23

75 15 3
                                    

Memutuskan menuju kantor Juan adalah hal random yang Zyo fikirkan tiba-tiba siang ini,

Menggunakan ojek online Zyo duduk dengan tenang dibelakang dan mempercayakan bapak Supri (nama yang tertera di aplikasi) untuk mengantarkannya ke kantor sang suami.

"Neng mau kerja?" Tanya pak Supri ditengah gemuruh angin Jakarta,

"Enggak pak, saya mau ke suami saya"

"Ohhh" ucapnya sambil menganggukkan kepala, "Istri saya dulu kayak gitu neng, baru nikah bawaannya kangen terus, pengen ketemu"

"Iya pak" Ucap Zyo diselingi wajah malas,

"Neng udah punya anak?" Tanya pak Supri lagi

"Hmmm" Zyo berfikir, "udah pak 2 tapi ini diperut masih ada 1"

"Ohhh udah mau 3? Saya kira baru nikah neng, soalnya masih muda banget"

"Hehe makasih pak, udah 10 tahun nikah"

"Sehat-sehat ya neng sekeluarga, kalo saya bawa motor ke kencengan bilang aja ya neng"

"Iya pak"

"Anaknya yang 2 kemana neng? Kok gak diajak?" Lagi-lagi Zyo harus memutar bola matanya keatas,

Siapa yang setuju bahwa mendapatkan supir ojek yang diam adalah harta berharga????

"Sama baby sitter pak dirumah"

"Wuih!! Keren banget neng, emang suaminya kerja apa neng?"

"CEO di satu aplikasi ojek online" sahut Zyo saking kesalnya karena banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan, jalan pun seakan-akan lama sekali sampainya padahal di aplikasi tertera hanya 20 menit berlangsung.

Mendengar ucapan Zyo, pak Supri hanya mengangguk-anggukan kepalanya, tidak mau berbicara lagi.

"Nanti turun dihalte depan aja ya pak, biar saya jalan kedalem"

"Eh jangan neng, jauh itu. Kasian lagi hamil"

"Gapapa pak, kan saya yang mau. Saya mau beli sesuatu dulu"

"Perlu saya temenin gak neng?"

"Gak perlu pak, makasih"

Dengan bergerutu didalam hati, Zyo berjalan masuk kedalam kantor Juan. Semua orang sudah mengenal Zyo siapa disini,

Berkali-kali ia lontarkan senyum kepada orang-orang yang berada disini, sampai ia berada didepan pintu ruangan milik Juan, ia berdiri tegap didepan pintu tidak berani masuk kedalam.

Didalam Juan sedang bersama dengan seseorang yang sepertinya tidak asing bagi penglihatan Zyo, perempuan ini mendengar sedikit lalu ia masuk kedalam ruangan.

"Eh lagi ada tamu ya?" Tanya Zyo tiba-tiba,

Kedua orang yang sedang berbincang ini pun menoleh ke arah Zyo dengan berbagai ekspresi, Juan sedikit terkejut dan juga sang perempuan.

Zyo menghampiri Juan lalu berdiri disampingnya, menatap ke arah perempuan dihadapannya itu. Ialah Wendy, mantan kekasih Juan yang sudah menikah.

"Hallo, kita pernah ketemu ya? Di mall?" Zyo berpura-pura ramah,

"Iya"

"Maaf ya, aku gak tau kamu lagi ada tamu" ucap Zyo kepada Juan yang tersenyum menatap ke arah Zyo

Zyo meletakkan tangannya di bahu Juan, mengusapnya berkali-kali dihadapan perempuan ini

"Kenapa tiba-tiba kesini?" Tanya Juan

"Mau ngasih surprise aja, pengen makan bareng" Zyo membuat suaranya seolah-olah menjadi manja

"Habis ini kita makan ya"

"Yaudah, aku dibangku ya, kamu lanjut ngobrol aja"

"Makasih cantik" sahut Juan,

Kali ini Zyo termakan oleh ucapan Juan yang mana perempuan ini malah menjadi merah pipinya karena ucapan 'Cantik' dari Juan,

Samar-samar Zyo mendengar perbincangan Juan serta Wendy diujung sana, ia tau ada perjanjian yang akan keduanya lakukan.

5 menit berlangsung, Wendy pergi tanpa berpamitan kepada Zyo. Setelah pintu benar-benar tertutup rapat, Juan menghampiri Zyo

"Ngapain dia kesini?" Tanya Zyo ketus, wajahnya berubah masam

"Minta kerjaan" sahut Juan

Zyo tau apa yang keduanya bicarakan tadi, ia juga tau Juan berbohong mengenai Wendy meminta pekerjaan.

"Terus?"

"Ya udah, lagi gak ada yang kosong disini"

Zyo diam dengan wajah betenya, "lu cemburu ya?" Tanya Juan.

"Dih? Gak! Lu kalo mau balikan lagi juga gue gak masalah, terserah lu"

"Emang boleh?" Tanya Juan menggoda Zyo

"Ya..." Zyo gugup, "ya udah sana! Tinggal balikan"

"Hahahaha" Juan tertawa sambil mengacak rambut Zyo

"Makan yuk, laper" ucap Juan seusai melihat jam dipergelangan tangannya


Pukul 7 malam, Zyo terduduk diatas ranjang memainkan game kasir di ponselnya, disampingnya terdapat Juan yang sedang bermain ponsel juga tetapi sedikit merasa tidak senyaman biasanya.

Ia mendapatkan pesan berkali-kali dari nomor yang ia tidak simpan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Wendy,

"Zyo" panggil Juan dan Zyo hanya berdehem sambil memainkan ponselnya,

"Mmm..." Juan tampak berfikir sebentar, "gue mau keluar sebentar"

"Kemana?" Kini Zyo menghentikan pergerakan tangannya, ia diam tetapi tidak menatap Juan.

"Nanti malem tolong bantuin gue, bantuin gue buat gap suami gue. Dia selingkuhin gue Ju" Ucap Wendy dengan nada memelas,

"Kenapa harus gue?" Tanya Juan,

"Lu tau dari dulu yang gue punya cuma lu dan Tito, sekarang Tito bahkan udah gak mau kenal gue lagi Ju. Gue bingung, gue mau cerai tapi gue butuh bukti" Kini Wendy benar-benar memelas sampai membuat Juan menurunkan kedua alisnya

"Gue gak mau, gue gak mau salah faham sama istri gue" sahut Juan

"Gue minta tolong Ju, kali ini aja. Habis ini gue gak akan ganggu lu lagi, gue janji"

"Zyo" panggil Juan lagi

"Eh?" Zyo tersadar dari lamunannya.

"Tadi mau kemana?" Tanya Zyo,

"Mau kedepan, ketemu Tito"

Zyo meletakkan ponselnya di nakas, ia menatap ke arah Juan. Ia juga menggenggam tangan lelaki itu, lalu tiba-tiba mencium bibir Juan sambil memainkannya.

Ia tidak tau, cara ini ampuh atau tidak untuk membuat Juan tidak pergi menemui Wendy.

Sepertinya Juan benar-benar terperangkap dengan Zyo, buktinya lelaki itu malah melepaskan ponselnya dan bajunya.

"Jangan kemana-mana" bisik Zyo ditelinga Juan yang dihadiahi senyuman oleh Juan,

Sampai akhirnya Zyo tertidur dan Juan memilih untuk memandangi wajah Zyo yang teduh ketika tidur, ia tidak tau ternyata menikah dengan Zyo seperti ini rasanya.

Tetapi tiba-tiba ponsel miliknya bergetar membuat Juan menoleh meraih ponselnya, nomor ponsel yang tidak ia simpan memanggilnya. Sudah ia ketahui itu siapa, dengan ragu Juan mengangkat telfon setelah beranjak dari ranjang.

"Iya, gue kesana sekarang"

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang