22

86 12 2
                                    

"Marie masih tidak sadarkan diri, kepalanya terbentur dan mengalami pendarahan, kemungkinan dia bangun tidak sebentar" jelas dokter wanita itu membuat Rosie terdiam mendengarkan

Dokter itu lalu berpamitan pergi, Victor yang peka melihat Rosie dengan sigap memeluk Rosie "Marie tidak kenapa-kenapa, dia pasti sembuh aku yakin" Victor mengusap rambut Rosie

Rosie mengangguk kecil "aku ingin masuk" katanya yang di angguki oleh Victor, mereka semua masuk ke dalam ruangan.

Marie, kepalanya di perban dan terlihat perban itu yang berwarna merah sebab darah yang keluar dari kepala Marie.

"Marie.." lirih seokjin

"Marie, cepat bangun"

"Seokjin, emm oppa apa yang terjadi dengan Marie?" Seokjin menghela nafas lalu duduk di kursi dekat tempat tidur

"Jimin datang"

"Apa" kompak keduanya, Rosie benar-benar kaget, bukankan Jimin di tahan lalu mengapa dia bisa datang?

"Maaf kan kami, kami lalai dan Jimin berhasil kabur, kamu para polisi juga tidak tau bagaimana dia bisa kabur, saat aku memeriksa penjara Jimin, dia sudah tidak ada,aku sangat menyesal, karna saat itu kami sedang adakan makan bersama, dan tadi sebelum Jimin lari dia bicara sesuatu"

"Apa? Katakan Jimmy bicara apa?"

"'jika aku tidak bisa mendapatkan Rosie maka tidak ada satu orang pun yang akan mendapatkannya'" bahu Rosie melemas kenapa bisa terjadi? Apakah Rosie memang tidak pantas mempunyai kebahagiaan kenapa cobaan terus datang padanya?Rosie lelah!

"Tenang chaeyoung, aku ada di sini, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mu dan keluarga kita, aku berjanji!"

"Ya rosie kami juga akan menembus kelalaian kami, aku pastikan Jimin akan di jebloskan ke dalam penjara lagi!"

Rosie mengangguk lalu duduk

__

"Jadi bagaimana hope? Kau lihat aku sangat keren tadi" tawa kembali terdengar dengan terbahak-bahak

"Yap Jim kau memang keren bisa kabur Tampa ketahuan"

"Haha!"

"Jadi Jim apa rencana mu selanjutnya?" Tanya pria itu

"Aku akan memulai dengan teror-teror kecil"

__

"ARGHT!!" jerit Rosie sangat keras sampai terdengar ke lantai dua di mana Victor sedang bersiap pergi kerja, Victor yang mendengar Rosie menjerit dengan cepat turun menghampiri Rosie

"Ada apa?" Tanya Victor tapi Rosie masih diam, Victor melihat kotak yang berada di dekat kaki Rosie

Perlahan Victor melihat apa yang ada di dalam kotak itu "tikus" Victor kaget melihat bangkai tikus berada di dalam kotak itu.

"V.."

"Chaeyoung aku akan menyuruh bibi isy membuangnya, sekarang lanjutkan saja memasak , lupakan saja" Victor menyeret Rosie kembali ke dalam dapur

Rosie hanya menurut, benar-benar Rosie masih syok tentang bangkai tikus tadi, Rosie mawanya juga curiga dengan kotak itu karna tiba-tiba ada yang mengirim paket ini ke rumah Tampa nama pengirim dan asal peket

"V saat kau pergi bekerja aku ingin ke rumah sakit"

"Pergilah..tapi ajak seseorang, ajak Jane!"

"Iyaa"

"Eh? V aku ingin bertanya, apa Jane benar akan di jodohkan?" Victor mengangguk

"Ya ada teman appa yang tidak peduli jika Jane hamil dia hanya ingin menikah, jadi appa menjodohkan dia, sebenarnya aku tidak suka pada nya karna dia selalu mabuk, aku khawatir pada Jane"

"Mungkin setelah menikah dia akan membuang perilaku buruknya, seperti aku" Rosie merasa setelah dia menikah banyak perubahan biasanya di malam hari Rosie minum terlebih dahulu lalu tidur dan sekarang tidak pernah lagi Rosie melakukannya.

"Aku masih khawatir"

"Berapa umurnya, kenapa dia ingin cepat-cepat menikah?"

"38, ayah dan ibunya ingin segera dia menikah karna umurnya itu" pantas! Pantas saja dia tidak peduli soal kehamilan Jane
.

.

.

.
"Seokjin oppa kau di sini?" Tanya rosie karna ada seokjin berada di dalam ruangan Marie

"Ah..iya aku menjenguknya sebentar"

"Bukankah kau harus bekerja?" Sebagai kepala polisi harusnya seokjin disiplin dan datang lebih awal

Seokjin tersenyum "aku mengambil cuti, aku rasa setelah aku berhari-hari bekerja aku harus mengambil cuti" Rosie hanya mengangguk sambil tersenyum, Rosie curiga bukan itu alasan seokjin datang ke sini 

"Rosie" panggil Marie, Marie memang sudah bangun dari tadi malam

"Marie aku membawa bekal untuk mu" Rosie menyimpan kotak makannya di samping Marie

"Hmm seokjin oppa Kau sudah makan? Aku membawa bekal, jika ingin aku akan membagi bekal ku, tunggu sebentar" Rosie membuka tempat makannya

"Tidak Rosie, tidak usah aku sudah makan" padahal seokjin benar-benar lapar karna belum makan

"Baiklah jika tidak mau, aku tidak memaksa"

"Tapi? Bukannya kau belum makan?kau datang sangat pagi tadi"

Seokjin terdiam beberapa saat "di mobil, yaa di mobil aku sudah makan"Marie ber-oh ria mendengar jawaban seokjin

"Aku akan pergi membeli minum, kalian mengobrol saja sepuasnya, tenang saja seokjin oppa kalian cocok aku 1000% mendukung kalian" kata Rosie langsung berlari keluar

Marie diam dengan ekspresi kesal pada Rosie "jangan pikirkan manusia seperti Rosie, dia gila!" Seokjin tertawa kecil

"Marie bukankah tidak sopan jika memanggil kakakmu dengan namanya saja, maksudmu bukankah lebih bagus jika mengebut Rosie dengan sebutan eonnie?"

"Ish..aku tidak suka di atur, lagi pula kami hanya berbeda beberapa tahun saja" desis Marie

"Marie itu tidak sopan"

"Ya..ya..ya.. terserah, dan apa sekarang aku juga harus memanggilmu oppa?"

"Jika kau ingin" seokjin menatap Marie,tapi Marie diam dia menjadi risih dengan tatapan seokjin.








_________

Maaf lama up nya...

Next?

play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang