setan apa yang papa dan ayahnya Zyo lakukan hingga membuat anaknya susah seperti ini,
Hidup Juan yang tidak bebas ini, sudah digeluti Juan sejak 2 tahun lamanya. Berawal pertemuan rapat kantor papanya dengan ayahnya Zyo lalu berakhir Juan menjadi pengasuh Zyo.
Melajukan mobil menuju tempat yang sudah ia ketahui dimana Zyo berada, perempuan itu jika bermain tidak jauh dari Bar yang ada di Cikini, Bar kecil dengan suasana sendu bersama dengan teman perempuannya yang ia sebut dengan nama Uyu.
Juan tidak banyak basa-basi langsung duduk dihadapan Zyo dengan wajah malas, dan Zyo sedikit terkejut,
"Ngapain sih pake acara kaget, kayak baru pertama kali aja gue tiba-tiba nongol" ucap Juan sambil melepaskan jaketnya lalu menyodorkan jaket kulit berwarna hitam ke arah Zyo.
"Pake" ucap Juan singkat.
"Gak ah, apa-apaan sih? Ini aja gue gerah, disuruh pake jaket lagi" Zyo mengembalikan jaketnya kepada Juan.
"Pake, apa gue paksa pulang?"
Dengan mendengus kesal, Zyo mengenakan jaket milik Juan. Jika kalian fikir tidak ada perlawanan sengit dari Zyo, kalian salah! Ini sudah 2 tahun lamanya. Zyo sudah tidak punya kekuatan untuk berontak atau semacamnya.
"Jangan minum banyak-banyak, jam 1 malem gue anter lo berdua pulang" ucap Juan.
"Gak usah, gue bawa mobil" sahut Uyu dan Juan menganggukkan kepalanya.
"Bagus, berarti gue nganter ni manusia satu aja"
Sekarang pukul 10malam, masih ada 3 jam lagi menuju jam 1 malam. Zyo berbincang dengan Uyu tanpa memperdulikan Juan dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]
Teen FictionMelepaskan hobby yang sudah 5 tahun lebih digeluti bukanlah hal yang mudah bagi seorang Narrazyo Hasta atau kerap disapa Zyo, Melakukan dance dengan kedelapan teman-temannya setiap hari, menyanyi diatas panggung bersapaan dengan semua manusia yang...