CHAPTER 37(Menuju akhir)

251 25 1
                                    

Malam hari yg begitu dingin, air hujan turun deras hingga cahaya petir terdengar di telinganya.terlihat seorang remaja laki laki dengan kaos hitam polos, dan celana pendeknya sedang mengutak atik dilayar handphone. senyumannya tak lepas dari mulutnya sungguh ini adalah hari yang bahagia menurutnya.

Karna terlalu fokus sampai tak sadar bahwa petir menyambar ditelinganya terlalu keras,sontak! Membuat remaja itu kaget mengusap ngusap dadanya yy berdetak kencang tidak lupa membaca istigfar berkali kali.

"Bang!! Jangan main handphone ada petir ntar lampu mati gak mau gue!,"teriak al di sebelah kamarnya

"Iya, gue. Taro nih handphone."teriak ridho jemari jemarinya menyimpan handphone dinakas dengan kasar.

Ia meloncat di ranjang kasurnya lalu menutupi muka dengan bantal "lagi enak enak chattan sama tammy juga! Malah ada petir gak asik lu, ah!."kesalnya

***

Seorang wanita paruh bayah datang menemui kamar al dengan membawakan nampan berisi susu coklat hangat buatannya, setelah sampai dikamar al dirinya mengetok ngetok pintu terlebih dahulu.

"Masuk aja."titah al

Inne pun masuk ke kamarnya dengan meliriskan senyuman hangat untuk al,nampan yg ia bawa diletakkan samping nakas al yg tadinya berbaring langsung mengangkat tubuhnya mengganti posisi duduk sila dan bantal yg ia bawa.

"Bunda?."gumamnya

Susu coklat hangat ia berikan kepada al,dan al pun menerima susu hangat yg bundanya berikan.

"Makasih, bundaa."ucap al

"Sama sama, diminum sekarang cuacanya lagi dingin dan jangan lupa juga pake jaket kamu."ucap inne mengusap ngusap rambut surai hitam al dirinya tengah melihat al meneguk air susu itu setelah air susu habis ia letakkan di dekat nakas miliknya lalu mengusap sisa susu yg ada dimulutnya.

Setelah selesai inne langsung memeluk hangat tubuh al,netranya tiba tiba saja berkaca kaca perlahan satu persatu cairan bening turun dari kelopak matanya lengannya ia usap usap punggung al.

Perasaan al kini mulai tidak enak, seperti ada sesuatu yg menjangkal dibenaknya.pelukan ini? Ntah kenapa seperti pelukan terakhirnya bersama inne. Suasana pun menjadi sunyi tidak ada 1pun yg mengangkat suara diantara mereka hanya suara air hujan serta petir yg membuat kesunyian itu menjadi ramai.

Akhirnya al memberanikan diri untuk mengangkat suara "bunda, kenapa?!."tanya al

Pelukan itu semakin erat.

"Nak, kamu harus janji ya jaga kakak kamu dan juga papah kalo bunda pergi."ucap inne dengan mulut yg gemetar

"Emang, bunda mau kemana?."tanya al

Pelukan lepas.

"Tidak, bunda tidak akan kemana mana."ucap inne menghapus air matanya dengan ke 2 tangan

"Terus?! Kenapa bunda barusan ngomong kaya gitu?."tanya al

"Cuma mengingatkan saja, yasudah bunda ke kamar dulu ya."ucap inne meliriskan senyuman manis untuk al, lalu dirinya melenggang pergi menuju kamarnya.

"Ada apa ya? Sama, bunda?."fikirnya.

***

Markas genk serigala hitam.
Bau asap rokok mengisi satu ruangan,serta cemilan berserakan dimana mana dan kopi menjelajar di meja. Kini ke 3 remaja itu sedang asik memandang hujan dengan menghirup asap rokok tetapi tidak dengan naufal dirinya sekarang tidak terlalu menyukai rokok ntah lah semenjak dirinya tau bahwa al adalah sahabatnya sekarang ia berhenti untuk menghirup asap rokok lagi.

Dendam Abadi(END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang