37

44 14 0
                                    

Tanggal 10 sore hari,

Hari ini seharusnya Zyo berada dirumah barunya itu, yang baru saja ditempati 2 Minggu, namun ternyata Juan harus pergi ke Surabaya dari kemarin sampai besok untuk melakukan pengecekan kerjaannya itu,

Zyo berada dirumah Juan, lelaki itu menitipkan Zyo kepada mama Juan karena tidak mau meninggalkan Zyo seorang diri dirumah, mengingat hpl Zyo 2 hari lagi.

"Mama, aku takut" ucap Zyo sedang melipat baju-baju yang akan ia bawa ke rumah sakit.

"Ada mama, ada Juan, ada papa juga nanti disana. Kamu gak perlu takut"

Sebetulnya, fikiran-fikiran buruk selalu ada dikepala Zyo sejak perlahan mendekatnya tanggal melahirkan.

Fikiran bahwa dirinya tidak bisa hidup bersama anak dan Juan kelak.

Mama Juan menggenggam tangan Zyo, guna membuat perempuan itu sedikit tenang. "Gak perlu takut, mama sama mamamu pernah dulu ngerasain hal kayak kamu gini. Lihat kami, baik-baik aja kan?"

"Kalo kamu takut, nanti anakmu ini gak mau nunjukin kalo dia mau keluar. Jangan takut ya nak," lanjut mama Juan,

"Juan pulang kapan dari Surabaya?"

"Dia bilang sih besok udah pulang" sahut Zyo,

"Dulu, mama rasanya gimana pas ngelahirin Juan?" Tanya Zyo, mama Juan tersenyum dan berfikir.

"Rasanya,,, aduh mama sedih kalo inget dulu"

"Dulu mama hampir gak punya anak karena dinyatakan dokter kemungkinan punya anak itu cuma ya paling 30% lah" ucapnya,

"Setelah 3 tahun nikah, Alhamdulillah mama bisa matahin ucapan dokter. Mama hamil Juan, syukurnya Allah maha baik, selama 9 bulan itu gak ada drama apapun yang mama alamin"

"Tiba-tiba lahiran, mama kena baby blues. Juan hampir mama buang keluar—"

Raut wajah Zyo berubah menjadi sedikit terkejut, mama Juan menangis dalam ceritanya itu.

"Mamaa, kalo gak mau dilanjut gapapa. Aku cuma penasaran ajaa"

"Mama gapapa" mama Juan langsung menggenggam tangan Zyo dengan kedua tangannya, "mama berterimakasih sama kamu, kamu sudah mau punya anak dari anak mama"

"Mamaaa,,, jangan gitu. Juan baik kok, baik banget. Kenapa harus Zyo gak mau?"

Mama Juan terkekeh karena ucapan Zyo, "ayo lanjut lipat bajunya, habis ini kita makan"



"MAMAAA, PAPAAA!!!" Teriak Zyo dari kamar atas membuat papa Ibra serta mama Juan naik keatas dengan paniknya, ini pukul 12 malam.

"Ada apa Zyo??" Tanya papa Ibra dengan panik,

"Yaampun, ketubannya pecah pa! Ayo bawa ke rumah sakit pa buruan"

"Mamaaa, sakittt" ucap Zyo.

"Tahan ya nak ayo mama bantu turun"

Turun kelantai bawah dibantu bopong oleh mama Juan, sementara papa sibuk meraih koper dan juga menyiapkan mobil mengingat ini jam 12 malam, tidak mungkin papa Ibra memanggil supir Zyo si Delta itu.

Sampai di mobil, Zyo terus meringis kesakitan. Peluh keringat terus mengalir diwajah perempuan ini,

"Telfon Juan pah" ucap sang mama Juan,

"Iya sebentar"

Papa Ibra mulai membuka ponselnya, ia menelfon Juan lewat WhatsApp tetapi tidak diangkat dalam sekali panggilan,

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang