Chapter 27 (End)

518 37 2
                                    

Satu bulan kemudian, setelah Jayendra menyaksikan bagaimana adiknya yang tergeletak penuh darah di tanah. pada hari itu juga, ketika kembali membuka mata Jayendra sudah terbangun di masa depan.

Lagi-lagi dirinya terbangun di rumah sakit, dengan alat-alat medis disekitarnya untuk menunjangnya hidup ketika Jayendra dinyatakan koma. setelah ditabrak mobil di depan sekolah Arsa. pemuda itu juga baru satu minggu kemarin dibolehkan pulang, untuk sekarang Jayendra dan Ayahnya tinggal bersama Ibunya. Jayendra menyayangkan ketidak hadiran Arsa disini. karena kebersamaan ini yang dia dambakan. Arsa yang paling mau.

"Jayendra." Panggil Ayahnya pelan. Jayendra yang tengah duduk itu merasakan sentuhan dipundaknya. tentu tangan itu milik Ayahnya, dia baru saja keluar dari kamar Arsa dengan tas ranselnya di gandongannya.

Beliau duduk di salah satu kursi yang mengitari meja makan itu. Ayahnya menarik kursinya lebih dekat dengan Jayendra. menatap anak pertamanya dengan penuh kelembutan dan pengertian.

"Jayendra, Ayah mau pergi dulu. maaf karena Ayah udah berantakin kamar adik kamu." Ujar Ayahnya, lalu Jayendra mulai membalas tatapan Ayahnya.

"Ayah, Arsa gak suka kamarnya diberantakin."

"Iya nanti pulangnya Ayah beresin. Ayah cuma pengen cari bukti lagi. siapa tahu adik kamu ninggalin sesuatu yang bisa ngeberatin hukuman buat Reyan."

Memang sepertinya Saka melakukan perintah dari Jayendra dengan baik karena ketika Jayendra kembali ke masa depan, keesokan harinya Ayahnya bilang, jika ada yang mengirim video CCTV jatuhnya Arsa disekolah pada Guru BKnya. Dalam video itu terlihat, Jika Reyan jelas yang mendorong Arsa.

Memang dalam video itu tak terlihat jelas rupa Reyan disana namun mungkin dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki pihak polisi, tak tahu bagaimana tapi mereka juga bisa menebaknya. dari sana kasus kematian Arsa dibuka lagi, Arsa juga memberikan bukti-bukti yang ia kumpulkan ketika berada di masa lalu, dimana beberapa luka di tubuh Arsa dan juga video dimana adiknya itu di cekok minuman keras. Ayahnya bertanya dimana Jayendra mendapatkan itu dan Jayendra menjawabnya dengan "dari teman."

Dari sana pun Reyan langsung diamankan, beberapa hari lagi dia juga akan diadili di pengadilan. tentu seharusnya dia di hukum dengan berat meskipun umurnya masih dibawah umur.

"Terus Ayah nemuin sesuatu?" Tanya Jayendra yang dibalas dengan gelengan dari Ayahnya.

"Tapi Ayah nemuin surat sih, tulisan Arsa. perasaan Arsa ada disana. Ayah nemuin itu di bawah tempat tidur dia dan Ayah juga udah baca."

Ayahnya masih menatap Anak pertamanya itu begitu dalam. lalu merangkulnya dan menarik Jayendra kedalam pelukannya. Jayendra mulai mengeluarkan air matanya lagi karena wangi parfum yang digunakan Ayahnya. beliau memakai parfum milik Arsa, bahkan gelang yang selalu Arsa pakai juga dipakai juga olehnya. gelang itu pemberian dari Saka. memang gelang couple, ceritanya Saka ingin memberikannya pada pacarnya tapi keburu diajak putus jadi Saka memberikannya pada Arsa.

Jayendra tahu Ayahnya pasti merasa terpukul karena kematian dari Arsa yang begitu mendadak. mungkin semua perasaan buruk berkecamuk dalam benaknya, salah satunya rasa bersalah, rasa menyesal karena tak bisa merawat anak keduanya itu dengan baik  selama hidup Ayahnya tak sering menemui Arsa.

Sekarang Ayah dan Ibunya tahu alasan kenapa Reyan ingin membunuh Arsa. Mereka bahkan sempat ribut, Ayahnya menyalahkan Ibunya dan Ibunya tak bisa mengelak lagi, ia menyadari jika kebencian yang dirasakan Reyan berasal dari hubungannya dengan Ayahnya. meskipun Ibunya sendiri tak sepenuhnya salah karena Ayah Reyan bahkan tak bilang jika dia sudah beristri.

Sampailah sekarang Ibunya tak pernah keluar rumah. kesedihan masih mengurung dirinya. matahari di kehidupannya sudah pergi, dimatanya dunianya sekarang begitu gelap. dia tak mau pergi dari sana, seolah mengurung diri. menghukum dirinya sendiri dengan hanya makan lima huapan sehari. itu pun dengan sedikit paksaan dari Jayendra. pemuda itu tak mau Ibunya jatuh sakit atau bahkan menyusul adiknya karena tubuhnya  yang ikut mati karena sangat terpuruk. Arsa mengorbankan nyawanya untuk Ibunya dan Jayendra ingin marah karena sekarang Ibunya terlihat tak menghargai apa yang sudah Arsa lakukan.

Second chance | Jenric AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang