25

73 17 3
                                    

"Gue gak mungkin ngelakuin itu Wen!" Sahut Juan dengan suara kencang, ia sedikit bergetar melihat potongan video yang diberikan Wendy.

"Gue gak ngedit ini Juan, ini muka lo dan ini—" Wendy menunjuk sekeliling ruangan ini

"Ruangan ini sama persis kayak di video yang ada di hp gue, gue gak mengada-ngada"

"Lo udah gila ya?! Lo sengaja kan jebak gue disini? Hah?!"

Juan sangat naik pitam, ia merasa takut akan hari ini dan seterusnya. Merasa takut untuk menemui siapapun diluar sana, merasa takut menemui Zyo bahkan jika dirinya menangis karena kejadian ini.

"Tega ya lu ngomong gitu? Jelas-jelas—"

"Jelas-jelas apa? Gue tau lu masih mau balik sama gue kan? Makanya lu kayak gini!"

"GUE UDAH TAU SEMUANYA DARI TITO! OTAK LO BUSUK WEN, SANGAT BUSUK!"

Wendy malah tertawa meremehkan, air mata dramatis yang ia keluarkan langsung dihapus dengan tangannya sendiri.

"Iya! Gue emang ngejebak lu, gue emang masih mau sama lu! Kenapa setelah lu udah tau semuanya tapi masih mau nemuin gue disini?" Juan diam, tidak mampu menjawab karena yang dibicarakan Wendy ada benarnya juga, kenapa bisa ia disini sekarang.

Tiba-tiba Wendy menangis tersedu-sedu, "Kenapa lo nikah Juan?? KENAPAAA?!"

"KENAPA GAK KITA NIKAH KAYAK APA YANG KITA PENGENIN DULUUU"

"Juann,, gue masih sayang dan cinta banget sama lu. Gue mohon, balik lagi sama gue" Wendy mencoba meraih tangan Juan namun ditepis,

"Gue minta maaf karna udah mutusin hubungan kita dulu, itu semua karna,,," Wendy diam, tidak melanjutkan ucapannya.

"Karna lo nemu cowok yang lebih dari gue"

"Cukup Wen! Gue pastiin ini terakhir kali gue dan lo saling tatapan muka"

"JANGAN PERNAH LO TEMUIN GUE ATAU HUBUNGIN GUE!"

Lalu Juan pergi meninggalkan Wendy sendirian dikamar, perempuan itu sepertinya sudah berada di level psikopat karena mampu melakukan ini semua.

Berjalan melewati meja bar tak lama tersadar dan kembali lagi untuk melihat siapa bartender yang bertugas hari ini,

"Lo" ucap Juan menunjuk seorang lelaki yang ia ingat semalam memberikan beer.

"I... Iya mas?" Lelaki itu gugup bukan main.

"Apa yang semalem lo masukin kedalem minuman itu?" Tanya Juan dengan wajah menahan kesal, tangannya juga ia kepalkan seraya ingin meninju rahang lelaki ini.

"Aa,,, ituu,,,, obat perangsang"

Mendengar yang diucapkan bartender itu, Juan menarik kerah lehernya. Ingin meninju namun ditahan oleh beberapa karyawan yang ada,

"Udah mas, udah" lerai orang-orang yang ada disana.

"Bener-bener anjing!" Maki Juan lalu pergi setelah ia menendang kursi bar disana.

Mengendari mobil dengan perasaan kalut, wajahnya juga kian muram karena pertengkarannya dengan sang istri hari ini.

Juan mengusap wajahnya kasar berkali-kali, ia celingak-celinguk melihat kiri kanan bilamana bertemu dengan mobil yang dikendarai Zyo beserta Zyo,

Segala upaya sudah dilakukan meneleponnya atau bahkan mengirimkan 99 lebih baris pesan yang berisikan permintaan maaf serta menanyakan dimanakah Zyo berada. Tetapi, memang tidak kunjung ada jawaban.

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang