35

74 15 0
                                    

"setelah jadi bapak nanti, kamu tau bagaimana rasanya seperti kemarin" ucap papa Hasta,

Juan dan papa Hasta sedang berada diruang tamu, pada sore hari. Zyo serta mama Arum sedang diatas membantu merendam kaki anak perempuannya itu yang bengkak,

Dan maksud kata 'kemarin' diucapkan papa Hasta adalah kejadian pasca Zyo kabur. Memang benar ini sudah bukan urusan kedua orangtua Zyo lagi, tetapi Zyo adalah anak satu-satunya. Kedua orangtuanya bingung jika bukan Zyo yang diurus, siapa lagi yang akan di urus?

"Kesibukan saya dan Arum adalah mengurus Zyo dari lahir sampai kemarin, setelah anak saya nikah, saya bingung apa yang harus saya urus selain itu"

Disini Juan hanya diam mendengarkan apapun yang diucapkan oleh papa Hasta, Juan yakin akan ada hal yang membuat fikirannya terbuka kali ini.

Lalu pandangan papa Hasta beralih menatap Juan sambil tersenyum,
"Saya minta maaf kalau kemarin keterlaluan—"

"Gak perlu pa, ini emang salah Juan. Gak perlu minta maaf" potong Juan.

"Kejadian kemarin membuat saya sempat berfikir salah karena memberikan anak saya sama kamu, tetapi lupa bahwa kamu sudah berani menghadap ke saya dan Arum mengakui bahwa anak saya kabur seorang diri"

"Anak satu-satunya yang saya punya itu, gak mungkin akan jujur seperti pengakuan mu kemarin. Dia pasti akan merasakan itu semua sendirian, dipendam hanya karena ia takut saya dan Arum bertindak lebih"

Benar pah, Zyo tutupin semuanya demi Juan, batin Juan.

"Banyak sekali hal-hal yang saya tidak tau, masalah apa yang dihadapi Zyo. Tetapi saya berharap, setelah denganmu ini, anak saya bisa menceritakan apapun dengan kamu dan kamu bisa berada disamping Zyo"

"Tanpa papa dan mama minta, Juan bakalan terus ada buat Zyo, kapanpun" sahut lelaki itu dengan mantapnya.

"Ini kita jadi pindahan rumah?" Tanya Zyo diatas ranjang, perempuan itu berada di kamarnya dulu sebelum menikah, kamar bernuansa pink putih lengkap dengan foto serta perlengkapan dirinya dahulu.

Juan sedang sibuk duduk dimeja rias dengan laptop dihadapannya, meskipun ia sudah meminta Nugi untuk membantunya dikantor tetapi tetap saja Barbara selalu mengganggunya.

"Jadi" hanya itu yang keluar dari mulut Juan, lelaki itu sibuk sekali.

"Emangnya kamu udah dapet rumahnya? Kayak apa? Aku kok gak tau?"

Mendengar pertanyaan yang banyak keluar dari mulut istrinya, membuat Juan menarik dan membuang nafasnya, ia menutup matanya perlahan. Jika sedang fokus, Juan tidak bisa diganggu seperti ini.

Lalu Juan beranjak dari laptop, ia menghampiri Zyo dengan senyum ia menatap Zyo yang tersenyum jahil ke arahnya. Ia sudah tau bahwa sang istri sengaja mengganggunya,

"Udah sayang, aku udah nemu rumahnya. Nanti fotonya aku kirim ke kamu ya, aku mau kerja dulu, boleh?" Ucap Juan dan Zyo mengangguk dengan senyumnya, Juan menoel hidung istrinya.

Kembali Juan duduk didepan laptop, ia kali ini berusaha keras untuk menuntaskan pekerjaannya dengan cepat agar besok ia bisa seharian untuk melakukan pindah rumah. Mengingat bulan depan Zyo sudah harus melahirkan, ia tidak ingin hidup di apartment lebih lama.

"Besok kamu disini aja ya sampai rumahnya udah beres semua" ucap Juan dengan tatapan tetap menghadap laptop.

"Kamu beresin sendiri?"

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang