"Emang lo percaya kalo adik gue berani ngelukain dirinya sendiri?" Tanya Jayendra pada Saka. Mereka tengah berada di gang kecil dekat dengan sekolah Saka sekaligus Arsa.
Jayendra sengaja mengikuti adiknya ke sekolah, tentu secara diam-diam. Karena Arsa masih ingin merahasiakan keberadaan Jayendra dari teman-temannya. Jadi ketika Jayendra menawarkan diri untuk mengantar Arsa ke sekolah, Adiknya itu menolak dengan keras.
"Ya Enggak lah bang. Gue juga yakin kalo yang bikin luka itu Si Bara." Jawab Saka. Ia sedikit menjauhkan dirinya dari Jayendra yang tengah merokok. Ia tak ingin asap rokok itu menyentuh sedikit pun ke pakaiannya. Karena di gerbang sekolahnya ada Osis yang melakukan rajia. Jika salah satu dari anggota osis mencium bau rokok di tubuhya, habis sudah ia dibawa ke kesiswaan dan berurusan dengan pak Fahmi yang galak.
"Terus gue harus gimana?" Jayendra mendongkak, menunggu Jawaban dari Saka. Siapa tahu pemuda yang satu tahun lebih muda darinya itu memiliki saran untuk Jayendra. Selagi ia masih bisa berpikir dingin. Karena sebenarnya yang Jayendra ingin lakukan adalah memukuli orang bernama Bara itu sampai babak belur dan tak bisa berdiri.
Selama ini Jayendra bahkan tak pernah melakukan kekerasan yang membekas seperti itu pada Arsa. Ia tak berani meskipun sudah kepalang kesal dengan Arsa yang menyebalkan. Bukan karena takut pada Ayah dan Ibunya yang akan memarahi, tapi karena Jayendra sesayang itu pada Arsa.
"Balas dendam dengan kekerasan fisik kayaknya gak bakalan ngebuat dia berhenti ngelakuin kejahatannya. Kita harus hancurin dia sampe ke akar hidupnya. Gue yakin dengan begitu dia bakal jera." Ujar Saka. Dia sekilas menoleh pada Jayendra yang tengah mengutak-atik ponselnya.
Ia melihat tanggal disana, sudah tiga hari. Sebelas hari lagi sebelum kejadian Arsa terjun dari lantai lima sekolahnya. Namun itu juga bukan berarti Jayendra harus bersantai. Ia memikirkan saran dari Saka. Tentu Jayendra ingin melakukannya tapi sepertinya itu akan memakan banyak waktu jika harus tahu sampai mendalami kehidupan Bara kemudian menghancurkannya.
Jayendra hanya ingin rasa sakit yang Arsa rasakan ntah di fisik atau batinnya berhenti dari sekarang. Kemarin bahkan Arsa kembali tidak memberi tahu alasan kenapa dia melukai tangannya sendiri. Katanya ingin tidur karena cape. Jayendra tahu dia tengah berbohong tapi tetap saja ia ingin mendengar ceritanya.
Arsa benar-benar meninggalkannya dengan tidur dikamar. Dan Jayendra memilih pergi karena disuruh pulang oleh Ayahnya. Dan sebelum keluar rumah, Jayendra membersihkan lantai dulu yang warna putihnya ternodai oleh tetesan darah Arsa.
"Oke kalo Bara itu yang ngelakuin kekerasan ke Arsa. Tapi Reyan sama Kak Alden ngapain? Udah jelas juga kalo Bara mungkin ngelakuin itu dirumahnya, pasti disana juga ada Kak Alden sama Reyan."
Jayendra mengeluarkan asap dari mulutnya lalu menjatuhkan kuntung rokok yang sudah pendek itu dan menginjaknya. "Menurut lo mereka ada sangkut pautnya juga?"
Saka terlihat tak terlalu yakin dengan pemikirannya itu, "Kak Reyan tuh baik banget, gue rasa gak mungkin dia punya otak kriminal. Kalau pun Bara nyiksa si Arsa. Dia pasti jadi orang yang ngehentiin. Kalo kak Alden. Bisa jadi dalangnya, diliat dari gimana sifat dinginnya dia."
"Emang adek gue punya masalah sebelumnya sama si Alden itu atau Bara?" Jayendra menyebutnya tanpa embel-embel 'bang' karena yakin orang itu satu umur dengannya. Sama-sama kelas dua belas karena Arsa dan Saka menduduki kelas sebelas sekarang.
"Itu tuh masalahnya. Gue gak tahu. Kan gue udah bilang mereka tiba-tiba ngajak main Arsa terus." Jelas Saka.
Jayendra mengangguk paham, " oke, sekarang kita harus nyari tahu inti masalah mereka. Lo berani gak kalo perhatiin tingkah tiga orang itu Sama Arsa juga-- Saka," teman dari Arsa itu tak memperhatikan Jayendra dan malah berjalan semakin masuk kedalam gang. Tadi ia merasa mendengar suara rintihan seseorang yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second chance | Jenric AU
FanfictionJayendra sudah dipisahkan dengan Arsa - adiknya sedari kecil karena orang tua mereka berpisah. meskipun begitu, mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dan mereka juga sangat dekat karena itu. Namun suatu hari Jayendra mendapat kabar buruk ji...