28

80 14 2
                                    

"lu tadi ketemu Zyo? Dia ngumpet disini ternyata" ucap Wendy sambil memandang apartment menjulang keatas,

"Jangan bilang ke Juan kalo dia disini" lanjut Wendy.

"Atau video gue sama Juan, gue sebar ke orangtua Zyo"

Ucapan Wendy terus menerus mengelilingi kepalanya, seperti burung-burung di effect ponsel yang viral itu. Tidak mau pergi.

Tito memukul setir mobilnya sendiri, ia kasihan dengan keadaan Juan kali ini namun ia lebih kasihan jika dibunuh oleh ayahnya Zyo. Jelas Tito tidak ingin berkunjung ke makamnya.

"Wendy sialan!!!!" Teriak Tito,

"Gue harus apa?!!! Astaga tuhaannn"

Memarkirkan mobil tepat didepan kantor yang hampir setiap hari ia sambangi, tempat Juan bekerja.

Lelaki itu masih bekerja walaupun dengan semangat yang sepertinya hanya 30%,

Tito membuka pintu kaca ruangan milik Juan, ia masuk kedalam karena mendapati Juan sedang menelungkup kan kepalanya diatas meja,

Memang hobby Juan akhir-akhir ini tertidur diatas meja kerjanya sendiri karena ia tidak pernah bisa tidur dengan pulas lagi sekarang.

"Ju" panggil Tito,

"Ju"

"Hmm" Juan hanya berdehem dan enggan mengangkat kepalanya.

Tito menjadi frustasi sendiri, ia jelas kasihan melihat temannya sendiri seperti ini dan juga ia lebih kasihan melihat Zyo yang sedang hamil sendirian di apartemennya.

"Ashh... Gue kedepan sebentar"

Menuju rooftop kantor Juan untuk merokok, kali ini Tito memikirkan bagaimana cara agar ia bisa leluasa berbicara kepada Juan bahwa ia menemukan dimana Zyo berada.

Duduk dibangku usang sambil melihat ke arah gedung tinggi didepannya,

Tito mengirimkan pesan kepada Zyo, lalu ia memasukkan ponselnya kedalam kantung celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tito mengirimkan pesan kepada Zyo, lalu ia memasukkan ponselnya kedalam kantung celana.


2 Minggu berlalu sejak Tito mengetahui dimana Zyo berada, lelaki itu juga tak henti-hentinya bulak-balik ke tempat Zyo hanya karena untuk mengantarkan apa yang perempuan itu butuhkan, bahkan hanya sekedar tissue kering.

"Kayaknya ini salah" gumam Tito tepat didepan apartment Zyo ia terdiam menggenggam sekotak tissue kering.

"Gue coba buat ngomong ke Juan aja kali ya? Gue gak bisa begini"

Mengendarai mobil menuju kantor Juan, mengurungkan niat untuk mengantar tissue kepada Zyo.

"KAMU TAU GAK KARNA ULAH KAMU SAYA YANG KENA MARAH BU BARBARA!" Maki Juan kepada perempuan dihadapannya, perempuan itu sudah menunduk dan berkali-kali meminta maaf.

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang