Malam harinya Rosie mendapatkan informasi dari polisi,ayah Rosie meninggal sekitar jam sepuluh malam, Rosie semakin heran Daddy harusnya pulang jam delapan pagi lalu mengapa pembunuhan terjadi saat malam apa Daddy memang pulang jam sepuluh malam? Tapi mengapa dia bohong? Akan pulang pagi?,polisi juga menemukan tongkat tajam di duga tongkat itu lah yang membuat luka di dada Daddy rosie, tetapi polisi tidak dapat menemukan sidik jadi di tongkat itu, mungkin pelaku mengunakan sarung tangan agar tidak ada jejak.
Agar lebih jelas Rosie akan pergi ke bandara dan menanyakan kapan pesawat yang di tumpangi Daddy sampai di sini, juga Rosie ingin membantu penelusuran
Rosie datang tidak sendirian dia bersama Marie, Marie juga sangat penasaran kenapa ini terjadi,
Sesampainya Rosie langsung menanyakan kapan sampai pesawatnya, memang benar orang itu menjawab pesawat itu mendarat jam 09.45
"Marie aku tidak mengerti" Marie tidak berbohong dia juga tidak mengerti apapun
Setelah menanyakan Mereka berdua pergi menuju arah TKP, tidak jauh dari bandara jadi masih bisa berjalan kaki.
"Marie nenek itu dari tadi ada di sana, apa dia menunggu sesuatu?" Rosie menunjuk pada nenek tua yang sedang berdiri
"Ya, dia sejak tadi berdiri di sana, apa yang dia lakukan?" Tidak jauh lagi dari TKP seorang nenek tua berdiam diri di sana, tidak tau dia berbuat apa.
"Pak apa dia dari tadi di sana?"
"Iya? Ah..apa dia masih di sana?, Saat kami tiba dia memang sudah di sana" katanya
"Rosie? Apa kau ingin ke sana?"
"Kau sepemikiran dengan ku ayo.."
Rosie akhirnya mendekat pada nenek itu,
Nenek itu tampak sangat kacau, rambut berantakan dan pakaian yang sedikit sobek"Nek?.."
Tampa menoleh sedikitpun nenek itu menjawab "apa kau keluarga orang yang di serang kemarin?"
"Kau tau pembunuhan ini?"
"Orang orang membicarakannya" Rosie mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti
"Aku melihatnya"
"Apa?"
"Aku berada di sebrang sana saat pembunuhan terjadi, dua pohon besar" nenek itu menunjuk ke dekat dua pohon besar. Di sana ada tikar yang tergerai tempat itu memang sangat jauh dari agar TKP tapi mungkin nenek ini bisa menemukan petunjuk lain
"Apa! Nenek melihatnya?" Marie terkejut
"Aku buta" itu sebabnya nenek ini tidak melihat ke arah Rosie atau pun Marie
"Tapi aku bisa mendengar dengan jelas" Rosie sedikit lega karna nenek ini bisa mendengar dengan jelas
"Apa nenek mendengar sesuatu saat malam itu?"
"Aku hanya mendengar rintihan,"
"Apa ada yang lain?"
"eee...Dia bilang 'kau merusak segalanya!' "
"Suara itu laki laki?"
"Mungkin, aku tidak tau"
"Nenek bisa ikut kami? Hanya sebentar" nenek itu mengangguk dan Rosie membawanya ke polisi untuk di interogasi lebih detail
..
.
.
.
"Nenek itu sepertinya seorang pemulung karna di dekat tikar itu ada botol botol, dia juga bilang itu tempatnya tidur""Semoga kasus ini cepat selesai" ucap Victor, ya Rosie sekarang sedang bersama Victor dan Jane, tapi sekarang Jane pulang karna ada urusan mendadak, entah mengapa akhir akhir ini Victor selalu dengan Jane, mereka sedang akur.
Drtt..drtt..
Ponsel Victor berbunyi bukannya di angkat Victor malah membiarkannya, di layar tertulis nama perempuan 'hannie' Rosie tau itu pasti pacar Victor, Rosie sedikit marah karna ternyata Victor belum memutuskan pacar pacarnya dia berbohong Rosie paling benci pada orang yang berbohong."Halo" Rosie mengangkat handphone Victor
"Sayang, kau jarang membalas pesan ku akhir akhir ini, apa kau sibuk?"
"Ya Victor sangat sibuk"
"Siapa ini?"
"Aku? Tanya saja pada Victor"
"Kau adik Victor?"
"Bukan"
"Kau temannya Victor kan pasti, apa Victor bersama mu, aku ingin bicara"
"Dia ada di dekatku"
"Tolong berikan ponselnya pada Victor"
"Tidak!, oh iya Victor tidak bisa meneruskan hubungan ini"
"Apa maksudmu?"
Victor tersenyum, dan merebut ponselnya
"Halo?"
"Victor?, Siapa wanita itu!"
"Kau dengar kan? Istri ku meminta hubungan kita berakhir"
"Apa! Victor!"
"Selamat tinggal"
Tut...Tut ...
Victor melihat Rosie yang mulai cemberut, bukan Victor tidak mau mengakhiri hubungan nya dengan pacar pacar yang lainnya tapi Victor tidak ada waktu dan belum sempat."Berikan ponsel mu" Victor memberikannya
Rosie membuka chat dan mulai menulis pesan pada semua pacar pacarnya untuk putus, jika di hitung hampir seratus orang yang Rosie chat untuk putus.
Rosie tersenyum saat ponsel itu berbunyi karna pacar Victor yang tidak mau putus dan mengirimi pesan bahkan ada yang menelfon langsung
"Honey kau melakukan apa? Ponsel ku terus berbunyi"
Rosie menyimpan ponsel itu di meja "lihat saja sendiri"
"Kau mulai menyukai ku?" Pertanyaan itu, itu pertanyaan yang membuat Rosie sulit untuk menjawab.
"Emmm mungkin"
"Aku akan terus berusaha membuat mu menyukai ku"
Rosie tersenyum tipis "coba saja"
"Kau menantang ku?"
Rosie mengangkat kedua alisnya,Rosie kaget seakan olah raga jantung Rosie berdetak kencang saat Victor memajukan sedikit wajahnya pada Rosie, bibir Rosie bergetar hebat, Victor semakin memajukan wajahnya, sekarang Rosie benar benar gugup.
"Bibir mu selalu bergetar jika sedang gugup"
"A-aku tidak gu-gugup!" Victor terkekeh, sekarang pipi Rosie pasti seperti kepiting rebus, hanya perlakuan seperti itu membuat Rosie tidak bisa bernafas dengan normal, Rosie memejamkan matanya
"Ro--- ah maaf kan aku" Marie datang dari dalam rumah dan langsung kembali ke dalam,karna melihat Rosie dan Victor,
Marie menganggu, Victor jadi menjaga jarak dengan Rosie karna dia datang
"Ais adik mu menganggu"
Rosie merasa lega karna Marie datang dia selamat sekarang "kau selamat sekarang, aku akan pergi dulu ada urusan yang belum aku selesaikan"
"Pergi! Kau brengsek!"
Victor malah terkekeh lagi "baiklah aku akan kembali ke sini lagi"
"Jangan ke sini!" Tentu itu bohong, Rosie hanya bercanda
___
Next?Maaf guys sedikit karna lumayan sibuk..