Chapter 16

260 25 0
                                    

"Lo temenan sama yang namanya Saka kan?" Hari minggu yang cerah ini akan Jayendra habiskan dengan main kerumah Nanda. Namun bukan tanpa alasan. Ia datang menemui temannya ini untuk sekalian meminta bantuan juga.

Kening Nanda berkerut setelah menoleh pada Jayendra. Dia terkejut temannya ini tahu soal temannya dari sekolah sebrang padahal Nanda sendiri merasa tidak pernah bercerita tentangnya.

"Kok lo bisa tahu gue punya temen namanya Saka?"

Jayendra mendesis, "tahu aja. Buruan kirimin gue kontaknya." Ujar Jayendra.

Sebenarnya Jayendra juga tak mengerti kenapa di ponselnya tak ada kontak Saka. Mungkin ketika kembali ke masa lalu semuanya di reset kembali. Data ponsel bahkan ingatan Nanda dan Saka mengenai permasalahan Arsa dan Reyan juga hilang seketika. Seolah memang Jayendra harus memulainya dari awal.

"Masalahnya gue gak punya, Jayendra. Emang mau ngapain sih?" Gerutu Nanda. Dia kembali memfokuskan atensinya pada layar ponselnya, dia tengah berbalas pesan dengan kekasih barunya.

"Ada urusan."

"Urusan apa?"

"Jangan kepo deh."

Kali ini Nanda menoleh lagi pada Jayendra. Namun bersamaan dengan suasananya yang mendadak hening tatapan Nanda juga mendingin, dengan wajah tanpa ekspresinya. Tapi Jayendra bisa tahu jika di dalam hatinya Nanda tengah mengumpatinya.

"Lu mau gue bantu gak sih? Ini baru aja gue mau minta ke temen gue yang satu sekolah sama Saka."

Jeyendra terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia tak bermaksud untuk merahasiakan masalah adiknya karena Jayendra sadar jika ia pasti akan membutuhkan sahabatnya ini juga. Namun sebelum semuanya berantakan lagi, Jayendra ingin menyelesaikannya satu persatu. Sekarang ia ingin berbicara dulu dengan Saka, tentu intinya ingin meminta bantuan.

"Nanti ada waktunya gue bakalan cerita sama lo. Maafin gue."

"Iye-iye."

Nanda kembali mengetikan sesuatu di layar ponselnya lalu selang lima menit nomor Saka terkirim pada ponsel Jayendra. Pemuda itu memukul pelan bahu Nanda sembari tersenyum lebar yang membuat parasnya terlihat lebih manis.

"Thank you bro!"

"Iye iye."

Lalu Jayendra mengambil helmnya beserta kunci motornya yang tersimpan di meja. Nanda mentapnya bingung.

"Lu mau kemana sekarang?"

"Pulang."

"Lu gabut banget pasti ya. Lu bisa wa gue aja buat minta kontak si Saka. Ngapain pake buang-buang bensin motor lo buat kesini."

Jayendra cuma cengengesan karena ia sadar dengan kebodohannya tapi ya, tadinya ia ingin berlama-lama disini. Namun sekilas ia melihat pesan yang dikirim kekasihnya itu yang meminta Nanda untuk membawanya jalan-jalan. Jadi takut menghalangi hari bahagianya Jayendra memilih pergi saja.

Namun Jayendra tak akan benar-benar pulang kerumah Ayahnya. Ia akan pulang menemui Arsa yang sepertinya sedang berada dirumah. Sebelum itu ia akan menghubungi Saka terlebih dahulu.

"Hallo." Sahut Saka disebrang setelah sambungannya terhubung.

"Hallo. Lo mungkin belum kenal gue. Jadi gue mau ngenalin diri gue dulu. Gue Jayendra."

"Ooke? Jadi ada apa?"

"Gue kakaknya Arsa. Temen deket lo disekolah."

Hening seketika. Mungkin memang sekarang Saka terkejut dan malah termenung. Tak tahu juga tapi melihat langit yang mulai menggelap Jayendra tak bisa berlama-lama.

Second chance | Jenric AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang