31

213 20 5
                                    

"kau tidak perlu tau" jawab Jennie dengan nada dingin

"Jennie apa kau mencintai zayyan? Tapi dia bukan dari Korea dia dari Indonesia mengapa kau bisa mencintainya?" Tanya nya tapi Jennie hanya memutar bola matanya

"Mengapa kau bertanya? Ini tidak ada hubungannya dengan mu Rosie jangan urusi aku" kata Jennie, Rosie menghela nafas panjang

"Bukan seperti itu Jennie aku hanya ingin yang terbaik untuk mu jadi aku bertanya"

Jennie terkekeh "yang terbaik kau bilang?" Lalu dari dalam dapur muncul Victor, Victor berdiri di dekat Rosie bertanya apa yang terjadi

"Kalian sudah merenggut kebahagiaan ku aku tau kalian malu tentang kehamilan ku, aku sangat tersiksa dengan kata-kata ibu dan ayah aku ingin pergi aku juga ingin bahagia mengapa kalian malah mengajakku kembali ke tempat buruk itu? aku sudah bahagia dengan zayyan aku juga berhak bahagia mengapa kalian seperti itu pada ku aku benci kalian!" Tekan Jennie

Rosie hanya bisa terdiam dia tidak bisa berbicara lagi Rosie tau apa masalah yang di alami sahabatnya itu tapi Rosie juga tidak bisa apa-apa

"Apa yang kau bilang Jennie! Bagai mana bisa kami meninggalkanmu di sana dengan pria asing" balas Victor

"Kalian tidak mengenalnya! Kalian tidak mengerti! Aku mencintainya apa itu salah? Hanya dia yang membuatku kembali tersenyum hanya dia yang mampu membuatku bahagia kembali hanya dia saja! Kalian tidak bisa kalian hanya membuatku tertekan saja!" Jennie mulai menangis lalu setelah itu Jennie masuk ke dalam kamarnya Tampa aba-aba Jennie membanting pintu nya dengan sangat keras menunjukan bahwa dia sangat marah

"Jannie! Tolong buka..kami hanya bertanya" ucap Rosie mengetuk pintu Jennie tapi tetap Jennie tidak merespon

Karena merasa tidak ada respon sama sekali Rosie memutuskan untuk membiarkan Jennie sampai amarahnya mereda "apa yang harus kita lakukan V?" Tanya Rosie sambil duduk

Victor ikut duduk di sebelah Rosie "lebih baik kita tunggu dia keluar lalu membicarakan tentang hubungan Jennie dan zayyan"

"Aku tau zayyan menurut Jennie adalah orang yang terbaik tapi aku masih khawatir, zayyan lebih muda dari Jennie dan memangnya zayyan sudah memiliki pekerjaan? Bagaimana zayyan hanya menginginkan harta kita saja?" Gerutu Rosie

"Aku juga berpikir seperti itu, aku takut Jennie di sakiti lagi.."

Rosie menghela nafas panjang
.

.

.

.
Tepat pada jam 8 malam Jennie keluar dari kamar nya dan menuju kamar mandi, rosie yang saat itu sedang berada di dapur melihat Jennie yang baru saja masuk menjadi sedikit lega karena melihat raut wajah Jennie yang sepertinya membaik. Rosie mendekap padanya

"Jennie aku ingin bicara" kata Rosie terlihat serius tapi Jennie menganggapnya lelucon

"Aku tidak punya waktu.."

Rosie mengerutkan keningnya

"Ayolah Jennie ini demi masa depan keluarga kita juga keluarga mu" Rosie menggapai tangan Jennie dan membawanya ke ruang tengah lalu duduk

Tidak lama datanglah Victor dari dalam kamarnya karena Rosie yang meneriakinya "Jennie..apa kau yakin zayyan bisa mendampingi mu sampai anak mu lahir sampai kau tua sampai kau mati?" Tanya Rosie mendengar pertanyaan dari Rosie itu Jennie menghela nafas pelan lalu menjawab

"Apa harus dua kali aku mengatakannya?" Perkataan itu menggambarkan bahwa memang zayyan pasti mendampingi Jennie sampai maut memisahkan

"J, dia belum bekerja dia lebih muda dari mu" ucap Victor

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang