27

109 15 0
                                    

"Rosie kau mau makan lagi ?" Sedangkan yang di tanya hanya diam tak bersuara

"Ah Rosie-ku ingin makan di restoran mahal ?, Kita di Indonesia sayang aku belum tau di mana restoran terenak, baiklah ayo kita cari bersama" Jimin menarik tangan Rosie agar bangun dari duduknya tapi dengan cepat Rosie menjauhkan tangannya agar tidak di sentuh jimin

"Jangan menyentuhku brengsek!"

Jimin berdecak "kau ingin aku bunuh ?hais.. rosie-ku benar-benar menggemaskan saat marah, oke maafkan perbuatanku tadi, sekarang ayo kita cari tempat makan"

Jimin mendorong Rosie agar mau di bawanya sedangkan Rosie hanya bisa pasrah mengikuti Jimin, hatinya terus berdoa agar Victor datang ke sini dan menolong Rosie

Rosie benar-benar takut, dia tidak bisa apa-apa apa lagi Jimin yang sangat berani memukul Rosie,Rosie sendirian tidak ada Victor membuatnya sangat takut, Rosie melihat ke toko  roti sebelah bukan roti yang membuatnya tertarik tapi seseorang yang sedang menelfon Rosie ingin sekali merampas telfon itu lalu menelfon Victor

"Ada apa ?" Seketika bibir Rosie bungkam, Rosie hanya bisa menggeleng pelan

"Kau ingin roti ? Ayo kita membelinya bukankah Rosie-ku suka rasa coklat ? Aku akan membelikan mu banyak roti coklat" Jimin menarik Rosie pergi ke toko tersebut

Rosie menjadi punya ide karna Jimin membawanya dia akan meminjam ponsel itu mungkin akan sulit tapi Rosie akan tetap mencobanya 

Perlahan Rosie mendekat ke arah orang penelepon itu sekarang orang itu sudah tidak bertelepon-an lagi sedangkan Jimin yang membayar di kasir

Rosie mengambil selembar kertas lalu di simpannya di lengan si perempuan, perempuan itu pun mengerutkan keningnya heran "Tolong aku cepat hubungi nomor ini, aku mohon, bilang padanya--"

"Rosie ayo aku sudah membelinya" 

"Jim" Jimin diam beberapa detik

"Apa yang kau lakukan dengan nya ?" Rosie tidak bisa menjawab dia diam mematung tidak tau harus menjawab apa

"Tuan aku bertanya padanya berapa harga roti coklat yang kalian beli" Rosie tersenyum kecil mendengar perempuan itu peka, lalu Jimin menarik Rosie agar menjauh dari perempuan itu

"Apa begitu sayang ?"

Rosie mengangguk "iya" meski Jimin terlihat ragu tapi Jimin tidak mempedulikannya dan langsung pergi ke luar membawa Rosie

Rosie masih terus diam, di dalam hatinya dia terus berdoa agar perempuan itu akan menelfon Victor perempuan itu satu-satunya harapan Rosie agar terbebas dari pria gila ini Rosie benar benar muak dengannya

"Ayo cepat makan sayang" Rosie mengangguk dan memakan Roti yang mereka beli tadi rasanya tidak enak padahal itu memang roti kesukaan Rosie tapi kali ini ada yang salah

"Apa tidak enak ?" Rosie menggeleng tapi tiba-tiba Rosie berada mual Rosie sudah tidak bisa menahannya dia berlari ke arah kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya

Jimin jiga langsung berlari mengikuti Rosie takutnya Rosie kabur "kenapa?" Rosie masih belum menjawab perutnya sangat mual

"Jim air" sedikit panik Jimin pun mengambilkan air untuk Rosie

"Ini."

Setelah beberapa saat Rosie merasa lebih baik tapi Rosie merasa hal aneh dari Jimin karna Jimin menatap Rosie tajam bukan Rosie tepatnya perut Rosie Rosie juga tidak tau kenapa Jimin seperti itu

"Rosie besok kau harus ikut aku ke rumah sakit" Rosie mengerutkan keningnya heran kenapa tiba-tiba?

"Tidak apa-apa"

"Aku akan membunuh nya jika memang benar dia hidup di sana, kau hanya milikku Rosie !"
.

.

.

.
Sedangkan di lain sisi Victor pria berwibawa itu sedang mengitari kota mencari keberadaan adik dan istrinya, dia sudah sangat lelah seharian mengemudi mencari mereka Victor memutuskan untuk beristirahat sejenak di bar rasanya Victor sangat kacau dia cemas dan marah membuat dirinya hilang akal

DRTT..ddrtt. .
Tapi Victor tidak peduli dia mengabaikan panggilan itu dan malah terus minum sebanyak Victor mau, tapi getaran ponselnya masih selalu terdengar Victor ingin istirahat sebentar setelah beberapa jam dia berkeliling "ARGH!!" Victor mengambil ponsel di celananya sudah ada 3 panggilan tak terjawab dari nomor tidak di kenal Victor mengerutkan keningnya heran

Lalu nomor itu kembali muncul di layar handphone Victor, Victor merasa terganggu karna itu lah dia mengangkatnya kali ini

"Yeoboseyo"

"..."

"Yeoboseyo siapa kau?"

"Maaf tuan bisakah anda berbahasa inggris?"

"Argh kenapa ? Kau siapa ?"

"Tuan seseorang memberikan nomormu dan menyuruhku menghubungi mu aku tidak tau dia siapa"

"Apa"

"Siapa nama yang menyuruhmu?"

"Aku tidak tau kami bertemu di toko lalu dia hanya memberikan nomormu saja"

"Rosie, di mana kau sekarang ?"

"Jakarta"

"Jakarta ? Apa Indonesia?"

"Iya"

"Berikan alamatmu aku akan segera ke sana"

Tut .. Tut ..
Victor mematikan telfonnya dia langsung mencari tiket pesawat ke Indonesia Tampa melihat berapa harga tiket itu dia langsung saja memesannya.tifak peduli lagi dengan harga tiket

______

"Jennie apa kau tidak takut ayah dan ibu mu marah maksudku kau lari Tampa izin dia akan sangat marah" tapi Jennie hanya menatap pria itu malas perkataan itu terus muncul membuat Jennie bosan saja

"Tidak akan ada yang mencari ku mereka sudah tidak peduli lagi kepadaku"

"Jennie bagaimana jika kakakmu mencemaskan mu?"

"Kau mengusirku ?" Jennie mengerucutkan bibirnya

"Bukan begitu Jennie kau sedang hamil besar aku hanya ingin kau meminta izin saja pada orang tua mu jika kau tinggal di sini"

"Tidak akan, apa kau tidak suka ada orang hamil di rumah ku sebab itu lah kau terus mengatakan hal ini ?" Pria itu berdecak lalu mendekat pada Jennie dan memeluk Jennie

"Bagaimana bisa aku tidak suka kau di sini sedangkan kau adalah cinta ku Jennie" Jennie tersenyum manis dengan perkataan prianya ini padanya

"Mereka tidak peduli lagi padaku"

"Jennie jangan bicara seperti itu bagaimana pun mereka keluarga mu, mungkin memang mereka kecewa padamu tapi mereka tidak akan pernah membiarkan mu pergi Jennie"

"Trimakasih tapi."

"Jennie percaya lah pada ku" Jennie akhirnya mengangguk kecil dalam pelukan pria ini, pria ini juga langsung tersenyum lebar saat Jennie menganggukkan kepalanya

"Aku mencintaimu" kata Jennie tiba-tiba dengan pelan tapi terdengar jelas di telinga pria itu

"Aku juga mencintai mu Jennie, ah dan baby J" Jennie tertawa kecil karna pria ini mengusap perut Jennie lembut

"Baiklah Jennie aku sangat bosan apa yang akan kita lakukan ?" Jennie berfikir sejenak

"Bagaimana jika perkenalkan aku pada makanan Indonesia zayyan ?"







____

Hi..lama gak up huhu~ pada kangen cerita PLAY gak nih ?

Ayo vote dan Komen sebanyak-banyaknya yaa karna itu berharga banget buat aku, Jan lupa follow juga aku follback ko, bye~~

Next?

play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang