Chapter 1

8.7K 402 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Lelaki bernama Fort Thitipong Sengngai duduk di depan ayahnya diruang kerja sang ayah, sorot matanya begitu tajam diwajahnya yang tampan, yang jelas dari ekspresinya ia tak suka keadaan saat ini

"Pa! Yang benar saja? Aku baru lulus SMA dan papa menyuruhku mengurus perusahaan sebesar ini dan sekaligus kuliah? Papa masih waras?" tanya Fort tajam, ia mengepal erat tangannya merasa ayahnya tak adil dan selalu membatasi kebebasannya

"Kau tak sendiri. Asisten pribadiku akan menjadi asistenmu dalam mengurus perusahaan, dia akan  mengajarmu semua aset dan saham bisnis ini, untuk menjadi pemimpin dibutuhkan pendidikan juga jadi kau akan mengurusnya sambil kuliah" bujuk sang ayah

"Papa kira segampang itu? Aku masih membutuhkan waktuku untuk bersenang-senang, bisakah aku kuliah tanpa harus mengurus perusahaan ini? Aku masih sangat muda untuk menjadi pemimpin " protesnya

"Tidak! Kau harus melakukan  keduanya, karena kakakmu sudah memutuskan menjadi seorang dokter, maka kau mau tak mau kuliah sambil membantuku mengurus perusahaan"

"Aku tak akan sanggup"

"Ada asisten, lagian aku harus mengurus bisnis kita diluar negeri. Maka tinggal kau yang bisa mengurusnya disini"

"Kalian membebaskan kakak menjadi dokter sedangkan aku dipaksa dengan ini semua? Kalian masih menganggap aku anak atau budak?"

"Ini semua milikmu! Kakakmu melepaskannya, jadi kau harus mengurus milikmu! Tidak ada bantahan lagi. Papa dan mama akan keluar negeri mengurus bisnis yang ada disana, jadi selama kami tidak bersamamu disini, jangan bertingkah sesuka hatimu" peringat sang ayah karena tau jelas sifat nakal anaknya

"Sial!!" umpat Fort menahan kesal, kalau seperti ini mau protes seperti apapun dia juga akan dipaksa

"Ketika kau makin dewasa, kau akan mengerti bahwa semua ini demi dirimu" ucap sang ayah melihat anak bungsunya itu keluar ruangan dengan  kesal.

.
.

Fort tau hidupnya tidak akan mudah, dia dipaksa bekerja di bisnis besar keluarganya yang membutuhkan pikiran, waktu, dan tenaga yang besar, disisi lain dia juga harus mengurus dirinya masuk universitas. Dia nyaris depresi, jadi bila ada waktu luang maka ia pakai bersenang-senang, seperti balapan bebas, minum alkohol, ke club malam bersama teman-temannya atau bermain dengan wanita atau pria cantik yang tentu pakai pengaman, dia selalu berhati-hati.

Hidup bebasnya hanyalah dibawa gemerlapnya malam, karena di pagi hingga sore hari hidupnya penuh dengan belajar bisnis diperusahaan oleh asisten ayahnya.

.
.

Peat wasuthorn mahasiwa universitas bisnis kini melihat daftar hadir ditangannya, dia adalah salah satu panitia dalam penyambutan mahasiswa baru di Fakultas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peat wasuthorn mahasiwa universitas bisnis kini melihat daftar hadir ditangannya, dia adalah salah satu panitia dalam penyambutan mahasiswa baru di Fakultas mereka

"Ada satu mahasiswa baru yang tidak hadir dalam ospek dan acara penyambutan mahasiswa baru kemarin" tunjuk Noeul sahabat baiknya disalah satu daftar yang kosong

"Fort Thitipong?  mahasiswa baru saja sudah melanggar aturan" kesal Peat karena acara penyambutan mahasiswa baru itu sangatlah penting untuk saling mengenal junior dan senior

"Oh dia tidak bisa ikut ospek dan penyambutan karena dia anak yang sibuk" ucap Boss, kekasih Noeul yang baru saja tiba untuk menjemput kekasihnya itu

"Anak baru lulus SMA memang sibuk apa?" heran Peat

"Dia bukan sembarang mahasiswa baru! Dia itu CEO muda kaya raya, teman bisnisku" jelas Boss

"Wah tampankah?" tanya Noeul kagum dan mendapat tatapan tajam dari Boss

"Hehee" cengir Noeul sadar Boss cemburu

"Mau siapapun dia, harusnya bila memilih fakultas dia harus ikut semua aturannya" kesal Peat

"Bagaimana lagi, dia orang sibuk" ucap Noeul pasrah

"Aku pulang duluan" lanjut Noeul menarik Boss pergi dari sana.

"Yang benar saja! Masih junior sudah belagu tak ikut ospek hanya karena anak orang kaya, cih" omel Peat sendiri sambil membereskan semua daftar hadir itu.

.
.

"Itu Fort!"

"Ya ampun gantengnya!"

"Dia kaya dan tampan, luar biasa"

saat fort turun dari mobil saat hari pertama masuk kampus, para mahasiswa berbisik-bisik mengaguminya, dari junior sampai senior. Hal biasa baginya.

"Fort, benarkan?" tanya seorang mahasiswa mendekatinya berusaha dekat padanya sepertinya itu seorang senior. Fort tersenyum seperti biasa, membuat mahasiswa itu salah tingkah karena senyuman mautnya

"Ya phi" jawab Fort melihat senior beralmamater itu

"Well, apakah kau mencari kelasmu? Untuk kuliah perdana semua mahasiswa baru kumpul di aula" jelasnya

"Terima kasih infonya phi" pamit Fort ia sudah tak bisa menahan senyum palsunya

"Nong, aku bisa mengantarmu kesana, kau mungkin tak tau dimana aulanya" tawar senior berparas cantik itu, ia begitu percaya diri karena dia adalah bintang kampus tahun ini, ia yakin juniornya itu akan tertarik padanya

"Um boleh" fort setuju toh dia juga masih baru dan tak tau letak aulanya.

.
.

Saat fort masuk kedalam ruang aula untuk mendengar sambutan rektor diatas sana, sebagian junior dan senior memandangnya kagum, dan beberapa memandangnya iri karena fort dikagumi oleh para kaum cantik dan imut di ruangan itu. Siapa yang tak mengenalnya, semua artikel memberitakan bahwa dia telah resmi menjadi CEO muda diperusahaan besar, dia kaya dan tampan. Tentu saja banyak yang mendambakannya bahkan hanya untuk sekedar tidur dengannya.

'Sungguh membosankan' batin Fort malas mendengar rektor terus berbicara didepan, dia hampir saja menguap. Ia melihat sekelilingnya, melihat beberapa senior beralmamater yang sekaligus panitia acara sedang sibuk-sibuknya, ada yang mengatur cemilan, air, dan lain-lain. Tak ada yang menarik perhatiannya, semua terlalu biasa.

Saat Fort hampir kabur saja dari sana, matanya tak sengaja melihat seseorang lelaki putih, imut, manis, dan bermata jernih berdiri di area pintu masuk, tadi sepertinya ia tak melihatnya saat masuk kesana. Terlihat dia memakai almamater dan Id card, bisa Fort pastikan dia pasti senior juga salah satu panitia acara. Fort tersenyum miring

'Sial! Cantik sekali, dia harus tidur denganku malam ini' batin Fort, saat mata mereka tak sengaja saling bertatap, senior itu memilih memalingkan pandangannya dengan ekspresi malas kearah lain tak peduli pada Fort yang masih terus menatapnya

'Menarik'




.
.

Tbc

Berikan vote ⭐

I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang