Pukul 19:00,
Zyo sampai tepat dilobby kantor milik Juan, ia berjalan dalam suasana kantor yang semi gelap, sudah tidak banyak aktivitas dikantor ini hanya ada beberapa security yang bertugas berkeliling kantor,
Membuka pintu ruangan dan mendapati Juan sedang menelungkup kan kepalanya diatas meja, laptop menyala. Zyo berjalan menghampiri,
"Ju?" Panggil Zyo pelan, Juan tidak menjawab.
Zyo langsung memaksa melihat wajah Juan, ia juga menempelkan punggung tangannya diatas dahi Juan. Panas!
"Astaga Juan?!!" Zyo langsung panik, ia berlari kebawah untuk memanggil security yang tadi bertugas,
"Pak tolongin pak, Juan—" ucap Zyo panik dan security yang memperhatikan Zyo juga ikut panik,
"Kenapa mba?"
"Ayo pak naik keatas"
Berlari menuju ruangan Juan dan posisi Juan masih sama, security langsung membopong Juan dan Zyo langsung berlari menuju mobilnya,
"Taro dibelakang aja pak"
"Makasih ya pak" ucap Zyo kepada dua security tersebut,
"Hati-hati mba"
Lalu Zyo melajukan mobilnya dengan mata yang berbulak-balik antara kaca dan juga lurus kedepan, ia benar-benar panik.
"Yaampun Juaannn" ucap Zyo,
"Astaga" ucap Zyo ketika menemui kemacetan, ia langsung menekan tombol klakson dan juga membuka kaca mobilnya.
"WOIII MINGGIRR!! GUE BAWA ORANG PINGSANNN" Teriak Zyo dibalik kemudinya.
"PERMISIII!!!!"
Lalu orang-orang memberikan jalan untuk Zyo pergi membawa Juan dengan cepat,
"Juan bertahan ya Ju"
Sesampainya dirumah sakit, Zyo langsung meminta pertolongan agar Juan dibawa dengan bankar kedalam ruangan,
Setelah Juan dibawa menuju ruangan dan diperiksa, Zyo tidak diperbolehkan masuk kedalam dan menunggu diluar sambil mengigit ibu jarinya karena ia benar-benar Tremor,
"Yaampun Juan"
Lalu Zyo membuka ponsel dan menelfon semua kerabat keluarganya, serta keluarga Juan. Ia benar-benar takut kali ini. Menggigit ibu jarinya sendiri, bulak-balik didepan ruangan dengan wajah cemas.
Keluarga dari Juan dan Zyo juga sudah dikabarkan dan kemungkinan satu jam mereka akan sampai,
10 menit pintu ruangan Juan terbuka, seorang dokter perempuan keluar dari sana. Perempuan muda, cantik dan sepertinya ramah.
"Anda keluarga dari pasien?" Tanya dokter cantik ini,
"Iya, dok. Saya istrinya"
"Baik, pasien hanya kelelahan dan tidak ada asupan karbohidrat didalam tubuhnya, jadi itu kenapa pasien tidak sadarkan diri" tutur dokter tersebut,
"Saya boleh masuk dok?" Tanya Zyo dan dokter tersebut menganggukkan kepalanya,
"Nanti kalo sudah bangun, minta tolong untuk diberikan makan ya, saya sudah minta kepada suster nanti dibawakan"
"Baik dokter, terimakasih"
"Sama-sama. Saya permisi"
Setelah dokter tersebut pergi, Zyo masuk kedalam dengan wajah cemas. Ia melihat Juan diatas bangkar dengan tangan diinfus dan juga mata yang tetap terpejam.
Perlahan Zyo duduk disamping Juan, ia mengusap rambut Juan yang menghalangi wajah lelaki itu. Ia juga menggenggam tangan Juan,
"Ju, kita mau nikah. Jangan kayak gini" tutur Zyo cemas,
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]
Teen FictionMelepaskan hobby yang sudah 5 tahun lebih digeluti bukanlah hal yang mudah bagi seorang Narrazyo Hasta atau kerap disapa Zyo, Melakukan dance dengan kedelapan teman-temannya setiap hari, menyanyi diatas panggung bersapaan dengan semua manusia yang...